Infomalang – Kota Malang semakin menegaskan dirinya sebagai kota kreatif yang penuh dengan gagasan segar dari generasi mudanya. Kali ini, kreativitas tersebut datang dari mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang sukses menyulap Gudang Keramik Dinoyo menjadi ruang alternatif seni dengan nuansa kontemporer. Ruang yang dulunya terkesan sepi dan sederhana, kini bertransformasi menjadi arena ekspresi seni yang memikat.
Pameran bertajuk Unjuk Talenta Seni Vol. 2: Disordeart – Ekspresi Tanpa Batas ini digelar pada 6–7 September 2025. Berbeda dari pameran seni konvensional yang biasanya digelar di galeri, mahasiswa UB menghadirkan sesuatu yang “out of the box” dengan memilih gudang sebagai medium utama. Langkah berani ini tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menghidupkan kembali ruang yang sempat terbengkalai.
Konsep Pameran Disorder
Tema “Disordeart – Ekspresi Tanpa Batas” dipilih dengan tujuan menekankan kebebasan berkreasi. Tidak ada batasan tema atau gaya yang mengikat para seniman muda. Setiap mahasiswa diberi ruang untuk menampilkan karya sesuai imajinasi, gagasan, dan identitas masing-masing.
Menurut Khansa Naurah Ramadhani, selaku Project Director 1, pemilihan gudang sebagai lokasi memiliki makna tersendiri. Ia menilai suasana gudang yang unik justru mampu memperkuat pesan kebebasan berekspresi. Dengan sentuhan pencahayaan artistik dan instalasi khusus, gudang sederhana itu menjelma menjadi ruang pameran bernuansa kontemporer.
“Awalnya ada keraguan soal pencahayaan. Namun setelah berdiskusi dengan pihak venue dan vendor, hasilnya ternyata lebih mendukung karya yang ditampilkan,” jelas Khansa.
Menampilkan 43 Karya Seni Mahasiswa
Pameran ini memamerkan 43 karya seni mahasiswa UB, terutama dari program studi Desain Grafis. Tidak ada batasan tertentu yang membatasi kreativitas mereka. Dari ilustrasi, instalasi seni, hingga karya digital, semua disajikan dalam satu ruang.
Wulan Dwi Putri, Project Director 2, menambahkan bahwa setiap karya mencerminkan keberagaman ekspresi dan sudut pandang mahasiswa. “Setiap seniman diberi kebebasan penuh menampilkan karya sesuai semangat ekspresi tanpa batas,” ujarnya.
Kolaborasi Seni dan UMKM Lokal
Tak hanya menghadirkan karya seni, pameran ini juga mengusung konsep kolaboratif. Di sela-sela pameran, pengunjung bisa menikmati konser musik sekaligus mengunjungi stan UMKM lokal Malang. Kehadiran UMKM ini menjadi bukti bahwa seni bisa bersinergi dengan sektor ekonomi kreatif, menciptakan ruang interaksi yang lebih inklusif.
“Harapannya, pameran ini bisa menjadi jembatan antara mahasiswa, seniman lokal, UMKM, dan masyarakat Malang,” ungkap Wulan.
Baca juga: Perluasan Kuota KIP Kuliah di Unpad: Upaya Nyata Dalam Memperluas Akses Pendidikan Tinggi
Antusiasme Pengunjung yang Tinggi
Pameran terbuka untuk umum dengan jam kunjungan mulai pukul 14.00 hingga 20.30 WIB. Antusiasme masyarakat cukup tinggi, mengingat acara ini merupakan pilot project pertama mahasiswa UB yang menyulap gudang menjadi galeri seni alternatif.
Banyak pengunjung mengaku kagum dengan kreativitas mahasiswa yang mampu menghidupkan ruang yang sebelumnya tak terpakai. Bagi sebagian orang, pameran ini menjadi pengalaman baru melihat seni tidak di ruang formal, tetapi di tempat yang lebih cair dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Dari Sepi Menjadi Pusat Seni
Gudang Keramik Dinoyo selama ini lebih dikenal sebagai bangunan sederhana yang jarang dimanfaatkan. Namun, melalui kreativitas mahasiswa, tempat tersebut kini memiliki wajah baru. Dengan pencahayaan artistik, instalasi dekoratif, dan atmosfer kontemporer, gudang berubah menjadi destinasi seni yang inspiratif.
Transformasi ini menjadi bukti bahwa ruang-ruang alternatif dapat dioptimalkan untuk memperkaya kehidupan seni di Kota Malang. Sekaligus, langkah ini menguatkan citra Malang sebagai kota pelajar dan kota kreatif.
Seni sebagai Ruang Kolaborasi dan Inovasi
Lebih dari sekadar pameran, Unjuk Talenta Seni Vol. 2 adalah simbol bahwa seni bisa menjadi ruang kolaborasi, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan menghadirkan musik, UMKM, dan seni visual dalam satu rangkaian acara, mahasiswa UB berhasil menciptakan suasana yang inklusif.
Hal ini sejalan dengan tren seni kontemporer global yang semakin menekankan interaksi antara karya, ruang, dan penonton. Seni bukan lagi sekadar tontonan, melainkan pengalaman yang melibatkan banyak pihak.
Harapan ke Depan
Melihat antusiasme yang tinggi, pameran ini diharapkan menjadi awal dari lebih banyak kegiatan seni di ruang alternatif. Mahasiswa UB membuktikan bahwa dengan ide kreatif, ruang yang sederhana pun bisa disulap menjadi galeri seni bernilai.
Ke depan, kolaborasi seperti ini berpotensi memperkaya ekosistem seni di Malang. Jika kegiatan serupa dilakukan secara berkelanjutan, bukan tidak mungkin Malang akan semakin diakui sebagai pusat seni kontemporer di Indonesia.
Pameran seni bertajuk Unjuk Talenta Seni Vol. 2: Disordeart – Ekspresi Tanpa Batas yang digelar mahasiswa Universitas Brawijaya menjadi contoh nyata kreativitas anak muda Malang. Dengan memanfaatkan Gudang Keramik Dinoyo, mereka membuktikan bahwa ruang alternatif bisa menjadi wadah berekspresi sekaligus ruang kolaborasi antara seni, musik, UMKM, dan masyarakat.
Lebih dari itu, pameran ini memperlihatkan bahwa seni memiliki peran penting dalam memperkuat identitas Malang sebagai kota kreatif. Melalui karya-karya mahasiswa, gudang yang dulunya sepi kini bertransformasi menjadi simbol inovasi, keberanian, dan kebebasan berekspresi.
Baca juga: Dedikasi Bu Janah, Guru 87 Tahun di Kapuas yang Tetap Mengajar Meski Sudah Pensiun













