Breaking

Investigasi Kecelakaan Pesawat Latih di Bogor: TNI AU Bentuk Tim Khusus Usai Gugurnya Marsma Fajar (6/8/2025)

InfoMalang Kecelakaan pesawat latih yang merenggut nyawa Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsma TNI Fajar Adriyanto, menjadi sorotan publik. Pesawat jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 tersebut mengalami kerusakan parah hingga lebih dari 50 persen setelah terjatuh di kawasan Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025) pagi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, mengungkapkan bahwa kerusakan pada pesawat cukup signifikan. “Kerusakannya lebih dari 50 persen, bisa dibilang hampir separuh habis,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).

Baca Juga: Momen Seorang Anak Rela Terjun ke Air Demi Layangan yang Putus

Pesawat dalam Kondisi Laik Terbang

Meski kecelakaan ini menimbulkan duka yang mendalam, Nyoman menegaskan bahwa pesawat latih milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) tersebut dalam kondisi baik sebelum kejadian. Pesawat bahkan sempat digunakan untuk penerbangan lain pada pagi hari sebelum Marsma Fajar melakukan latihan.

“Pesawatnya bagus, karena paginya sudah terbang. Beliau (Marsma Fajar) terbang sebagai penerbangan kedua. Penerbangan pertama sudah selesai tanpa kendala,” jelasnya.

Pesawat itu diketahui memiliki Surat Izin Terbang (SIT) resmi dengan nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Hal ini menunjukkan bahwa penerbangan telah memenuhi prosedur dan kelayakan administratif.

Kronologi Kejadian

Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pada pukul 09.08 WIB untuk melaksanakan latihan profiensiensi penerbangan olahraga dirgantara. Dalam penerbangan tersebut, Marsma TNI Fajar berperan sebagai pilot, sedangkan Roni sebagai kopilot.

Namun, pada pukul 09.19 WIB, dinyatakan hilang kontak. Setelah dilakukan pencarian, pesawat ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana, Ciampea, Bogor. “Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan kemudian ditemukan jatuh,” kata Nyoman.

Dalam kejadian tragis tersebut, Marsma TNI Fajar gugur di lokasi kejadian, sedangkan Roni mengalami luka berat dan kini masih mendapatkan perawatan intensif.

Pembentukan Tim Khusus Investigasi

Untuk mengungkap penyebab kecelakaan tersebut, TNI AU membentuk tim khusus yang bertugas melakukan penyelidikan mendalam. Tim ini akan menganalisis berbagai aspek, mulai dari kondisi teknis pesawat, cuaca, hingga prosedur penerbangan yang dijalankan.

“Tim khusus sudah dibentuk untuk melakukan investigasi. Sampai saat ini belum ada hasil yang bisa dipublikasikan, karena proses penyelidikan masih berjalan,” ungkap Nyoman.

Hasil investigasi diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai penyebab kecelakaan, serta menjadi dasar perbaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Pemakaman Marsma TNI Fajar

Jenazah Marsma TNI Fajar dimakamkan di TPU Monyetan, Jalan Bengawan Solo, Kota Probolinggo, Jawa Timur, pada Senin (4/8/2025). Upacara pemakaman dilakukan dengan penghormatan militer, mengingat jasa dan pengabdian almarhum selama bertugas di TNI AU.

Kabar duka ini juga menggemparkan kalangan rekan dan sahabat almarhum. Sehari sebelum kejadian, Marsma Fajar diketahui masih aktif berkomunikasi dengan grup alumni sekolahnya. Pesan terakhir tersebut kini menjadi kenangan mendalam bagi orang-orang terdekatnya.

Perlu Evaluasi SOP Penerbangan Latih

Kecelakaan ini menimbulkan desakan dari berbagai pihak agar prosedur penerbangan latihan diperketat. Beberapa legislator menilai perlunya evaluasi menyeluruh terhadap SOP penerbangan olahraga dirgantara, khususnya yang melibatkan pesawat latih milik FASI.

Pengamatan penerbangan pentingnya pemeriksaan komprehensif, termasuk pemeliharaan berkala pesawat, pengawasan penerbangan, serta manajemen risiko. “Meski pesawatnya laik terbang, perlu ada peningkatan pengawasan agar potensi bahaya dapat diminimalkan,” ujar seorang analis penerbangan.

Duka Mendalam Bagi Dunia Dirgantara

Kepergian Marsma TNI Fajar menjadi kehilangan besar bagi dunia dirgantara Indonesia . Sosoknya dikenal sebagai pelari yang posisinya tinggi dalam memajukan penerbangan nasional, khususnya pada bidang olahraga dirgantara.

Pihak TNI AU berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk memperkuat sistem keselamatan penerbangan. Selain itu, TNI AU mengimbau seluruh pihak terkait untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap standar keselamatan dalam setiap misi penerbangan.

“Ini duka bagi kita semua, namun juga menjadi pengingat agar aspek keselamatan selalu menjadi prioritas,” tutup Nyoman.

Dengan penyelidikan yang sedang berjalan, masyarakat menantikan hasil resmi yang diharapkan mampu menjawab penyebab tragedi ini. Semoga acara ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan keselamatan dalam dunia penerbangan olahraga di Indonesia.

Baca Juga: Hotel di Amerika Serikat Pakai Resepsionis Virtual dari India, Check-in Melalui Video Call