Breaking

Distribusi Beras SPHP di Malang Raya Baru 18 Persen, Stok Masih Terjaga

InfoMalangPersediaan beras di wilayah Malang Raya dipastikan tetap aman meski distribusi beras SPHP masih berjalan lambat. Bulog Cabang Malang mencatat stok mencapai 68 ribu ton, jumlah yang diyakini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 2026.

Kepala Bulog Sub Divre Malang, M. Nurjuliansyah Rachman atau akrab disapa Hanung, menegaskan bahwa distribusi beras SPHP akan terus digenjot agar penyalurannya merata. Hingga akhir Agustus, realisasi distribusi baru sekitar 18 persen dari target 23 ribu ton.

Dengan perhitungan tersebut, beras yang sudah terserap baru 4.610 ton. Rendahnya angka ini bukan karena stok terbatas, melainkan adanya prosedur perizinan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum SPHP bisa dilepas ke pasaran.

Stok Beras Masih Melimpah

Hanung menyebut, dari total 68 ribu ton, hanya sekitar 23 ribu ton yang dialokasikan khusus untuk SPHP. Artinya, masih ada cadangan 45 ribu ton di gudang Bulog. Menurutnya, bahkan tanpa tambahan program bantuan pangan, stok ini sudah mencukupi kebutuhan masyarakat hingga dua tahun ke depan.

Distribusi beras SPHP yang masih rendah tidak serta merta mengganggu stabilitas pasokan. Justru Bulog memastikan cadangan tetap tersedia untuk kebutuhan mendesak, termasuk jika ada lonjakan harga di pasar tradisional.

Harga beras SPHP dari gudang Bulog ditetapkan Rp 55 ribu per kemasan 5 kilogram atau setara Rp 11 ribu per kilo. Di pasaran, harga eceran berkisar Rp 62.500 per 5 kilogram, masih sesuai dengan HET yang dipatok pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilo.

Baca Juga:Perbaikan Jalan Rusak Kabupaten Malang Dikebut Jelang Musim Hujan

Perbandingan Harga di Pasar

Jika dibandingkan dengan beras medium non-SPHP, harga beras SPHP jauh lebih terjangkau. Saat ini, beras medium biasa di pasar bisa mencapai Rp 15 ribu per kilogram. Inilah mengapa distribusi beras SPHP menjadi salah satu instrumen penting dalam menjaga kestabilan harga pangan.

Hanung menambahkan, distribusi beras SPHP memang membutuhkan kolaborasi lintas instansi. Pasalnya, Bulog tidak memiliki cukup personel untuk melakukan pengawasan di semua pasar tradisional. Karena itu, strategi pasar murah terus digencarkan agar harga tetap terkendali.

Peran Pemerintah Daerah

Kerja sama antara Bulog, pemerintah daerah, TNI, dan Polri menjadi kunci dalam percepatan distribusi beras SPHP. Melalui pasar murah, beras dijual langsung ke masyarakat tanpa perantara, sehingga harga tetap sesuai aturan pemerintah.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, juga menyoroti rendahnya distribusi SPHP di tingkat provinsi. Dari total alokasi 173 ribu ton, distribusi baru mencapai 6,17 persen. Kondisi ini mendorong Khofifah untuk mempercepat penyaluran sejak akhir Agustus lalu.

Langkah tersebut sejalan dengan upaya menjaga daya beli masyarakat. Distribusi beras SPHP dipandang sangat efektif dalam menekan gejolak harga, terutama menjelang akhir tahun ketika kebutuhan pangan biasanya meningkat.

Tantangan Perizinan dan Realisasi

Salah satu faktor yang membuat distribusi beras SPHP berjalan lambat adalah mekanisme perizinan dari Bapanas. Proses ini wajib ditempuh agar penyaluran tetap sesuai regulasi nasional.

Meski demikian, Hanung optimistis target distribusi bisa tercapai. Dengan stok yang besar, ia menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir akan kelangkaan beras. Menurutnya, distribusi beras SPHP adalah instrumen utama menjaga stabilitas harga pangan di wilayah Malang Raya.

Pasar Murah Jadi Solusi

Untuk menekan harga di lapangan, Bulog Malang rutin menggelar pasar murah. Melalui kegiatan ini, masyarakat bisa membeli beras SPHP dengan harga yang lebih rendah dibanding di pasaran umum.

Distribusi beras SPHP melalui pasar murah juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Strategi ini terbukti efektif karena langsung menyasar masyarakat tanpa perantara pedagang besar. Dengan begitu, harga tetap sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.

Strategi Bulog Hingga Akhir Tahun

Menjelang akhir 2025, Bulog memastikan stok SPHP akan didistribusikan lebih intensif. Dari target 23 ribu ton, seluruhnya diharapkan terserap sebelum pergantian tahun.

Distribusi beras SPHP bukan hanya soal ketersediaan, tetapi juga soal kecepatan dalam menyuplai kebutuhan masyarakat. Apalagi, harga pangan kerap melonjak saat akhir tahun dan jelang musim tanam berikutnya.

Hanung menegaskan bahwa dengan cadangan beras 45 ribu ton di gudang, keamanan pasokan tetap terjaga. Ia optimistis distribusi beras SPHP bisa mendukung stabilitas pangan di Malang Raya hingga beberapa tahun mendatang.

Distribusi SPHP di Tingkat Provinsi

Tidak hanya di Malang, distribusi beras SPHP di tingkat provinsi Jawa Timur juga jadi perhatian. Dengan alokasi 173 ribu ton, realisasinya baru sekitar 6,17 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan di Malang.

Gubernur Khofifah telah menginstruksikan percepatan penyaluran agar masyarakat bisa segera merasakan manfaatnya. Distribusi beras SPHP dalam skala provinsi diharapkan bisa membantu menekan inflasi daerah yang dipicu kenaikan harga pangan.

Dampak pada Masyarakat

Bagi masyarakat, keberadaan SPHP menjadi penyelamat di tengah harga beras yang terus merangkak naik. Distribusi beras SPHP dipandang mampu menjaga daya beli rumah tangga berpenghasilan rendah.

Jika penyalurannya lebih cepat, masyarakat akan semakin terbantu. Inilah alasan mengapa percepatan distribusi beras SPHP menjadi agenda utama pemerintah daerah maupun pusat.

Harapan ke Depan

Meski realisasi distribusi beras SPHP baru 18 persen, Bulog optimistis target hingga akhir tahun bisa tercapai. Dengan cadangan besar di gudang dan dukungan lintas instansi, upaya percepatan penyaluran akan terus dilakukan.

Distribusi beras SPHP menjadi bagian penting dari strategi nasional menjaga ketahanan pangan. Selama stok di Malang Raya tetap aman, masyarakat bisa tenang menghadapi dinamika harga di pasaran.

Baca Juga:Subsidi Motor Listrik Ditunggu Diler di Kota Malang untuk Dongkrak Penjualan