Breaking

Gempa Bumi Kabupaten Malang 4,8 SR, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami

InfoMalangGempa Bumi Kabupaten Malang kembali mengguncang wilayah selatan Jawa Timur pada Rabu, 11 September 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika III Malang mencatat gempa tektonik berkekuatan magnitudo 4,8 SR terjadi pada pukul 10.15 WIB. Getaran gempa dirasakan nyata oleh masyarakat meskipun tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

BMKG menjelaskan, lokasi gempa berada di laut dengan jarak sekitar 152 kilometer arah tenggara Kabupaten Malang. Pusat gempa atau episentrum tercatat berada di kedalaman 63 kilometer, yang mengindikasikan gempa menengah akibat pergerakan lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.

Aktivitas Tektonik Penyebab Gempa

Menurut Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Mamuri, gempa bumi kali ini dipicu aktivitas deformasi atau perubahan bentuk batuan. Mekanisme sumber analisis menunjukkan adanya pergerakan naik atau thrust fault yang umum terjadi di zona subduksi selatan Jawa.

Fenomena ini bukan kali pertama mengguncang Bumi Kanjuruhan. Data BMKG menunjukkan sepanjang 2024 sudah terjadi 327 kali gempa di wilayah tersebut. Artinya, setiap bulan rata-rata ada 20–35 kejadian gempa yang terekam di Kabupaten Malang.

Baca Juga:Distribusi Beras SPHP di Malang Raya Baru 18 Persen, Stok Masih Terjaga

Dampak Gempa di Malang Raya

Gempa Bumi Kabupaten Malang dirasakan dengan skala intensitas III MMI di beberapa wilayah. Artinya, getaran bisa dirasakan jelas di dalam rumah, seakan ada truk besar melintas. Di Kota Malang, getaran tercatat antara II hingga III MMI, sementara di Trenggalek, Tulungagung, dan Blitar, gempa hanya mencapai II MMI.

Masyarakat melaporkan sejumlah benda ringan yang tergantung bergoyang akibat guncangan. Namun, hingga laporan terakhir, tidak ditemukan adanya kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa berkekuatan 4,8 SR ini.

Tidak Berpotensi Tsunami

BMKG menegaskan bahwa Gempa Bumi Kabupaten Malang kali ini tidak menimbulkan ancaman tsunami. Kedalaman hiposenter yang mencapai 63 kilometer membuat energi gempa teredam di bawah laut. Oleh karena itu, meskipun getarannya terasa hingga beberapa daerah, tidak ada potensi gelombang besar yang membahayakan pesisir.

Hal ini sekaligus memberikan kepastian kepada masyarakat yang sempat khawatir. Namun BMKG tetap mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang dapat terjadi setelah aktivitas tektonik.

Potensi Megathrust di Selatan Jawa

Secara geologi, kawasan selatan Jawa memang rawan gempa besar. Proses subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia menciptakan potensi gempa megathrust dengan kekuatan lebih dari 7 SR.

Gempa Bumi Kabupaten Malang yang terjadi berkali-kali menjadi pengingat akan potensi bencana besar tersebut. Meski begitu, BMKG menegaskan bahwa prediksi waktu dan kekuatan gempa belum bisa dilakukan secara pasti.

Intensitas Gempa di Jawa Timur

Selain di Malang Raya, gempa dengan magnitudo 4,8 SR ini juga dirasakan di wilayah sekitarnya. Masyarakat di Trenggalek, Tulungagung, hingga Blitar mengaku merasakan getaran meski dalam skala ringan.

Gempa Bumi Kabupaten Malang menjadi salah satu dari ratusan gempa yang terekam sepanjang tahun ini. Tingginya frekuensi gempa menunjukkan bahwa aktivitas tektonik di wilayah selatan Jawa terus berlangsung aktif.

Rekomendasi dari BMKG

BMKG menyarankan masyarakat tetap waspada namun tidak panik. Penting bagi warga untuk mengenali langkah mitigasi, seperti menjauh dari bangunan tinggi, mencari area terbuka, dan memastikan jalur evakuasi selalu tersedia.

Gempa Bumi Kabupaten Malang menjadi pelajaran bagi semua pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana. Sosialisasi mitigasi di sekolah, kantor, dan perumahan perlu terus digencarkan agar masyarakat lebih siap menghadapi gempa mendadak.

Korelasi dengan Aktivitas Lempeng

Secara ilmiah, gempa yang mengguncang Malang ini menunjukkan interaksi kompleks antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Subduksi yang terus terjadi menimbulkan tekanan pada lapisan batuan hingga akhirnya melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi.

Gempa Bumi Kabupaten Malang kali ini tergolong menengah karena hiposenternya berada pada kedalaman lebih dari 60 kilometer. Jenis gempa ini biasanya menimbulkan guncangan cukup luas, tetapi energinya tidak cukup untuk memicu tsunami besar.

Peran Edukasi Publik

Kehadiran BMKG di wilayah Malang sangat penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Informasi cepat mengenai Gempa Bumi Kabupaten Malang membantu masyarakat memahami skala dan dampaknya secara akurat.

Dengan sosialisasi berkelanjutan, masyarakat dapat membedakan antara gempa yang berpotensi tsunami dan gempa menengah yang hanya dirasakan getarannya. Pengetahuan ini sangat membantu dalam mengurangi kepanikan di tengah masyarakat.

Catatan Sepanjang 2024

Sepanjang tahun 2024, Malang Raya menjadi salah satu kawasan dengan aktivitas gempa paling tinggi di Jawa Timur. Sebanyak 327 kali gempa tercatat, sebagian besar berlokasi di laut selatan Kabupaten Malang.

Gempa Bumi Kabupaten Malang pada 11 September ini hanya salah satu contoh dari dinamika tektonik yang terus berlangsung. Dengan catatan tersebut, kewaspadaan tetap menjadi hal yang utama bagi masyarakat di kawasan selatan Jawa.

Baca Juga:Terdakwa TPPU Narkoba Fredy Pratama, Aset Senilai Miliaran Segera Dilelang