MALANG – Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Lowokwaru Kota Malang menyelenggarakan Kajian Pranikah pada Minggu, 27 Juli 2025 pukul 09.00 WIB-selesai di Aula SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jl. Baiduri Sepah No. 27, Tlogomas.
Mengusung tema “Nikah Dulu atau Mapan Dulu?” kegiatan ini dihadiri oleh Muhammad Gigih Wijaya selaku Ketua PCPM Lowokwaru Kota Malang dan digelar sebagai respons terhadap keresahan generasi muda yang kerap dihadapkan pada pertanyaan mengenai kesiapan menikah di tengah tantangan zaman.
Ia menyampaikan bahwa kajian pranikah yang diselenggarakan bukan hanya bertujuan untuk menjawab dilema klasik seputar pernikahan, seperti memilih antara menikah dulu atau mapan dulu. Menurutnya, persoalan pernikahan tidak bisa dilihat hanya dari sisi ekonomi semata, tetapi perlu dipahami secara menyeluruh.
Ia menekankan bahwa kegiatan ini difokuskan untuk memberikan bekal kepada generasi muda agar memiliki kesiapan yang utuh sebelum memutuskan menikah. Kesiapan tersebut mencakup aspek mental, spiritual, dan sosial, sehingga para pemuda dapat menjalani pernikahan dengan lebih matang dan bertanggung jawab.
“Kajian pranikah ini bukan sekadar menjawab pertanyaan nikah dulu atau mapan dulu, tapi lebih pada membekali generasi muda agar siap secara mental, spiritual, dan sosial ketika memutuskan untuk menikah,” ujarnya.
Baca Juga: HIPMI Kabupaten Malang Lantik Pengurus Baru Periode 2024-2027
Gigih juga menyoroti fenomena banyaknya anak muda yang merasa ragu untuk menikah karena belum merasa mapan secara finansial. Ia melihat bahwa tekanan sosial dan standar ekonomi sering kali menjadi alasan utama yang membuat generasi muda menunda pernikahan.
Namun, menurutnya, kesiapan dalam pernikahan tidak hanya diukur dari segi materi. Justru pemahaman yang benar, komitmen untuk saling belajar, serta kemauan untuk tumbuh bersama pasangan adalah aspek yang jauh lebih penting dalam membangun rumah tangga yang sehat dan berkelanjutan.
“Banyak anak muda ragu menikah karena faktor ekonomi atau belum mapan. Padahal, kesiapan itu tidak hanya soal materi, tapi juga tentang pemahaman, komitmen, dan kemauan untuk tumbuh bersama pasangan.,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gigih juga memperkenalkan program baru bernama RUANG TAMU (Ruang Taaruf Kamu). Program ini dirancang sebagai bentuk ikhtiar untuk memfasilitasi proses taaruf yang aman dan terarah, khususnya bagi para pemuda Muhammadiyah dan masyarakat umum.
Ia menjelaskan bahwa RUANG TAMU diharapkan mampu menjadi ruang yang sehat secara psikologis dan religius, sekaligus sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam menjembatani langkah awal menuju pernikahan. Program ini menjadi solusi alternatif di tengah kekhawatiran banyak pemuda akan proses mencari pasangan yang sesuai secara syar’i dan sosial.
“Lewat program RUANG TAMU (Ruang Taaruf Kamu), kami ingin memberikan ruang yang sehat, aman, dan terarah bagi pemuda Muhammadiyah maupun masyarakat umum dalam menjalani proses taaruf sesuai dengan nilai-nilai Islam.,” pungkasnya.













