InfoMalang – Dalam lanskap perdagangan global yang terus berubah, Brasil dan India muncul sebagai dua kekuatan ekonomi dari belahan bumi selatan yang berani menantang arus dominasi negara-negara maju. Meskipun dibayangi hambatan tarif tinggi, khususnya di sektor pertanian dan manufaktur, kedua negara justru mempererat kerja sama bilateral yang strategis dan berorientasi jangka panjang.
Pada pertemuan tingkat tinggi antara pejabat kementerian perdagangan kedua negara, dibahas secara mendalam isu mengenai peningkatan tarif impor yang diberlakukan oleh beberapa mitra dagang utama. Salah satu sorotan adalah tarif di atas 50 persen yang diberlakukan terhadap produk pertanian asal Brasil dan India. Namun, alih-alih melemah, kedua negara justru menegaskan bahwa mereka akan tetap solid dalam memperkuat sinergi perdagangan.
Baca Juga:Emas Antam Kian Murah: Penurunan Harga Kembali Terjadi di Awal Agustus 2025
Brasil sebagai eksportir utama produk daging, gula, dan kedelai merasa dirugikan dengan adanya hambatan tarif tinggi yang menekan daya saing produk di pasar global. Sementara India yang kuat di sektor tekstil, farmasi, dan teknologi juga menghadapi tantangan serupa akibat kebijakan tarif impor yang diberlakukan secara sepihak oleh mitra dagang utama. Kedua negara menyadari bahwa kerja sama lintas sektor dapat memperkuat posisi tawar mereka dalam forum multilateral seperti WTO maupun BRICS, terutama dalam menyuarakan keadilan tarif perdagangan.
Bersandar pada semangat solidaritas Selatan-Selatan, Brasil dan India mengembangkan berbagai inisiatif strategis. Salah satunya adalah peningkatan volume perdagangan bilateral yang kini sudah mencapai miliaran dolar per tahun. Pemerintah kedua negara juga sepakat untuk mendorong diversifikasi produk ekspor dan mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara tertentu yang kerap memanfaatkan instrumen tarif untuk menekan mitra dagang.
Dari sisi diplomasi ekonomi, Brasil dan India juga menjajaki pembentukan mekanisme perdagangan bebas bilateral. Langkah ini dinilai dapat menekan dampak dari kebijakan proteksionisme tarif global yang kian meningkat. Selain itu, keduanya mendorong penyelarasan standar produk, harmonisasi regulasi, serta pemanfaatan teknologi digital dalam memfasilitasi perdagangan lintas batas yang lebih efisien dan tahan terhadap hambatan tarif non-teknis.
Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi, tetapi juga meluas ke bidang energi, pertanian berkelanjutan, dan riset bersama. Brasil, dengan keunggulan teknologi bioenergi, menawarkan transfer teknologi kepada India dalam pengembangan etanol dan sumber energi terbarukan lainnya. Di sisi lain, India menawarkan sistem pertanian presisi dan irigasi cerdas yang dapat diterapkan di wilayah-wilayah pertanian Brasil yang luas, bahkan dalam kondisi pasar yang semakin sensitif terhadap perubahan tarif ekspor bahan pangan dan energi.
Hubungan diplomatik Brasil dan India telah berlangsung selama puluhan tahun, namun kini mencapai babak baru yang lebih strategis. Dalam konteks geopolitik global yang makin kompetitif dan penuh dinamika tarif perdagangan, kedua negara menempatkan kerja sama ini sebagai bagian dari strategi memperluas pengaruh di kawasan Global South.
Kementerian Luar Negeri India menekankan bahwa hubungan dengan Brasil bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga menyangkut kepentingan politik global yang lebih luas. India menganggap Brasil sebagai mitra penting dalam reformasi tata kelola global, termasuk dalam isu perubahan iklim, reformasi Dewan Keamanan PBB, dan sistem perdagangan multilateral yang adil bebas dari manipulasi tarif diskriminatif.
Tak hanya di tataran pemerintahan, sektor swasta di kedua negara juga menunjukkan antusiasme yang tinggi. Delegasi bisnis Brasil dan India kerap menggelar forum perdagangan dan pameran dagang bersama, yang menghasilkan kesepakatan investasi di sektor infrastruktur, logistik, hingga teknologi digital. Startup India yang bergerak di bidang kecerdasan buatan dan fintech bahkan mulai menapaki pasar Brasil, meski tetap waspada terhadap potensi hambatan tarif digital dan teknologi.
Salah satu contoh konkret adalah pembukaan pusat inovasi teknologi India di São Paulo yang bertujuan menjadi jembatan bagi perusahaan teknologi kedua negara. Langkah ini sekaligus membuktikan bahwa kerja sama tidak hanya sebatas komoditas tradisional, tetapi telah berkembang ke sektor ekonomi berbasis pengetahuan yang relatif lebih tahan terhadap fluktuasi tarif konvensional.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah kendala logistik dan perbedaan regulasi antar kedua negara, termasuk perbedaan pendekatan terhadap struktur tarif. Untuk itu, disepakati pembentukan tim teknis gabungan guna menyusun peta jalan strategis yang akan mempermudah alur perdagangan dan investasi bilateral.
Dari sisi pengaruh global, Brasil dan India juga memperkuat kerja sama di dalam kelompok negara-negara berkembang seperti G20 dan BRICS. Mereka secara aktif mendorong agenda-agenda pembangunan inklusif dan sistem keuangan internasional yang lebih adil, serta mendorong reformasi menyeluruh terhadap kebijakan tarif global yang dianggap menghambat pertumbuhan ekonomi negara berkembang.
Sinergi Brasil dan India menjadi bukti bahwa negara-negara berkembang dapat menciptakan kekuatan alternatif yang solid. Dalam menghadapi tekanan tarif impor hingga 50 persen dari kekuatan ekonomi global lain, keduanya memilih untuk berdiri bersama, membangun jalan sendiri dengan prinsip keadilan, saling menghormati, dan keberlanjutan.
Langkah ini juga menjadi sinyal kuat bagi dunia bahwa solidaritas global selatan masih hidup dan berpotensi membentuk tatanan baru yang lebih setara. Ketika negara-negara lain masih bergulat dengan perlindungan pasar dan ketegangan akibat kebijakan tarif sepihak, Brasil dan India justru menunjukkan bahwa kerja sama adalah kunci untuk bertahan dan maju bersama dalam ekosistem ekonomi global yang dinamis.















