Infomalang – Kabupaten Malang bergerak cepat memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak sebelum puncak musim hujan datang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang memastikan proses perbaikan berlangsung lebih intensif, mengingat jalur transportasi darat memegang peranan penting untuk aktivitas ekonomi, pariwisata, dan distribusi logistik.
Kondisi Jalan Jadi Sorotan
Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang, sekitar 18 persen jalan kabupaten mengalami kerusakan sedang hingga berat. Jalan berlubang dan retakan aspal menjadi pemandangan umum di sejumlah titik, seperti di jalur penghubung Kepanjen–Dampit, Gondanglegi–Turen, serta beberapa ruas menuju kawasan wisata selatan.
Kondisi ini menimbulkan keluhan masyarakat dan pengendara. Banyak pengemudi angkutan barang mengaku harus mengurangi kecepatan secara drastis untuk menghindari kecelakaan. Selain itu, jalan rusak juga berpotensi merusak kendaraan dan menambah biaya perawatan.
“Kalau hujan deras, lubang jalan tertutup air, jadi tidak kelihatan. Itu sangat berbahaya,” ungkap Slamet, sopir angkutan barang yang rutin melintas di jalur Dampit.
Pemkab Siapkan Anggaran Tambahan
Menanggapi situasi tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang, Yoyok Wardoyo, menegaskan pihaknya telah menyiapkan langkah cepat. Tahun anggaran 2025, Pemkab mengalokasikan tambahan dana Rp75 miliar untuk percepatan perbaikan jalan sebelum puncak musim hujan yang diprediksi BMKG terjadi mulai Oktober.
“Dana ini bersumber dari APBD Perubahan 2025. Fokusnya pada jalur penghubung antar-kecamatan, jalur distribusi pangan, dan akses wisata,” kata Yoyok, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, anggaran tambahan tersebut di luar pagu rutin perawatan jalan yang telah dianggarkan sebelumnya sebesar Rp200 miliar. Prioritas pengerjaan difokuskan pada titik-titik yang paling rawan kecelakaan dan menjadi jalur vital perekonomian.
Metode Perbaikan Cepat dan Tahan Lama
Untuk memastikan kualitas perbaikan, Dinas PU Bina Marga menerapkan metode hotmix dan lapisan aspal modifikasi yang lebih tahan cuaca ekstrem. Penggunaan material berkualitas tinggi diharapkan mampu memperpanjang umur jalan hingga 10 tahun.
“Kami tidak ingin perbaikan hanya bertahan satu musim hujan. Material dan metode pengerjaan diperketat agar hasilnya kuat,” jelas Yoyok.
Pengerjaan dilakukan dengan sistem patching (tambal sulam) untuk lubang kecil dan rekonstruksi total untuk ruas yang mengalami kerusakan berat. Proses perbaikan juga dilakukan siang dan malam guna mengejar target penyelesaian sebelum akhir November.
Koordinasi dengan Pemerintah Desa dan Kecamatan
Pemkab Malang juga menggandeng pemerintah desa dan kecamatan untuk mendata titik kerusakan secara detail. Data tersebut menjadi acuan prioritas pengerjaan agar anggaran terserap tepat sasaran.
“Koordinasi lintas sektor penting supaya jalan yang diperbaiki benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat,” kata Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto.
Ia menambahkan, laporan masyarakat melalui aplikasi aduan jalan rusak yang dikelola Pemkab juga sangat membantu mempercepat proses verifikasi lapangan.
Dampak Ekonomi dan Keselamatan
Percepatan perbaikan jalan diyakini memberi dampak positif bagi perekonomian lokal. Jalan yang baik akan melancarkan distribusi hasil pertanian, memudahkan wisatawan ke destinasi populer seperti Pantai Balekambang, Goa Cina, dan kawasan Bromo Selatan.
Selain itu, perbaikan infrastruktur jalan dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas. Data Satlantas Polres Malang menunjukkan, kerusakan jalan menyumbang sekitar 15 persen penyebab kecelakaan di wilayah kabupaten pada semester pertama 2025.
Baca Juga: Fokus Pendidikan Jadi Prioritas Utama dalam Perubahan APBD 2025 Kota Malang
“Dengan jalan yang mulus, risiko kecelakaan berkurang dan biaya logistik petani serta pelaku usaha juga lebih efisien,” tutur Didik.
Antisipasi Musim Hujan
BMKG Karangploso memprediksi curah hujan tinggi akan melanda sebagian besar wilayah Malang mulai Oktober hingga Januari 2026. Kondisi ini meningkatkan potensi kerusakan jalan jika tidak ditangani lebih awal.
“Kerusakan aspal akan semakin parah jika hujan deras datang sebelum perbaikan. Karena itu percepatan sangat penting,” kata Kepala Stasiun BMKG Karangploso, Rina Dewi.
Sebagai langkah antisipasi tambahan, Dinas PU menyiapkan tim tanggap darurat untuk melakukan perbaikan cepat jika ditemukan jalan berlubang parah di tengah musim hujan.
Partisipasi Warga
Pemkab Malang mengajak masyarakat berperan aktif melaporkan kerusakan jalan melalui kanal resmi seperti call center, aplikasi Lapor Malang, dan media sosial Dinas PU. Pemerintah juga meminta warga tidak menutup lubang jalan dengan cara swadaya yang justru bisa membahayakan pengendara.
“Kami apresiasi kepedulian warga, tetapi perbaikan harus sesuai standar keselamatan,” tegas Yoyok.
Harapan Jangka Panjang
Dengan langkah cepat dan kolaborasi berbagai pihak, Pemkab Malang menargetkan 90 persen jalan kabupaten dalam kondisi baik pada 2026. Target ini sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang menempatkan infrastruktur sebagai prioritas utama.
Warga pun berharap program ini benar-benar berkelanjutan, tidak hanya dikerjakan jelang musim hujan. “Kami ingin perbaikan jalan dilakukan rutin, bukan menunggu rusak parah dulu,” ujar Siti, warga Turen.
Baca Juga:3 Fakta Fesyen Malang Dari Tempo Dulu ke Tren Modern















