InfoMalang – Jakarta International Stadium (JIS), stadion megah yang sempat menuai kritik karena sepi pengunjung, kini bertransformasi menjadi salah satu lokasi favorit penyelenggaraan konser, terutama konser musik K-Pop yang tengah digandrungi generasi muda. Perubahan ini tidak terjadi begitu saja, melainkan hasil dari upaya serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung.
Pramono memiliki visi besar menjadikan Jakarta International Stadium lebih hidup dan dikenal luas bukan hanya sebagai stadion sepak bola, tetapi juga sebagai ikon hiburan baru bagi ibu kota. Dengan kapasitas lebih dari 80 ribu penonton, stadion ini memiliki potensi besar untuk menggelar acara berskala internasional.
Baca Juga: Investigasi Kecelakaan Pesawat Latih di Bogor: TNI AU Bentuk Tim Khusus Usai Gugurnya Marsma Fajar (6/8/2025)
Kritik di Masa Awal
Saat pertama kali dibuka, Jakarta International Stadium sering menjadi bahan perbincangan publik karena terkesan “mati suri” ketika tidak digunakan untuk pertandingan sepak bola. Banyak pihak menilai stadion ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Namun, Pramono menilai kondisi tersebut bisa diubah.
Nanti kami akan pasang gambar-gambar pemain Persija atau PSSI yang lama, seperti Iswadi Idris, Sucipto Suntoro, Rodipati Nasarani, termasuk pemain Persija yang sekarang seperti Rizki Ridho dan Witan Sulaeman,” ujar Pramono dalam acara syukuran kemenangannya di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (31/1/2025).
Langkah tersebut bukan sekedar dekorasi, melainkan strategi membangun identitas Jakarta International Stadium sebagai stadion dengan karakter kuat yang mewakili semangat Jakarta dan dunia sepak bola Indonesia.
Jadi Rebutan untuk Konser Besar
Dalam beberapa bulan terakhir, JIS tiba-tiba menjadi lokasi rebutan bagi promotor konser internasional, terutama konser K-Pop. Antusiasme ini menunjukkan bahwa stadion yang berada di kawasan Tanjung Priok ini memiliki daya tarik besar bagi penyelenggara acara.
Fenomena ini tidak hanya berdampak pada popularitas JIS, tetapi juga mempengaruhi sektor ekonomi lokal. Mulai dari jasa transportasi, hotel, restoran, hingga UMKM sekitar stadion, semuanya ikut merasakan dampak positif dari ramainya acara yang digelar di JIS.
Pramono menegaskan, sejak awal dirinya sudah merencanakan JIS untuk difungsikan lebih dari sekedar lapangan sepak bola. “Dengan menghadirkan acara berskala besar seperti konser internasional, kami ingin JIS semakin dikenal luas. Ini bukan hanya kandang Persija Jakarta, tetapi juga pusat aktivitas hiburan yang mendongkrak pariwisata dan perekonomian Jakarta,” katanya.
Menghadirkan Identitas Jakarta
Salah satu program unggulan yang diusung Pemprov DKI adalah menyebarkan stadion agar memiliki identitas khas Jakarta. Pramono berencana menghadirkan mural dan gambar-gambar legenda sepak bola Indonesia, seperti Iswadi Idris dan Sucipto Suntoro, hingga para pemain muda Persija yang kini sedang populer.
“Kami ingin identitas Jakarta terasa, bukan hanya stadion biasa. JIS harus punya jiwa,” tegasnya.
Dengan identitas yang kuat, JIS diharapkan tidak hanya menjadi tempat pertandingan atau konser, tetapi juga destinasi yang menarik untuk dikunjungi warga lokal maupun wisatawan.
Perbaikan Akses dan Fasilitas
Pramono memahami bahwa keberhasilan JIS sebagai pusat hiburan tidak hanya bergantung pada acara yang digelar, tetapi juga kemudahan akses dan kenyamanan fasilitas. Oleh karena itu, komitmen memperbaiki sarana transportasi menuju stadion.
Sarana-prasarana JIS akan kami perbaiki.Termasuk akses menggunakan KRL, LRT, dan dalam jangka panjang kami juga akan mengintegrasikannya dengan MRT, jelasnya.
Untuk mewujudkan hal ini, Pemprov DKI Jakarta akan menggandeng pihak swasta. Dana Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi salah satu sumber pendanaan yang akan dimanfaatkan untuk meningkatkan fasilitas stadion, memperbaiki infrastruktur, dan mempermudah akses transportasi publik ke JIS.
Warisan dari Era Sebelumnya
Dalam kesempatan tersebut, Pramono juga menegaskan bahwa JIS merupakan salah satu warisan penting dari masa pemerintahan sebelumnya, yakni era Gubernur Anies Baswedan. Ia mengakui bahwa stadion tersebut adalah investasi besar yang harus dijaga dan dimaksimalkan.
“JIS adalah salah satu peninggalan besar yang harus kita rawat. Bukan hanya soal fisik bangunannya, tapi bagaimana kita bisa mengoptimalkan pemanfaatannya,” ujarnya.
Pramono menambahkan bahwa keinginan pembangunan fasilitas publik seperti JIS harus diutamakan agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas, tanpa memandang siapa yang membangunnya.
Magnet Baru untuk Hiburan Ibu Kota
Dengan berbagai langkah strategi yang diambil, JIS kini mulai bertransformasi menjadi magnet baru hiburan ibu kota. Keberhasilan menggelar konser berskala internasional tidak hanya meningkatkan pamor stadion ini, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi Jakarta.
Para pelaku industri hiburan, wisata, hingga UMKM kini menaruh harapan besar terhadap keinginan pemanfaatan JIS sebagai pusat hiburan multifungsi. Di depannya, stadion ini berpotensi menjadi destinasi unggulan bagi konser internasional, pertandingan besar, hingga berbagai acara berskala nasional.
“Jakarta membutuhkan ikon yang hidup, dan JIS bisa menjadi simbol kemajuan itu,” tutup Pramono.















