Kebakaran hebat melanda kandang ayam berukuran sekitar 2.000 meter persegi di Dusun Sumbersari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Selasa (12/8/2025) pagi. Peristiwa ini mengakibatkan sekitar 30 ribu ekor ayam pedaging mati terpanggang. Kerugian material ditaksir mencapai Rp 2 hingga Rp 3 miliar.
Kapolsek Wonosari, AKP Mochamad Budiono, menjelaskan bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Awalnya, seorang karyawan bernama Febri Pradan melihat kepulan asap keluar dari dalam kandang ketika berada di luar area. Tak hanya itu, ia juga mendengar suara ayam ribut dari arah dalam.
Ketika memeriksa ke dalam, Febri melihat api sudah membesar di bagian tengah kandang. Api tersebut berasal dari alas sekam ayam yang terbakar. Ia segera menghubungi pengelola kandang dan bersama rekannya, Dasar, mencoba memadamkan api menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan air.
Namun, upaya awal itu tidak berhasil. Api terus menjalar cepat karena bangunan kandang sebagian besar terbuat dari bambu, kayu, dan terpal plastik yang mudah terbakar. Bahkan, kobaran api menyambar sebuah mobil Mitsubishi L300 dan dua sepeda motor milik karyawan yang terparkir di samping kandang.
Warga sekitar yang melihat kejadian itu ikut membantu memadamkan api dengan peralatan seadanya. Sekitar pukul 06.07 WIB, peristiwa ini dilaporkan ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Malang.
Sebanyak empat unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Pemadaman dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari petugas Damkar, personel Polsek Wonosari, Koramil Wonosari, perangkat desa, serta relawan setempat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Satpol PP Kabupaten Malang, Sigit Yuniarto, menyebutkan bahwa tim pemadam mulai melakukan penyemprotan pada pukul 06.50 WIB. Proses pemadaman berlangsung lama karena api sudah merata di seluruh bangunan dua lantai kandang ayam. Api baru benar-benar padam sekitar pukul 11.40 WIB.
Hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa sumber api diduga berasal dari tungku pemanas yang digunakan untuk menghangatkan kandang ayam. Tungku tersebut terbuat dari kaleng cat bekas yang sudah keropos.
Kapolsek Budiono menjelaskan, tungku yang tidak tertutup rapat memungkinkan percikan arang keluar. Percikan tersebut tertiup blower yang ada di dalam kandang sehingga api dengan cepat membesar. “Tungku yang digunakan tidak lagi layak, sehingga tidak bisa menahan arang dengan baik. Percikan api mengenai sekam di lantai kandang dan memicu kebakaran,” ujarnya.
Komandan Pleton (Danton) Damkar Kabupaten Malang, Syaiful Anwar, menambahkan bahwa kondisi material bangunan yang mudah terbakar menjadi penyebab api cepat menyebar. “Lantai dan atap terbuat dari bambu serta kayu, sedangkan dindingnya dari terpal plastik. Kombinasi ini membuat api sulit dikendalikan,” jelasnya.
Baca Juga: Momen Lucu Pria Muslim Indonesia di Tunisia Diajari Al-Fatihah dan Kalimat Syahadat
Dalam kejadian ini, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Namun, seluruh ayam yang berada di kandang, baik di lantai bawah maupun atas, habis terbakar. Berdasarkan perhitungan, total ayam yang mati mencapai 30 ribu ekor.
Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 2 hingga Rp 3 miliar. Angka tersebut mencakup kerugian dari ayam yang terbakar, bangunan kandang, kendaraan karyawan, dan peralatan pendukung peternakan.
Pemilik kandang, Shohibuttijar (45), warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, menganggap peristiwa ini sebagai musibah. Ia menyatakan tidak akan menuntut pihak mana pun. “Kami menerima ini sebagai ujian. Semoga bisa bangkit kembali,” ucapnya.
Kebakaran ini sempat terekam video amatir warga dan beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut terlihat kepanikan para karyawan dan warga sekitar saat mencoba memadamkan api. Beberapa netizen mengomentari bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran penting soal keselamatan peternakan, khususnya terkait penggunaan alat pemanas.
Petugas Damkar mengimbau para pemilik peternakan agar lebih memperhatikan aspek keamanan kandang. Penggunaan alat pemanas berbahan bakar arang atau kayu sebaiknya disertai sistem pelindung yang memadai untuk mencegah percikan api.
Selain itu, disarankan agar pemilik kandang menyediakan lebih banyak APAR di titik strategis serta melakukan pelatihan kepada karyawan tentang penanganan kebakaran awal. “Dengan pengetahuan dan peralatan yang cukup, potensi kerugian besar bisa diminimalkan,” kata Sigit Yuniarto.
Peristiwa kebakaran ini menjadi pengingat bahwa selain faktor cuaca dan lingkungan, kelalaian teknis juga bisa memicu bencana besar. Dalam industri peternakan, keamanan tidak hanya menyangkut kesehatan hewan, tetapi juga keselamatan fasilitas dan pekerja di dalamnya.
Meski kejadian ini telah berlalu, proses evaluasi dan investigasi mendalam tetap dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran. Pihak kepolisian bersama tim Damkar masih mengumpulkan data dan melakukan analisis di lokasi. Hasil akhir diharapkan bisa menjadi acuan pencegahan di masa mendatang.
Kebakaran kandang ayam di Dusun Sumbersari ini menjadi salah satu insiden kebakaran peternakan terbesar di Kabupaten Malang dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kerugian yang mencapai miliaran rupiah dan jumlah ternak yang sangat besar, kejadian ini meninggalkan dampak signifikan bagi pemilik, pekerja, dan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Kurir Keluhkan Pembeli yang Check Out Satu Bungkus Roti















