Breaking

Bantengan Nuswantara ke-17, Ikon Budaya Kota Batu yang Gaet Wisatawan Mancanegara

Ribuan seniman dan pecinta budaya dari dalam maupun luar negeri tumpah ruah di Kota Batu, Jawa Timur, dalam perhelatan akbar Bantengan Nuswantara Trance Festival ke-17 yang digelar pada Minggu, 3 Agustus 2025. Acara tahunan ini menjadi momen spektakuler yang menampilkan keunikan seni Bantengan, serta mempertemukan para pelaku seni dari berbagai penjuru dunia dalam semangat pelestarian budaya nusantara.

Sebanyak 135 kontingen ambil bagian dalam karnaval ini. Mereka tidak hanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga dari mancanegara. Ketua Bantengan Nuswantara, Agus Riyanto, menyebut bahwa tahun ini festival diikuti oleh seniman dari 14 negara, termasuk Chili, Australia, Kolombia, Jepang, Hongkong, Malaysia, dan India.

“Mereka sudah aktif berpartisipasi sejak 2009. Kami rutin menjalin silaturahmi, saling mengunjungi antara satu negara dan lainnya dalam berbagai gelaran Bantengan,” ujar Agus.

Karnaval dimulai dari kawasan Stadion Brantas dan berakhir di rumah dinas Wali Kota Batu, melewati sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Sultan Agung, Jalan Agus Salim, Alun-Alun Kota Batu, Jalan Gajah Mada, hingga Jalan Panglima Sudirman.

Festival budaya ini tak hanya memikat dengan aksi teatrikal para seniman. Ia juga menghadirkan atmosfer magis yang menyatu dalam dentuman gamelan, suara cambuk yang menderu, dan tarian trance khas Bantengan. Tak sedikit peserta yang mengalami trance atau “ndadi”, menambah aura mistis dalam parade yang ditonton puluhan ribu penonton tersebut.

Menurut Agus, Bantengan Nuswantara Trance Festival bukan hanya ajang seni, tetapi juga gerakan nyata untuk menjaga kelestarian warisan budaya leluhur. Perkembangannya sangat pesat, terbukti dari partisipasi seniman dari Malang Raya, Blitar, Mojokerto, Lumajang, hingga Bandung dan Solo.

Untuk menjaga kelancaran acara, panitia menerapkan aturan tampil maksimal tiga menit per kontingen di panggung kehormatan. Ini dilakukan agar jadwal karnaval tidak molor seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Pengalaman tahun lalu jadi pelajaran. Jumlah peserta sangat banyak, dan acara berlangsung sampai malam. Maka tahun ini harus lebih tertib,” tambah Agus.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto, menyampaikan bahwa kesenian Bantengan telah lama menjadi identitas budaya masyarakat Batu. Bahkan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.

“Event ini menjadi sarana agar Bantengan dikenal bukan hanya sebagai atraksi lokal, tapi juga sebagai bagian dari destinasi wisata budaya berskala internasional,” kata Onny.

Baca Juga: Mbah Wagimun 79 Tahun Raup Untung Rp10 Juta dari Mengemis di Depan Minimarket

Bantengan Nuswantara Trance Festival 2025 mengusung tema “Nyawiji Kawulo Lestari Widodo,” sebuah filosofi mendalam yang mengajak masyarakat dan pelaku seni untuk bersatu dalam upaya pelestarian budaya.

Pemkot Batu sendiri telah menargetkan pengembangan pariwisata berbasis budaya sebagai salah satu pilar utama. Oleh karena itu, even seperti Bantengan menjadi tulang punggung dalam mewujudkan visi menjadikan Batu sebagai Kota Wisata Budaya.

“Festival ini tidak hanya menyedot perhatian wisatawan, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi daerah. UMKM, PKL, dan pelaku ekonomi kreatif sangat terbantu,” jelas Onny.

Wali Kota Batu, Nurochman, juga turut memberikan apresiasi terhadap para seniman yang terlibat. Ia memastikan bahwa Pemkot akan terus mendukung kegiatan kesenian semacam ini sebagai bagian dari pelestarian potensi lokal.

“Selain menjadi ruang ekspresi, Bantengan juga terbukti memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Ini harus terus difasilitasi dan dikembangkan,” ujarnya.

Di sisi lain, Polres Batu turut mengerahkan 114 personel untuk mengatur lalu lintas dan mengamankan jalannya acara. Kabag Ops Polres Batu, Kompol Anton Widodo, menjelaskan bahwa pengamanan dilakukan dalam dua shift, pagi dan malam, serta fokus pada titik-titik rawan kemacetan seperti simpang empat BCA dan Jalan Trunojoyo.

“Kami imbau pengendara untuk menggunakan jalur alternatif dan mematuhi arahan petugas demi kelancaran bersama,” tegas Anton.

Dengan antusiasme yang terus meningkat, tidak berlebihan jika Bantengan Nuswantara Trance Festival dinilai sebagai salah satu karnaval budaya paling meriah di Jawa Timur. Ke depan, festival ini digadang-gadang akan menjadi daya tarik utama dalam kalender wisata budaya nasional maupun internasional.

Baca Juga: Pelat Nomor Motor Dimanipulasi? Hati-Hati, Bisa Masuk Penjara hingga 6 Tahun!