Penyanyi sekaligus penulis lagu asal Malang, Salmantyo Ashrizky Priadi atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Sal Priadi, kembali menghadirkan karya terbaru bertajuk “Malang Suantai Sayang”. Lagu ini resmi dirilis pada 15 Agustus 2025 di berbagai platform musik digital, disertai peluncuran video lirik di YouTube.
Karya ini lahir dari kerinduan Sal pada kota kelahirannya, Malang, yang menjadi saksi awal perjalanan hidup dan karier musiknya. Menurutnya, inspirasi lagu ini bermula dari pengalaman sederhana saat ia kembali ke Malang dan ingin membuat unggahan Instagram Story dengan latar musik yang sesuai.
Sayangnya, ia tidak menemukan lagu yang tepat untuk menggambarkan suasana kota tersebut. “Kalau ke Yogyakarta, banyak lagu yang menceritakan kotanya. Malang juga pantas punya lagu seperti itu, jadi aku buat sendiri,” ujar Sal dalam keterangan pers, Jumat (15/8/2025).
Lewat “Malang Suantai Sayang”, Sal ingin mengajak pendengar merasakan suasana santai khas Malang mulai dari menikmati senja di bukit, menyusuri Jalan Kawi, hingga bercengkerama dengan warga lokal yang ramah. Salah satu bagian liriknya bahkan menyinggung bahasa walikan, ciri khas Malang, yang unik dan penuh keakraban.
Lagu ini digarap dengan penuh keterlibatan talenta lokal dan rekan musisi. Sal menulis sendiri lirik dan komposisinya, dibantu oleh Nino Bukir pada kendang, Juan Mandagie sebagai penata string, Mario Lasar dan Nonni Betania pada violin, Galih Yoga untuk viola, serta Jonathan William pada cello. Backing vocal diisi oleh Natania Karin dan Agustin Oendari.
Proses rekaman dilakukan di Roemah Iponk, sementara tahap mixing dan mastering dipercayakan kepada Ivan Gojaya dan Irene Edmar. Sal mengaku senang bisa melibatkan banyak teman lama dan musisi Malang, karena menurutnya kapasitas mereka sudah mumpuni.
Peluncuran lagu ini juga disertai video lirik yang mengambil latar di kawasan pertokoan Kayutangan, salah satu ikon kota Malang. Disutradarai Rizky Boncell, video ini menampilkan suasana hangat dan intim, memperlihatkan interaksi Sal dengan kawan-kawan lama dari berbagai latar belakang.
Mulai dari skateboarder, seniman, musisi, hingga komunitas lokal, semua hadir untuk menghidupkan nuansa “suantai” yang menjadi ruh lagu ini. Bahkan, mural dan graffiti yang menjadi latar video dibuat khusus oleh McEvan dan kawan-kawan.
“Kita nongkrong, guyon, dan seliweran aja di depan mural itu. Seru banget, apalagi semuanya dikerjakan anak-anak Malang, dari tim kreatif, fotografer, videografer, sampai promosi,” kata Sal.
Tanggal perilisan 15 Agustus 2025 bukan tanpa alasan. Sal memilih momen ini karena bertepatan dengan liburan panjang dan kedatangan mahasiswa baru dari berbagai daerah ke kota Malang. Menurutnya, momen tersebut menjadi waktu yang tepat untuk memperkenalkan lagu ini, baik kepada warga asli, pendatang, maupun wisatawan.
Baca Juga: Loka Nesia & YouTube Music Academy: Dorong Musisi Lokal Tembus Pasar Digital 2025
“Lagu ini bukan cuma untuk Arek Malang. Aku ingin perantau, pendatang, bahkan pelancong yang cuma mampir akhir pekan juga bisa merasakan santainya kota ini,” ujar Sal.
Bagi Sal, Malang bukan hanya kampung halaman, tetapi juga tempat ia belajar arti hidup dan menikmati slow living. Ia membandingkan ritme hidup di Malang yang santai dengan kesibukan kota besar seperti Jakarta. “Begitu pulang ke Malang, baru terasa bedanya. Kota ini memang suantai, sayang,” ungkapnya.
Suasana itu ia tuangkan dalam lirik yang hangat dan apa adanya, membuat lagu ini terasa seperti surat cinta untuk Malang. Melalui musik, Sal berupaya menjaga kenangan masa mudanya sekaligus memperkenalkan pesona Malang kepada generasi baru.
Sal berharap “Malang Suantai Sayang” dapat menjadi pintu masuk bagi pendengar untuk mengenal dan mencintai Malang. Ia juga ingin warga Malang yang sedang merantau merasakan kebanggaan tersendiri ketika mendengar lagu ini. “Mungkin awalnya suka lagunya, lalu lama-lama mencintai kotanya,” katanya.
Dengan memadukan pengalaman pribadi, keterlibatan talenta lokal, dan aransemen musik yang rapi, Sal Priadi berhasil menciptakan karya yang bukan hanya menghibur, tetapi juga mengangkat identitas daerahnya.
Bagi pendengar yang penasaran, lagu “Malang Suantai Sayang” kini sudah tersedia di layanan streaming musik seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music. Video liriknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Sal Priadi, menampilkan potret kehidupan sehari-hari di Malang yang penuh warna dan kehangatan.
Lewat karya ini, Sal Priadi membuktikan bahwa musik bisa menjadi media yang efektif untuk mempromosikan kota, mengikat kenangan, dan membangun kebanggaan kolektif.
“Malang Suantai Sayang” bukan sekadar lagu, melainkan undangan untuk singgah, menikmati, dan merasakan sendiri keindahan kota Apel ini.
Baca Juga: Pesan Ade Govinda soal Royalti untuk Musisi di YouTube Music Academy Malang















