Breaking

HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul, Upaya Tingkatkan Produksi Beras

HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul, Upaya Tingkatkan Produksi Beras
HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul, Upaya Tingkatkan Produksi Beras

MALANG – Sebuah langkah strategis yang berpotensi mengubah wajah pertanian di Kabupaten Malang secara resmi dimulai.

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Malang bersama warga dan jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Turen melaksanakan penanaman perdana Padi Unggul di Desa Tanggung, Selasa, 2 September 2025.

Inisiatif ini menandai komitmen serius untuk mewujudkan kemandirian pangan lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Dengan semangat kolaborasi, HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul sebagai upaya nyata untuk menggenjot produksi beras.

Ini adalah sebuah terobosan yang diharapkan dapat menjadi model bagi wilayah lain, di mana HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul dengan penuh keyakinan.

Ketua HKTI Kabupaten Malang, Makhrus Sholeh, menegaskan bahwa penanaman varietas unggul ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari visi besar untuk meningkatkan pendapatan petani.

“Kami berharap dengan penanaman padi unggul ini para petani lebih sejahtera,” terang Makhrus Sholeh. Dengan luas area pilot project sebesar 1 hektare, pihaknya menargetkan hasil panen yang fantastis di tahun berikutnya.

Target ambisius 13 ton per hektare per tahun dicanangkan, jauh melampaui hasil panen saat ini yang berada di kisaran 7-8 ton. Visi ini menunjukkan keseriusan HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul untuk mencapai kesejahteraan yang nyata.

Visi Menuju Swasembada Pangan dan Pertanian Organik

Program penanaman ini juga memiliki keunggulan lain yang membedakannya dari praktik pertanian konvensional. Menurut Makhrus Sholeh, proses pengolahannya mengarah pada sistem yang hampir sepenuhnya organik.

Hal ini tidak hanya akan menghasilkan beras berkualitas tinggi yang lebih sehat bagi konsumen, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Penggunaan bahan-bahan organik akan memperbaiki kualitas tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang merusak.

Baca Juga:Ekonomi Indonesia Tetap Kuat di Tengah Gelombang Aksi Protes

Ini adalah komitmen yang menunjukkan bahwa HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul dengan memikirkan dampak jangka panjang.

Makhrus Sholeh juga menegaskan bahwa dengan penanaman Padi Unggul ini, pihaknya berkomitmen penuh mendukung program pemerintah untuk mencapai Swasembada Pangan yang berkelanjutan.

Target produksi 13 ton per hektare adalah kontribusi signifikan yang akan membantu mengamankan pasokan pangan daerah.

Dengan metode organik yang ramah lingkungan dan hasil panen yang berlimpah, inisiatif ini membuktikan bahwa HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul adalah langkah tepat menuju ketahanan pangan yang kuat.

Kolaborasi Berbagai Pihak untuk Kesuksesan Petani

Proyek ini tidak akan terwujud tanpa dukungan penuh dari berbagai pihak. Kehadiran Muspika Turen dan perwakilan dari legislatif menunjukkan kolaborasi erat antara organisasi petani, pemerintah daerah, dan institusi politik.

Salah satu Anggota DPRD Kabupaten Malang yang hadir, Rahmat Kartala, menyampaikan dukungan penuhnya.

“Jadi yang tergabung dalam HKTI ini orang-orang yang hebat, kami dukung penuh tentunya,” terang politisi Partai Gerindra itu. Ini adalah bukti bahwa HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul dengan dukungan semua pihak.

Rahmat Kartala juga menambahkan bahwa kolaborasi antar stakeholder sangat diperlukan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

“Jadi kolaborasi ini sangat penting. Tujuan utamanya kan yang penting semua masyarakat sejahtera terutama petani,” jelasnya.

Sinergi ini akan memastikan bahwa program Padi Unggul tidak hanya sukses di tahap penanaman, tetapi juga pada saat panen dan distribusi.

Dukungan penuh dari DPRD ini akan membantu HKTI Ajak Petani Turen Tanam Padi Unggul dengan keyakinan bahwa program ini akan membawa manfaat luas.

Langkah ini menunjukkan keseriusan HKTI Kabupaten Malang untuk menjadi pelopor dalam modernisasi sektor pertanian.

Melalui proyek ini, mereka tidak hanya menawarkan bibit padi dengan potensi hasil tinggi, tetapi juga transfer pengetahuan tentang praktik pertanian berkelanjutan.

Pemanfaatan teknologi pertanian modern dan pendekatan yang berbasis komunitas menjadi kunci keberhasilan inisiatif ini. Para petani tidak hanya mendapatkan bibit unggul, tetapi juga pendampingan teknis yang berkelanjutan.

Hal ini diharapkan dapat memicu semangat inovasi di kalangan petani lain di Kabupaten Malang, menciptakan gelombang baru dalam modernisasi pertanian lokal.

Pada akhirnya, kesuksesan proyek ini akan menjadi tolok ukur penting dalam mewujudkan Kabupaten Malang yang mandiri dan sejahtera melalui sektor pertanian.

Baca Juga:DJP Perkuat Sistem Pajak Digital di Tengah Lonjakan Ekonomi Online 2025