InfoMalang – Pertamina Patra Niaga kembali menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap penyebaran hoaks yang kian marak di media sosial. Isu-isu menyesatkan yang diarahkan kepada Pertamina dan pemerintah dinilai bisa meresahkan konsumen serta merusak kepercayaan publik. Karena itu, perusahaan menekankan agar masyarakat hanya mengacu pada informasi resmi dari kanal yang sudah disediakan.
Dalam beberapa waktu terakhir, Pertamina Patra Niaga menemukan adanya pola disinformasi yang terstruktur. Pihak-pihak tidak bertanggung jawab menyebarkan kabar bohong seputar layanan BBM, pembatasan distribusi, hingga kejadian yang sengaja dipelintir. Kondisi tersebut jelas merugikan karena bukan hanya menyasar nama baik Pertamina sebagai BUMN, tetapi juga pemerintah yang menjadi pengayom masyarakat.
Klarifikasi Hoaks yang Beredar
Pertamina Patra Niaga menyampaikan setidaknya ada tiga hoaks utama yang belakangan ramai di publik. Pertama, isu pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil dan 4 hari untuk motor, serta larangan bagi penunggak pajak kendaraan. Perusahaan menegaskan isu itu sama sekali tidak benar. Penyaluran BBM, khususnya subsidi, tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah dengan mekanisme tepat sasaran dan transparan.
Kementerian ESDM melalui juru bicara resminya juga sudah menegaskan hal serupa. Kebijakan distribusi BBM tidak pernah mengatur soal pembatasan 7 hari atau 4 hari seperti yang beredar. Artinya, masyarakat tidak perlu resah dengan isu tersebut.
Baca Juga:Dahsyat Puting Beliung Terjang Urek-Urek Gondanglegi, Empat Rumah Warga Rusak Berat
Video Kebakaran SPBU Dipelintir
Pertamina Patra Niaga juga menemukan penyebaran video kebakaran SPBU yang dikaitkan dengan kebijakan pembatasan BBM. Faktanya, video tersebut adalah rekaman lama insiden kebakaran SPBU di Aceh pada tahun 2024. Tidak ada kaitannya dengan kebijakan distribusi BBM saat ini.
Dengan klarifikasi ini, Pertamina berharap masyarakat lebih bijak dalam menyaring informasi. Video lama yang sengaja dipotong atau diberi narasi baru adalah salah satu bentuk disinformasi yang sering muncul di media sosial.
Kericuhan di Lumajang Ternyata Karnaval
Hoaks lainnya adalah kabar masyarakat menggeruduk SPBU di Lumajang. Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa kejadian yang sebenarnya terjadi pada 17 September 2025 hanyalah kericuhan kecil akibat karnaval desa. Karena hujan deras, penonton berdesakan berteduh di area SPBU yang sudah tutup sejak pukul 21.00 WIB.
Keributan dipicu pengaruh minuman keras, bukan karena layanan BBM. Tidak ada aksi penjarahan, tidak ada kerusakan fasilitas, dan hanya ditemukan sampah berserakan pada keesokan harinya. Fakta ini jelas menunjukkan bagaimana informasi bisa dipelintir untuk membentuk opini negatif.
Pesan Pertamina untuk Publik
Pertamina Patra Niaga melalui Pj. Corporate Secretary, Roberth MV Dumatubun, mengimbau masyarakat untuk jeli dan teliti sebelum mempercayai informasi. Menurutnya, selain isu pembatasan BBM, masih banyak hoaks lain yang sering beredar, seperti rekrutmen fiktif yang meminta biaya, kabar mobil tangki mengisi di SPBU swasta, hingga isu palsu terkait harga BBM.
Pertamina Patra Niaga menekankan bahwa setiap informasi resmi hanya disampaikan melalui kanal yang terverifikasi. Masyarakat bisa menghubungi Pertamina Call Center 135 atau mengikuti akun resmi media sosial perusahaan untuk mendapatkan kabar terkini.
Dampak Hoaks bagi Publik
Penyebaran hoaks dinilai berbahaya karena bisa memicu keresahan masyarakat. Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah dan BUMN hanya akan merugikan semua pihak. Masyarakat bisa terjebak dalam informasi salah yang berakibat pada kepanikan pembelian atau bahkan potensi konflik sosial.
Hoaks juga merugikan konsumen yang sebenarnya hanya ingin mendapatkan pelayanan terbaik. Jika informasi menyesatkan terus dibiarkan, maka tujuan penyaluran BBM yang tepat sasaran bisa terganggu.
Tanggung Jawab Bersama
Pertamina Patra Niaga menilai penanggulangan hoaks bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Publik diharapkan lebih aktif dalam melakukan verifikasi informasi. Dengan mengecek langsung ke sumber resmi, potensi penyebaran kabar palsu bisa ditekan seminimal mungkin.
Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan pemantauan digital. Setiap konten yang terbukti menyesatkan akan segera diklarifikasi agar tidak menimbulkan keresahan berkepanjangan.
Edukasi Digital
Pertamina Patra Niaga menyadari pentingnya literasi digital. Oleh sebab itu, perusahaan mendorong masyarakat untuk memahami cara mengenali hoaks. Ciri-ciri umum kabar bohong biasanya disampaikan dengan bahasa provokatif, tidak memiliki sumber jelas, dan sering kali menggunakan potongan video lama.
Dengan literasi digital yang lebih baik, masyarakat bisa lebih bijak dalam menyikapi setiap informasi. Pertamina percaya bahwa publik yang cerdas adalah kunci untuk menekan laju penyebaran hoaks.
Ajakan untuk Tenang
Pertamina Patra Niaga terus mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpancing isu. Semua kebijakan terkait distribusi BBM selalu melalui mekanisme resmi pemerintah dan disampaikan secara transparan. Tidak ada kebijakan mendadak tanpa informasi resmi yang dapat diverifikasi.
Ke depan, perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan sekaligus memperkuat komunikasi publik. Hal ini dilakukan agar tidak ada celah bagi pihak-pihak tertentu untuk memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat dengan menyebar hoaks.















