Pemuda diduga bawa molotov diamankan di sekitar Balai Kota Malang, peristiwa ini terjadi Senin malam (1/9/2025) dan kini pelaku sudah dibawa ke Mapolresta Malang Kota untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Insiden ini memicu kepanikan masyarakat karena terjadi di area vital pemerintahan yang sejak beberapa hari terakhir dijaga ketat pasca kericuhan demonstrasi, Jumat (29/8/2025).
Peristiwa bermula sekitar pukul 19.00 WIB ketika sejumlah warga bersama personel Satpol PP Kota Malang mencurigai keberadaan tiga pria tak dikenal yang nongkrong di belakang Balai Kota, tepatnya di Jalan Gajahmada.
Saat didekati, dua orang langsung melarikan diri, sementara satu pria berhasil ditangkap. Dari hasil penggeledahan, ditemukan botol berisi cairan yang diduga bahan bakar.
Saksi mata bernama Ahmad mengungkapkan, dirinya awalnya melihat ketiga pria itu duduk di belakang sebuah bus.
“Awalnya hanya curiga. Tapi begitu mau didekati, dua orang langsung kabur. Tinggal satu orang yang akhirnya bisa diamankan,” ujarnya.
Tak lama kemudian, perhatian warga kembali terfokus di depan SMAN 4 Kota Malang yang berada dekat Gedung DPRD. Sekitar pukul 19.15 WIB, seorang pemuda terlihat menjatuhkan botol plastik ukuran 600 mililiter dari kendaraannya.
Botol tersebut mengeluarkan api kecil dan membuat massa yang berjaga semakin curiga. Warga lalu berusaha menangkapnya. Dua orang berhasil kabur, sementara satu pemuda ditangkap di lokasi dan nyaris menjadi sasaran amuk massa.
Seorang legislator DPRD Kota Malang, Harvard Kurniawan, yang berada di lokasi, membenarkan adanya temuan tersebut.
Ia menjelaskan, botol yang dibawa pelaku memiliki sumbu dan bekas terbakar pada bagian atas.
“Botol berisi bensin pertalite itu sempat mengeluarkan api saat jatuh. Warga sempat marah dan hampir menghakimi pelaku, tapi kemudian berhasil diamankan ke Pos Satpol PP,” ujar Harvard.
Baca Juga: Polemik Revitalisasi Pasar Blimbing Segera Menghadapi Titik Akhir
Pemuda yang ditangkap itu kemudian dibawa ke Mapolresta Malang Kota untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi, juga mengonfirmasi penangkapan tersebut.
“Benar, satu orang sudah kami amankan. Saat ini masih dalam pendalaman untuk mengetahui motif maupun jaringan yang terlibat,” jelasnya.
Situasi sempat memanas ketika massa melihat aksi itu sebagai upaya provokasi. Beruntung aparat keamanan dari TNI, Polri, dan Satpol PP sigap menenangkan warga. Pemuda tersebut pun berhasil diselamatkan dari amukan massa, meski wajahnya sempat mengalami luka akibat insiden itu.
Harvard menambahkan, masyarakat yang berjaga di sekitar Balai Kota dan DPRD memang dalam kondisi waspada tinggi. Hal ini sebagai langkah antisipasi terhadap potensi demonstrasi lanjutan pasca insiden kericuhan beberapa hari sebelumnya.
“Kami berharap aspirasi tetap bisa disampaikan dengan cara damai. Jangan ada tindakan anarkis yang justru merugikan masyarakat luas,” tegasnya.
Hingga Senin malam, pengamanan di kawasan Balai Kota Malang dan Gedung DPRD masih dilakukan secara ketat. Aparat gabungan bersama elemen masyarakat bersiaga untuk mencegah adanya potensi gangguan keamanan. Jalan-jalan utama di sekitar Tugu Malang juga dipenuhi petugas yang menjaga lalu lintas agar tetap kondusif.
Meski demikian, peristiwa penangkapan pemuda yang membawa molotov ini menambah kekhawatiran warga. Mereka khawatir ada upaya pihak tertentu yang sengaja memicu kericuhan dengan membawa benda berbahaya ke lokasi strategis.
Ipda Yudi menegaskan bahwa kepolisian akan melakukan penyelidikan mendalam, termasuk mengidentifikasi identitas lengkap pelaku serta kemungkinan adanya jaringan yang lebih besar.
“Kami masih belum bisa memastikan keterkaitannya dengan kelompok tertentu. Namun yang jelas, setiap tindakan yang berpotensi mengancam keamanan publik akan diproses sesuai hukum,” katanya.
Masyarakat Malang sendiri diimbau tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi isu-isu yang belum jelas kebenarannya. Keberadaan botol berisi bahan bakar menyerupai molotov ini akan menjadi bahan bukti utama dalam penyidikan pihak kepolisian.
Insiden ini sekaligus menjadi peringatan bahwa potensi tindakan anarkis masih bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, peran masyarakat bersama aparat keamanan sangat penting untuk menjaga stabilitas dan ketertiban di Kota Malang.















