Lamongan, Juli 2025 – Dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB), bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) melakukan pendampingan intensif kepada petani padi di Desa Miru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan.
Program ini bertujuan untuk mendukung petani dalam meraih sertifikasi PRIMA 3, sekaligus memperkuat praktik pertanian berkelanjutan yang sejalan dengan SDGs 2 (Tanpa Kelaparan) dan SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Dipimpin oleh Dr. Mochammad Syamsulhadi, S.P., M.P., kegiatan berlangsung sejak Juli hingga Agustus 2025 di Griyo Tani Desa Miru.
Petani didampingi untuk menyusun SOP budidaya padi sesuai standar PRIMA 3, termasuk penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) ramah lingkungan, penggunaan pupuk organik, dan sistem pencatatan usaha tani yang rapi.
Pendekatan ini memperkuat Good Agricultural Practices (GAP) serta mendukung SDGs 15 (Ekosistem Daratan) melalui praktik budidaya yang menjaga keseimbangan lingkungan.
Selain pelatihan teknis, tim juga memfasilitasi sosialisasi di Balai Tani, membantu penyusunan dokumen sertifikasi, hingga mendampingi pendaftaran sertifikasi.
Sertifikasi PRIMA 3 menjadi pintu masuk produk beras Mentik Susu Wangi kelompok tani Sumber Makmur 1 Desa Miru menuju pasar yang lebih luas, aman, dan berdaya saing tinggi.

Baca juga: Mahasiswa PMM UMM Lakukan Pembuatan Kompos dari Sampah Organik untuk Keperluan Pertanian Masyarakat
Mahasiswa KKN FP UB turut memperkenalkan form digital pencatatan budidaya berbasis aplikasi spreadsheet yang mudah diakses melalui ponsel atau laptop.
Inovasi ini mendukung SDGs 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), sekaligus mempermudah Poktan Sumber Makmur dalam merekam data penggunaan benih, pupuk, pestisida, hingga hasil panen secara real-time.
“Kalau pakai kertas, data bisa hilang atau rusak. Dengan sistem digital, pencatatan lebih aman dan mudah dicek kapan saja,” ujar salah satu petani peserta.
Program ini tidak hanya mempercepat proses sertifikasi, tetapi juga membangun kapasitas petani dalam mengadopsi pertanian berkelanjutan.
“Kolaborasi dosen, mahasiswa, dan petani ini adalah kontribusi nyata UB dalam mendukung target SDGs, khususnya di bidang pertanian,” tegas Dr. Syamsulhadi.
Ke depan, sertifikasi PRIMA 3 di Desa Miru diharapkan meningkatkan nilai tambah ekonomi produk beras lokal sekaligus menjadi model pengabdian masyarakat berbasis solusi yang dapat direplikasi di wilayah lain.

Baca juga : Mahasiswa PMM UMM Kembangkan Teh Cascara “Slumbung Tea” di Desa Mlancu













