Breaking

BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah

BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah
BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah

infomalang.com/ – Bank Indonesia menegaskan sikap tegasnya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan global dan domestik. Gubernur Perry Warjiyo menekankan bahwa BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah, baik melalui intervensi pasar spot, NDF domestik, maupun pasar obligasi sekunder.

Langkah ini diambil seiring dengan pelemahan rupiah yang sempat menyentuh level Rp16.790 per dolar Amerika Serikat. Meskipun demikian, rupiah berhasil berbalik arah dan mencatatkan penguatan tipis pada sesi perdagangan terakhir, memberi harapan stabilisasi jangka menengah.

Dalam pernyataannya, Perry menyebut intervensi akan dilakukan secara berani, baik di pasar domestik maupun luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah tanpa ragu untuk melindungi fondasi ekonomi nasional.

Intervensi Domestik dan Global

Selain melalui pasar dalam negeri, Bank Indonesia juga aktif melakukan intervensi di luar negeri, termasuk Asia, Eropa, hingga Amerika. Tujuannya adalah menjaga persepsi positif investor internasional terhadap prospek rupiah.

Upaya ini penting mengingat pelemahan mata uang hampir 4% sepanjang tahun menjadikan rupiah salah satu mata uang berkinerja terburuk di Asia. Situasi ini mendorong bank sentral untuk mempertegas bahwa BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah dalam setiap kebijakan moneter yang diambil.

Perry juga mengingatkan pelaku pasar agar menciptakan iklim kondusif, sehingga peran intervensi moneter dapat lebih efektif. Bank sentral berharap stabilitas rupiah bisa kembali mencerminkan nilai fundamental ekonomi Indonesia.

Efek Kebijakan Bunga dan Persepsi Pasar

Tekanan terhadap rupiah makin besar setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga kebijakan pada pertengahan September. Keputusan tersebut dipandang sebagian pasar sebagai bentuk akomodasi terhadap keinginan pemerintah mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Namun, Perry menegaskan bahwa langkah tersebut tetap dalam kerangka menjaga keseimbangan stabilitas moneter. Oleh sebab itu, BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah agar kebijakan bunga rendah tidak menimbulkan dampak negatif berkelanjutan.

Intervensi berlapis di pasar spot, NDF, hingga obligasi diyakini dapat meredam kepanikan sekaligus memberi sinyal kuat ke pelaku pasar global.

Baca Juga:Kendaraan Elf Tiba-tiba Terbakar di Tol Malang, 15 Penumpang Berhamburan Keluar

Optimisme Pemerintah Terhadap Rupiah

Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang baru dilantik menggantikan Sri Mulyani optimistis rupiah akan kembali menguat. Menurutnya, berbagai kebijakan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan kepercayaan investor.

Purbaya menambahkan, hubungan otoritas fiskal dan moneter saat ini sangat baik. Bahkan, koordinasi intensif dilakukan melalui agenda pertemuan rutin bersama Bank Indonesia. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah sejalan dengan arah kebijakan pemerintah.

Dengan kolaborasi ini, pemerintah berharap arus modal asing kembali deras sehingga rupiah dapat lebih stabil di masa mendatang.

Peran Komunikasi dan Kepercayaan Pasar

Selain intervensi teknis, Bank Indonesia juga mengedepankan komunikasi strategis untuk membangun kepercayaan pasar. Perry menegaskan bahwa transparansi kebijakan moneter akan terus diperkuat guna mencegah spekulasi berlebihan.

Stabilitas rupiah dipandang penting bukan hanya untuk menjaga daya beli masyarakat, tetapi juga bagi kelangsungan iklim investasi jangka panjang. Oleh karena itu, BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah sebagai wujud komitmen pada stabilitas makroekonomi.

Investor diimbau agar tetap rasional dalam menyikapi dinamika global, termasuk ketidakpastian suku bunga Amerika Serikat dan gejolak geopolitik.

Faktor Politik dan Sentimen Domestik

Tekanan terhadap rupiah juga disebabkan sentimen politik dalam negeri, termasuk protes sosial pada bulan lalu dan pergantian mendadak menteri keuangan. Namun, Bank Indonesia menilai kondisi ini hanya bersifat sementara.

Dengan dukungan instrumen moneter yang berlapis, bank sentral menilai bahwa fundamental rupiah tetap solid. Inilah alasan mengapa Perry menegaskan kembali bahwa BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah, tidak hanya untuk jangka pendek, melainkan juga jangka panjang.

Kebijakan ini sekaligus meneguhkan posisi Indonesia sebagai negara berkembang dengan strategi moneter yang adaptif dan fleksibel.

Arah Kebijakan Moneter ke Depan

Ke depan, Bank Indonesia bersama pemerintah berkomitmen memperkuat koordinasi dalam menjaga stabilitas makroekonomi. Instrumen kebijakan moneter akan terus digunakan dengan prinsip kehati-hatian dan keberanian menghadapi gejolak eksternal.

Hal ini menandai arah baru kebijakan moneter yang lebih agresif, namun tetap terkendali. Pesan utama yang ingin disampaikan adalah bahwa BI Siap Gunakan Semua Instrumen Demi Jaga Stabilitas Rupiah tanpa kompromi.

Dengan fondasi yang kokoh, diharapkan rupiah kembali ke level fundamental dan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga:Kenaikan Gaji ASN 2025 Diproyeksikan Habiskan Rp192,44 Triliun