Breaking

Cerdas Digital dan Peduli Sosial, Pelatihan Taruna Melati 2 Cetak Kader Unggul IPM Kabupaten Malang

infomalang.com/,Kabupaten Malang – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Malang mengambil langkah progresif dalam mencetak kader-kader unggul yang siap menghadapi tantangan zaman. Selama tiga hari, mulai 1 hingga 3 Agustus 2025, puluhan pelajar yang tergabung dalam IPM digembleng dalam Pelatihan Kader Muda Taruna Melati 2. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada penguatan organisasi, tetapi juga pada pengembangan kepekaan sosial dan kecakapan digital, dua kompetensi krusial bagi generasi muda di era modern.

Pelatihan yang diikuti oleh 33 peserta terpilih dari berbagai daerah di Jawa Timur ini dipusatkan di Pondok Pesantren Internasional (PPI) Abdul Malik Fadjar, Karangploso, Kabupaten Malang. Damar Ravisya, Ketua PD IPM Kabupaten Malang sekaligus penanggung jawab pelatihan, menjelaskan bahwa para peserta merupakan delegasi kader pilihan yang telah melalui seleksi terbuka sebelumnya. “Pelatihan Taruna Melati 2 ini, selain penguatan keorganisasian IPM, juga menguatkan kemampuan kepeloporan kader pada kepekaan dan adaptasi terhadap berbagai tantangan di tengah-tengah masyarakat,” jelas Damar.

Belajar Langsung dari Lapangan: Mengurai Realitas Sosial

Pelatihan ini dirancang untuk melampaui batas-batas teori di ruang kelas. Selama tiga hari, para kader muda IPM meningkatkan pengetahuan mereka, terutama dalam hal analisis dan pemecahan masalah sosial. Mereka juga memperdalam nilai-nilai kepeloporan yang menjadi identitas pelajar Muhammadiyah. Uniknya, pelatihan ini mengusung konsep khas Jepang bertema Naruto, di mana setiap peserta diibaratkan sebagai pejuang muda yang harus menyelesaikan berbagai misi pelatihan.

Salah satu misi penting yang harus diselesaikan adalah terjun langsung ke lapangan, tepatnya di kawasan wisata Kayutangan Heritage, Kota Malang, pada Minggu (3/5/2025). Di sana, para peserta melakukan observasi dan wawancara dengan warga serta pelaku wisata setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan mereka dalam memahami realitas sosial yang ada di sekitarnya. Mereka tidak hanya melihat masalah dari permukaan, tetapi juga berusaha mendalaminya secara langsung.

Baca Juga:Kota Malang Pastikan Tidak Ada Pengajar Sekolah Rakyat yang Mundur, Justru Kekurangan Tenaga

Saat terjun ke masyarakat, para kader IPM juga ditugaskan untuk menerapkan pendekatan apresiasi inquiry. Pendekatan ini adalah metode yang fokus pada penggalian informasi secara mendalam dengan empati. Tujuannya bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk menemukan potensi dan merumuskan solusi yang relevan. Dengan cara ini, kader IPM tidak hanya akan cakap secara teori, tetapi juga memiliki kemampuan berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memahami fenomena kehidupan secara nyata.

“Kami ingin kader IPM belajar bahwa menjadi pelopor tidak harus selalu bersuara lantang. Tindakan nyata yang berdampak, sekecil apapun, adalah bentuk kontribusi yang paling bermakna,” ujar Antita, salah satu anggota panitia pelatihan. Pernyataan ini menunjukkan visi bahwa kepeloporan sejati lahir dari aksi nyata yang memberikan manfaat, bukan sekadar kata-kata.

Menguasai Dakwah Digital di Era VUCA

Di era yang penuh gejolak ini, kemampuan digital menjadi keharusan. Oleh karena itu, sebelum terjun ke lapangan, para peserta juga dibekali dengan materi tentang Dakwah Digital Pada Era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Materi ini disampaikan langsung oleh praktisi dan pegiat literasi media dari TIMES Indonesia.

Pembekalan ini sangat penting, mengingat bahwa setiap muslim memiliki fitrah untuk menyukai hal-hal baik. Di tengah arus deras digitalisasi, praktik-praktik baik ini harus disampaikan dengan cara yang benar dan bertanggung jawab, terutama melalui media dan media sosial. Para kader diajarkan bagaimana memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan dakwah secara efektif, relevan, dan etis, sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak luas tanpa menimbulkan misinformasi atau perpecahan.

Dakwah Digital di Era VUCA tidak hanya mengajarkan cara menggunakan media sosial, tetapi juga melatih kader untuk berpikir kritis dan bijak dalam menyaring informasi, membangun narasi positif, dan menciptakan konten yang menginspirasi. Ini adalah persiapan penting untuk menjadi pemimpin dan pelopor yang cerdas digital, mampu beradaptasi dengan perubahan, dan tetap teguh pada prinsip-prinsip kebaikan di tengah ketidakpastian.

Dengan kombinasi unik antara praktik langsung di lapangan untuk mengasah kepekaan sosial dan materi strategis untuk menguasai dunia digital, Pelatihan Kader Taruna Melati 2 IPM Kabupaten Malang telah berhasil menciptakan profil kader yang unggul dan komprehensif. Mereka tidak hanya dibekali dengan ilmu keorganisasian, tetapi juga dengan jiwa kepeloporan yang peduli sosial dan kemampuan digital yang mumpuni. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik, di mana kader muda Muhammadiyah bisa menjadi agen perubahan yang positif dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Baca Juga:Etanol Ramah Lingkungan: Peneliti UI Ubah Daun Kaliandra Jadi Aditif Bahan Bakar 2025