Breaking

Langit Biru Tanpa Kapal, Nelayan Sendangbiru Malang Kesulitan Melaut Akibat Kelangkaan Solar Subsidi

infomalang.com/,MALANG – Pemandangan di Pelabuhan Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang kini tidak lagi semarak seperti biasanya. Aktivitas melaut para nelayan terganggu, bukan hanya karena kondisi cuaca ekstrem dan badai yang mengancam, tetapi juga karena masalah yang lebih mendasar: kelangkaan BBM Solar Subsidi. Kondisi ini menciptakan tantangan ganda yang membuat para nelayan setempat kesulitan untuk mencari nafkah, mengancam mata pencarian mereka di tengah musim panen ikan yang seharusnya datang.

Kelangkaan Solar dan Antrean Panjang yang Mencekik

Salah satu nelayan Pelabuhan Sendangbiru, El Nanang Jefri Susanto, mengungkapkan keresahan yang dirasakan oleh dirinya dan rekan-rekan seprofesi. Menurutnya, saat ini para nelayan sangat sulit mendapatkan pasokan BBM Solar Subsidi yang menjadi bahan bakar utama kapal mereka. “Untuk mendapatkan BBM Solar Subsidi, sudah dikelola oleh KUD. Namun, kondisinya sekarang sering terlambat, sering antri,” ujar Jefri kepada Ketik, Minggu, 3 Agustus 2025.

Kondisi kelangkaan dan pembatasan pasokan ini secara langsung mengganggu aktivitas melaut para nelayan. Untuk kapal nelayan berjenis Pleret yang mereka gunakan untuk mencari ikan, BBM Solar Subsidi adalah kebutuhan vital. Jefri menjelaskan bahwa dahulu, akomodasi untuk satu kapal bisa dijatah hingga 30 jerigen. Namun, dengan kondisi sekarang, mereka harus memutar otak agar bisa melaut.

Jumlah BBM yang dibutuhkan untuk sekali melaut juga sangat bergantung pada sebaran ikan. Biasanya, mereka membutuhkan setidaknya 20 jerigen BBM untuk sekali melaut. Namun, jika ikan berada di lokasi yang jauh, jumlah tersebut jelas tidak mencukupi. “Itu tergantung ikannya. Kalau ikan dekat, ya cukup. Kalau ikan jauh (solar) ya kurang,” terangnya. Ketidakpastian ini membuat para nelayan terpaksa membatasi area tangkapan mereka, meskipun mereka tahu ada banyak ikan di lokasi yang lebih jauh.

Upaya Alternatif dan Harapan Solusi Khusus

Lantaran kesulitan mendapatkan solar di tempat biasanya, Jefri mengaku nelayan pernah mencoba mengambil BBM Solar Subsidi di wilayah lain, seperti di SPBU di Kecamatan Bantur dan Kecamatan Turen. Namun, upaya mereka ini justru mendapatkan penolakan dari para pengemudi truk tebu yang juga membutuhkan solar. Kondisi ini menyoroti minimnya solusi yang tersedia bagi para nelayan.

Baca Juga:Ramalan Mengejutkan! The Fed Bakal Potong Suku Bunga Tahun Depan?

Jefri pun berharap ada solusi jangka panjang dari pemerintah. “Sudah ada KUD tapi kendalanya ya itu terbatas. Mungkin kalau ada SPBU khusus nelayan kami bisa terbantu,” katanya. Harapan akan adanya SPBU khusus nelayan ini muncul sebagai solusi yang dinilai paling efektif untuk mengatasi kelangkaan dan antrean yang panjang. Dengan adanya fasilitas khusus, pasokan BBM untuk nelayan akan lebih terjamin, dan aktivitas melaut bisa kembali normal tanpa harus bersaing dengan sektor lain.

Dampak Ganda: Solar Langka dan Cuaca Buruk

Masalah kelangkaan solar ini menjadi semakin parah dengan adanya faktor alam yang tak bisa diprediksi. Jefri menjelaskan bahwa selain kesulitan mendapatkan BBM, para nelayan juga harus menghadapi cuaca buruk dan badai yang tidak menentu. “Ada badai, cuaca tidak menentu. Kami update kondisi cuaca melalui aplikasi,” tuturnya.

Kombinasi antara kelangkaan BBM dan cuaca ekstrem ini membuat hasil tangkapan ikan menjadi jauh dari harapan. Saat kondisi normal, para nelayan biasanya bisa mendapatkan ikan hingga 2 ton dalam sekali melaut. Namun, dengan kondisi yang ada sekarang, mereka hanya bisa bersyukur jika mendapatkan 200 kilogram ikan.

Padahal, menurut Jefri, saat ini seharusnya sudah mulai musim panen ikan, dengan perayaan petik laut yang biasanya jatuh pada bulan September. Namun, dengan kondisi yang tidak mendukung, mereka tidak bisa memanfaatkan momen panen ini secara maksimal. Kerugian yang dialami para nelayan tidak hanya sebatas materiil, tetapi juga hilangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang melimpah di musim panen.

Perlunya Perhatian Serius dari Pemerintah

Situasi yang dihadapi oleh nelayan Sendangbiru adalah cerminan dari masalah yang lebih luas, yaitu ketidakstabilan pasokan BBM subsidi yang sangat vital bagi sektor-sektor strategis seperti perikanan. Keberlanjutan mata pencarian ribuan nelayan dan ketahanan pangan lokal sangat bergantung pada ketersediaan solar yang memadai.

Pemerintah Kabupaten Malang, dan juga pemerintah pusat, perlu segera mengambil tindakan serius untuk menanggapi keluhan para nelayan ini. Solusi jangka pendek seperti memastikan pasokan solar di KUD selalu tersedia, dan solusi jangka panjang seperti pembangunan SPBU khusus nelayan, perlu dipertimbangkan secara matang. Pemberdayaan nelayan tidak hanya sebatas program pelatihan, tetapi juga menjamin ketersediaan sarana prasarana vital yang mendukung aktivitas ekonomi mereka. Dengan adanya perhatian yang lebih serius, diharapkan para nelayan Sendangbiru bisa kembali melaut dengan tenang, memanfaatkan musim panen ikan, dan mewujudkan kesejahteraan bagi keluarga mereka.

Baca Juga:Raih Puncak Ekonomi Syariah Global! BSI Siap Goyang Dunia di GIFS 2025!