Osteoporosis merupakan salah satu penyakit tulang yang banyak dialami terutama oleh lansia, namun bisa juga menyerang usia lebih muda. Kondisi ini ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
World Health Organization (WHO) mengategorikan osteoporosis sebagai masalah kesehatan global karena berdampak besar pada kualitas hidup, produktivitas, hingga angka harapan hidup. Memahami faktor risiko, gejala, serta langkah pencegahan sangat penting agar tulang tetap kuat dan sehat hingga usia lanjut.
Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis adalah kondisi ketika massa tulang berkurang secara signifikan sehingga kekuatan tulang menurun. Tulang sebenarnya merupakan jaringan hidup yang terus-menerus diperbarui.
Proses pembentukan tulang baru berlangsung bersamaan dengan penguraian tulang lama. Pada penderita osteoporosis, proses penguraian lebih cepat dibanding pembentukan tulang baru, sehingga tulang menjadi keropos.
Faktor Risiko Osteoporosis
Ada berbagai faktor yang memengaruhi seseorang lebih rentan mengalami osteoporosis, antara lain:
-
Usia, Semakin bertambah usia, massa tulang akan semakin berkurang, terutama setelah usia 50 tahun.
-
Jenis kelamin, Wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibanding pria, terutama setelah menopause karena berkurangnya hormon estrogen.
-
Genetik, Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan peluang seseorang mengalami hal serupa.
-
Kurang kalsium dan vitamin D, Asupan nutrisi yang rendah menyebabkan tulang tidak mendapat cukup bahan untuk menjaga kepadatannya.
-
Kebiasaan buruk, Merokok, minum alkohol berlebihan, serta kurang aktivitas fisik mempercepat kerusakan tulang.
-
Kondisi medis tertentu, Penyakit seperti hipertiroidisme, artritis reumatoid, atau penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang dapat mempercepat keropos tulang.
Gejala Osteoporosis
Osteoporosis sering dijuluki sebagai “silent disease” karena pada tahap awal biasanya tidak menimbulkan gejala. Seseorang baru menyadari ketika terjadi patah tulang akibat trauma ringan. Meski demikian, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, di antaranya:
-
Tinggi badan berkurang karena tulang belakang memendek.
-
Postur tubuh membungkuk.
-
Nyeri punggung kronis akibat keretakan tulang belakang.
-
Patah tulang yang terjadi dengan mudah, bahkan hanya karena jatuh ringan atau terbentur.
Jika gejala ini muncul, pemeriksaan kepadatan tulang dengan metode DXA scan sangat dianjurkan untuk memastikan diagnosis.
Baca Juga: Gangguan Tidur Insomnia Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Cara Menjaga Tulang Tetap Kuat
Meskipun osteoporosis kerap dikaitkan dengan faktor usia, langkah pencegahan dapat dilakukan sejak dini. Beberapa cara menjaga tulang tetap sehat dan kuat antara lain:
-
Konsumsi makanan kaya kalsium
Kalsium adalah mineral utama pembentuk tulang. Sumber terbaiknya berasal dari susu, keju, yoghurt, ikan teri, serta sayuran hijau seperti brokoli dan kale. -
Penuhi kebutuhan vitamin D
Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dengan lebih baik. Sumber vitamin D bisa diperoleh dari sinar matahari pagi, telur, ikan salmon, serta suplemen bila diperlukan. -
Rutin berolahraga
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berlari ringan, yoga, atau latihan beban dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olahraga teratur juga memperkuat otot yang menopang tulang. -
Hindari kebiasaan merokok dan alkohol
Kebiasaan ini mempercepat kehilangan massa tulang. Mengurangi atau menghentikan sepenuhnya adalah langkah bijak untuk melindungi tulang. -
Perhatikan asupan protein
Protein berperan penting dalam memperkuat struktur tulang. Konsumsi daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan kedelai sangat dianjurkan. -
Jaga berat badan ideal
Berat badan terlalu rendah maupun obesitas dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Menjaga pola makan seimbang dan gaya hidup sehat membantu tulang lebih terproteksi.
Pemeriksaan dan Pengobatan Osteoporosis
Bagi mereka yang berisiko tinggi, pemeriksaan kepadatan tulang sebaiknya dilakukan sejak dini. Jika hasil menunjukkan kepadatan tulang menurun, dokter dapat merekomendasikan pengobatan berupa:
-
Obat bisfosfonat untuk memperlambat pengeroposan tulang.
-
Terapi hormon khusus bagi wanita pascamenopause untuk menjaga keseimbangan estrogen.
-
Suplemen kalsium dan vitamin D untuk mendukung pembentukan tulang baru.
Selain obat-obatan, pola hidup sehat tetap menjadi faktor utama dalam mencegah dan memperlambat perkembangan osteoporosis.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan dan kekuatan tulang. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, terutama wanita setelah menopause dan orang lanjut usia.
Gejala sering kali tidak terlihat hingga terjadi patah tulang, sehingga pencegahan sejak dini menjadi sangat penting. Dengan pola makan kaya kalsium, paparan sinar matahari cukup, olahraga rutin, serta menjauhi kebiasaan merokok dan alkohol, risiko osteoporosis dapat ditekan.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga membantu mendeteksi dini masalah tulang sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih cepat. Menjaga tulang tetap kuat bukan hanya tentang mencegah patah tulang, tetapi juga menjaga kualitas hidup di masa tua agar tetap sehat dan aktif.
Baca Juga: Penyakit TBC (Tuberkulosis) Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan















