Breaking

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang 7-8 September Jadi Fenomena Langka yang Bisa Disaksikan Jutaan Orang

InfoMalangGerhana Bulan Durasinya Terpanjang pada 7-8 September 2025 menjadi salah satu peristiwa astronomi yang paling ditunggu masyarakat di seluruh dunia. Fenomena ini akan menampilkan semua fase gerhana bulan total, di mana Bulan perlahan memasuki bayangan Bumi hingga berwarna merah tembaga. Tidak hanya langka, gerhana ini juga disebut sebagai yang terlama sejak tahun 2022.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang tersebut akan berlangsung sekitar 5 jam 27 menit dengan fase totalitas selama 82 menit. Dalam fase ini, cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi membiaskan warna merah sehingga memantul ke permukaan Bulan. Inilah yang menjadikannya dijuluki sebagai Blood Moon atau Bulan Berdarah.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang ini bisa disaksikan secara langsung tanpa alat bantu khusus. Namun, penggunaan teleskop atau teropong bintang akan membuat detail bayangan Bumi pada permukaan Bulan terlihat lebih jelas. Fenomena ini menjadi kesempatan emas bagi para astronom amatir maupun masyarakat umum yang gemar mengamati langit malam.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang dapat dinikmati dari Australia, Asia, Afrika, hingga sebagian Eropa. Di Indonesia, masyarakat bisa menyaksikan mulai pukul 22.28 WIB pada 7 September hingga 03.55 WIB dini hari tanggal 8 September. Dengan catatan, langit harus cerah agar pemandangan fenomena ini dapat terlihat jelas tanpa gangguan awan.

Baca Juga:Kerja Sama Pertahanan RI-AS, Latihan Gabungan Berakhir dengan Simulasi Tembak Langsung (3/9)

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang dimulai ketika Bulan memasuki bayangan luar Bumi (penumbra) pada pukul 15.28 UTC. Selanjutnya, fase gerhana sebagian dimulai pada 16.26 UTC ketika Bulan mulai masuk ke dalam bayangan inti (umbra). Saat memasuki fase totalitas, Bulan akan sepenuhnya berada di dalam umbra, menampilkan warna merah darah yang menakjubkan.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang ini menjadi momen istimewa karena dapat disaksikan oleh lebih dari 5,8 miliar orang atau sekitar 71% populasi dunia. Kota-kota besar seperti Sydney, Tokyo, hingga Seoul akan menjadi saksi awal totalitas gerhana ini. Sementara Moskow, Ankara, hingga Bukares akan melihat fase terakhir gerhana saat Bulan terbit di langit Eropa.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang ini juga menjadi catatan penting bagi para ilmuwan. Dengan lamanya fase totalitas, pengamatan atmosfer Bumi melalui bias cahaya bisa lebih detail dilakukan. Fenomena ini memberi kesempatan untuk memahami lebih jauh dinamika atmosfer serta efek optik yang dihasilkan saat cahaya Matahari melewati lapisan udara Bumi.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang bukan hanya tontonan langit biasa. Bagi sebagian masyarakat, fenomena ini sering dikaitkan dengan mitos dan kepercayaan tertentu. Namun, dari sisi ilmiah, gerhana ini adalah bukti nyata bagaimana gerakan benda langit mengikuti hukum gravitasi dan perhitungan astronomi yang akurat.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang yang terjadi pada September 2025 menjadi pengingat bahwa langit selalu menyuguhkan peristiwa yang menakjubkan. Dari 14 Maret 2025, Amerika Utara sempat menyaksikan gerhana bulan berdurasi 65 menit. Namun kali ini, totalitas yang berlangsung 82 menit menjadikannya lebih lama dan lebih menawan.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang juga memiliki tahapan waktu yang sudah diprediksi. Di Indonesia, fase penumbra dimulai pukul 22.28 WIB, fase sebagian pada 23.35 WIB, lalu memasuki totalitas pada 01.11 WIB. Fase total berakhir pukul 02.33 WIB, kemudian gerhana sebagian berakhir 03.39 WIB, dan selesai seluruhnya pukul 03.55 WIB.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang ini menjadi kesempatan langka yang tidak selalu hadir setiap tahun. Karena itu, masyarakat dianjurkan untuk tidak melewatkannya, terutama dengan kondisi langit cerah. Melihat langsung fenomena ini tidak hanya memberi pengalaman visual, tetapi juga membawa kesadaran akan betapa luas dan indahnya alam semesta.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang akan menjadi catatan penting dalam kalender astronomi dunia. Banyak komunitas astronomi di berbagai negara telah menyiapkan acara pengamatan bersama. Hal ini menjadi momen edukasi bagi generasi muda untuk lebih mengenal fenomena langit.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang pada September ini juga diperkirakan akan ramai diperbincangkan di media sosial. Foto-foto indah dari berbagai belahan dunia akan tersebar luas, menambah kekaguman publik terhadap peristiwa alam langka ini.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang memang unik, karena selain indah secara visual, fenomena ini bisa menjadi sarana pembelajaran. Para peneliti dan astronom akan memanfaatkan durasi panjangnya untuk mengkaji cahaya yang melewati atmosfer Bumi, sehingga memberi gambaran baru terkait iklim dan lapisan udara.

Gerhana Bulan Durasinya Terpanjang 7-8 September 2025 adalah sebuah peristiwa yang patut dinantikan. Dari sisi sains, fenomena ini menyajikan data penting. Dari sisi budaya, ia menghadirkan inspirasi. Dan dari sisi masyarakat umum, ia menghadirkan hiburan langit yang spektakuler.

Baca Juga:Malang Raya dan Mojokerto Berpotensi Angin Kencang Tembus 50 Km/Jam Peringatan Dini BMKG