Arema FC kembali menunjukkan keseriusannya dalam mengarungi kompetisi BRI Super League 2025/26. Memasuki pekan kelima, klub kebanggaan Aremania tersebut resmi memperkenalkan Carlos Airon, seorang pelatih fisik asal Brasil, untuk memperkuat jajaran staf kepelatihan.
Langkah strategis ini menandai keseriusan Singo Edan dalam membangun fondasi kekuatan tim, khususnya di sektor kebugaran dan daya tahan pemain.
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menegaskan bahwa aspek fisik kini menjadi salah satu fokus utama manajemen. Menurutnya, performa konsisten tidak hanya ditentukan oleh taktik, tetapi juga kondisi fisik yang stabil sepanjang musim.
“Fisik adalah bagian penting dalam permainan sepak bola. Ini sudah menjadi perhatian serius kami. Kami ingin tim selalu konsisten di setiap laga, dan alasan utama mendatangkan Carlos Airon adalah untuk menjawab kebutuhan tersebut,” ujar Yusrinal.
Nama Carlos Airon bukanlah sosok baru di dunia kepelatihan fisik. Ia memiliki pengalaman panjang dalam merancang program kebugaran yang terukur, baik untuk pengembangan individu maupun untuk kebutuhan tim secara kolektif.
Pendekatannya dianggap mampu menjaga keseimbangan antara intensitas latihan dengan aspek pemulihan, sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh tim dengan jadwal kompetisi yang padat.
Kehadiran Airon dipandang sebagai investasi penting bagi Arema FC. Dengan dukungan metode modern yang ia bawa, manajemen berharap pemain bisa tampil lebih bertenaga, minim cedera, dan konsisten hingga akhir musim.
“Kami berharap dengan masuknya Carlos Airon, kondisi fisik pemain tetap prima. Kompetisi musim ini sangat ketat, sehingga keseimbangan antara teknik dan stamina harus terjaga,” tambah Yusrinal.
Carlos Airon menandatangani kontrak kerja sama dengan durasi satu musim. Ia dijadwalkan segera bergabung dalam sesi latihan reguler tim untuk mulai mengimplementasikan program fisik yang sudah disusunnya. Kehadiran Airon juga membawa perubahan pada struktur staf pelatih.
Posisi pelatih fisik sebelumnya, Siswantoro, kini kembali ke tugas awalnya sebagai asisten pelatih bersama Kuncoro dan Andre Caldas.
Hal ini menandakan Arema FC benar-benar ingin menempatkan setiap tenaga profesional sesuai dengan keahliannya, agar kinerja tim lebih maksimal.
Baca Juga: Peraturan Baru Liga Indonesia, Rekam Pertandingan Pakai Handphone Kini Dilarang
Peran pelatih fisik di Arema FC memang sering mengalami pergeseran dalam beberapa musim terakhir. Sejak era Eduardo Almeida pada musim 2022/2023, Singo Edan pernah diperkuat pelatih fisik asal Brasil, Victor Tinoco, yang dikenal dengan metode berbasis data dan latihan berintensitas tinggi. Bersamanya, Arema sukses menjuarai Piala Presiden 2022.
Musim berikutnya, saat kursi pelatih kepala diisi Joko Susilo, posisi pelatih fisik dipegang Yoga Pratama, sosok lokal yang mengedepankan recovery modern dan fisioterapi. Yoga dinilai cukup berhasil karena mampu menekan angka cedera otot meski performa tim belum maksimal.
Berlanjut ke musim 2024/2025, Arema bekerja sama dengan Nuno Pereira, pelatih fisik asal Portugal yang membawa pengalaman sport science dari Eropa Timur. Ia memperkenalkan GPS tracking dan microcycle training untuk menyesuaikan kebutuhan fisik pemain secara individual.
Selain itu, Arema juga pernah dibantu Javier Escudero, mantan pelatih fisik tim junior Sevilla FC. Javier terkenal dengan metode neuromuscular activation dan program injury prevention yang efektif membuat Arema tampil agresif sekaligus minim cedera.
Kini, memasuki era Super League 2025/26, Singo Edan kembali mempercayakan aspek kebugaran kepada tenaga asing, yakni Carlos Airon, yang bergabung mendampingi pelatih kepala Marcos Santos.
Dengan padatnya jadwal kompetisi dan ketatnya persaingan di Super League, Arema FC memandang aspek kebugaran sebagai kunci utama. Tanpa kondisi fisik yang prima, strategi sehebat apa pun akan sulit diimplementasikan di lapangan.
Kehadiran Airon diharapkan bisa menyempurnakan persiapan tim yang saat ini tengah berusaha bangkit setelah beberapa musim mengalami pasang surut performa. Manajemen ingin memastikan pemain mampu tampil konsisten, baik di kandang maupun tandang, sepanjang 90 menit permainan.
Lebih jauh, masuknya Airon juga diharapkan memberikan standar baru dalam sistem latihan fisik di Arema. Dengan latar belakang pengalaman di Brasil, ia diharapkan membawa nuansa latihan yang berbeda, terutama dalam menggabungkan aspek kekuatan, ketahanan, dan pemulihan yang efektif.
Bagi suporter, khususnya Aremania, kedatangan pelatih fisik baru tentu menjadi sinyal positif. Mereka berharap pemain kesayangan bisa tampil lebih segar, bersemangat, dan minim cedera. Apalagi, Arema FC kerap menghadapi tantangan cedera yang berulang pada beberapa musim terakhir.
Dengan sentuhan Airon, diharapkan pemain mampu tampil lebih “gacor” di lapangan. Konsistensi, stamina, serta kecepatan menjadi modal penting untuk bersaing dengan klub-klub besar lain di kompetisi elite Indonesia.
Langkah Arema FC mendatangkan Carlos Airon adalah bentuk keseriusan membangun tim yang tidak hanya kuat dari sisi taktik, tetapi juga dari aspek fisik. Dalam sepak bola modern, daya tahan dan kebugaran pemain menjadi pondasi penting untuk meraih prestasi.
Jika program yang dibawa Airon berjalan sesuai harapan, Singo Edan diprediksi bisa tampil lebih konsisten, kompetitif, dan siap menghadapi ketatnya persaingan BRI Super League 2025/26.
Baca Juga: Suporter Timnas dari Ultras Garuda Wafat, Erick Thohir Langsung Datang untuk Melayat















