MALANG – Sebuah banner imbauan berbahasa Jawa khas Malangan mencuri perhatian pengendara yang melintas di kawasan Jembatan Pelor, Kota Malang.
Banner tersebut menampilkan pesan yang tak biasa namun langsung menyentil:
“Koyok celeng! Ndelujur ae gak tolah-toleh. Ono wong nyabrang, mendelik matane!”
Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, kalimat itu berarti:
“Kayak babi! Maju terus aja tidak lihat-lihat. Ada orang menyebrang, matanya cuma melotot.”
Tulisan tersebut sontak menjadi sorotan, bukan hanya karena bahasanya yang nyeleneh, tetapi juga karena pesan yang disampaikan sangat relevan dengan kondisi lalu lintas di lokasi tersebut.
Jembatan Pelor memang dikenal sebagai salah satu titik yang padat dan sering dilalui warga, termasuk pejalan kaki yang hendak menyeberang.
Imbauan ini diduga ditujukan kepada para pengendara yang sering melaju tanpa memperhatikan sekitar, hingga membahayakan pengguna jalan lain.
Baca Juga: Sebuah Truk Terguling di Flyover Kotalama Malang pada Senin Sore
Dengan gaya bahasa yang ceplas-ceplos dan khas warga Malang, pesan ini dinilai lebih mengena ketimbang peringatan formal.
“Kadang tulisan resmi itu diabaikan. Tapi kalau pakai bahasa gini, langsung bikin mikir, sekaligus ketawa juga,” ujar salah satu warga sekitar yang mengaku hampir setiap hari melintas di jembatan tersebut.
Unggahan foto banner itu pun mulai viral di media sosial. Banyak netizen menilai cara tersebut unik dan kreatif, bahkan bisa menjadi inspirasi untuk kampanye keselamatan di titik-titik rawan lainnya.
“Iya memang kadang tidak tidak mau mengalah motornya,” ujar akun @anam***.
“Lah orang kalau dikasih tahu pakai Bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak digubris kok,” ujar akun @lala***.
“Beberapa kali diberikan kalimat bagus gak paham. Ya bagus gini disarkasi,” ujar akun @kun***.
Hingga kini, belum diketahui siapa yang memasang banner tersebut. Namun, inisiatif ini menuai banyak pujian karena berhasil menyampaikan pesan keselamatan lalu lintas dengan cara yang segar, kontekstual, dan membumi.
Pesan sederhana namun tajam ini menjadi pengingat bahwa keselamatan di jalan bukan hanya soal rambu, tapi juga soal kesadaran.
Dan terkadang, bahasa sehari-hari yang jujur dan apa adanya bisa menjadi cara paling efektif untuk mengetuk hati para pengguna jalan.
Baca Juga: Mbah Wagimun 79 Tahun Raup Untung Rp10 Juta dari Mengemis di Depan Minimarket















