Breaking

FDI Indonesia Anjlok 6,95% di Kuartal II, Terendah Sejak Pandemi 2020

infomalang.com/ JAKARTA – Penanaman modal asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di Indonesia mencatat penurunan signifikan pada kuartal kedua tahun 2025. Berdasarkan data Kementerian Investasi yang dirilis Selasa (29/7/2025), realisasi FDI mencapai Rp202,2 triliun atau setara dengan 12,3 miliar dolar AS. Angka ini menunjukkan kontraksi sebesar 6,95 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sekaligus menjadi penurunan terdalam sejak kuartal pertama tahun 2020 yang kala itu turun 9,2 persen.

Menteri Investasi, Rosan Roeslani, dalam konferensi pers menjelaskan bahwa menurunnya FDI tak lepas dari faktor geopolitik global yang semakin menekan minat investor asing untuk menanamkan modalnya. “Tidak dapat disangkal bahwa geopolitik telah memengaruhi investasi secara signifikan di seluruh dunia,” ujar Rosan. Meski begitu, ia menegaskan pemerintah tetap optimis dapat mencapai target investasi tahunan.

Geopolitik dan Dampaknya pada Investasi

Salah satu faktor utama yang memengaruhi iklim investasi di Indonesia adalah meningkatnya tensi geopolitik global. Pada awal April 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif baru terhadap impor barang senilai triliunan dolar, termasuk produk dari Indonesia. Tarif ini awalnya mencapai 32 persen, sebelum diturunkan menjadi 19 persen setelah kedua negara mencapai kesepakatan bulan ini. Kebijakan tersebut tentu memengaruhi persepsi investor terhadap stabilitas perdagangan Indonesia di mata global.

Meningkatnya ketidakpastian global membuat persaingan antarnegara dalam menarik investasi menjadi semakin ketat. Rosan menyebut bahwa kondisi tersebut menjadi tantangan baru bagi Indonesia untuk menjaga daya saingnya. “Kondisi global saat ini memang memperketat persaingan antarnegara untuk menarik investasi. Namun, kami terus berupaya memastikan iklim investasi yang kondusif agar target tetap tercapai,” tambahnya.

Baca Juga:Losari Culture Fest Meriah, Polsek Singosari Jaga Ketertiban Acara

Tren dan Distribusi FDI

Jika dilihat dari sektor penerima, beberapa industri masih menjadi tujuan utama penanaman modal asing. Industri logam dasar, pertambangan, jasa, transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi tercatat sebagai sektor terbesar yang menyerap investasi. Singapura, Hong Kong, dan Cina menjadi tiga negara teratas penyumbang FDI ke Indonesia pada periode April–Juni 2025.

Meski ada penurunan di sektor FDI, secara keseluruhan investasi di Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri, masih mencatatkan angka positif. Hingga Juni 2025, total investasi mencapai Rp943 triliun atau hampir setengah dari target tahunan sebesar Rp1.905,6 triliun. Pada kuartal kedua saja, total investasi langsung tercatat Rp477,7 triliun dan berhasil menciptakan 665.764 lapangan pekerjaan baru.

Optimisme Pemerintah di Tengah Tantangan

Meskipun angka FDI mengalami kontraksi, pemerintah tetap optimis bahwa target investasi tahun ini bisa tercapai. Rosan menekankan adanya kenaikan impor barang modal yang mengindikasikan peningkatan pembangunan fasilitas produksi. “(Impor) barang modal meningkat, artinya pembangunan pabrik baru juga akan meningkat. Insya Allah, target investasi akan tercapai,” jelasnya.

Optimisme tersebut didukung oleh proyek-proyek strategis yang tengah berjalan serta berbagai upaya deregulasi untuk mempermudah proses investasi. Pemerintah berencana memperluas insentif fiskal, memperkuat kerja sama bilateral, dan memanfaatkan potensi pasar domestik yang besar sebagai daya tarik tambahan bagi investor.

Peran Investor Domestik dan Sinergi Nasional

Pemerintah juga menilai peran investor domestik menjadi semakin penting untuk menjaga stabilitas investasi di tengah ketidakpastian global. Dengan kontribusi besar dari perusahaan dalam negeri, Indonesia mampu menyeimbangkan dampak penurunan FDI. Investasi dari sumber domestik turut mendorong pertumbuhan sektor-sektor prioritas seperti infrastruktur, energi terbarukan, serta teknologi informasi.

Penguatan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan mitra internasional menjadi kunci agar realisasi investasi di Indonesia tetap tumbuh positif. Dengan potensi pasar yang luas, ketersediaan tenaga kerja, dan komitmen pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi, Indonesia masih menjadi destinasi menarik bagi investor jangka panjang.

Harapan ke Depan

Di tengah tekanan eksternal, pemerintah berkomitmen untuk terus menciptakan kebijakan yang pro-investasi. Langkah-langkah strategis seperti mempercepat perizinan, memperkuat perlindungan hukum bagi investor, dan meningkatkan kualitas infrastruktur diyakini dapat memperbaiki kepercayaan pasar.

Dengan kombinasi antara perbaikan struktural dan optimisme pemerintah, diharapkan penurunan FDI pada kuartal kedua ini hanya bersifat sementara. Pemerintah berharap kinerja investasi akan kembali menguat pada kuartal berikutnya, seiring membaiknya situasi geopolitik dan implementasi kebijakan pendukung.

Baca Juga:96 Siswa Sekolah Rakyat Malang Menempuh Pendidikan di Kota dan Batu, Gedung Masih Proses