Breaking

Komeng DPD RI Blak-blakan, Bingung Masuk Komite Pertanian Hingga Ungkap Biaya Kampanye ‘Puluhan Juta’ di Tengah Perjuangan Hari Komedi Nasional

Komedian kawakan yang kini menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Alfiansyah Bustami atau yang akrab disapa Komeng, kembali menjadi sorotan.

Setelah dilantik pada Oktober 2024 sebagai peraih suara terbanyak DPD RI dari Jawa Barat, kiprah Komeng di Senayan terus menarik perhatian publik.

Alih-alih meredup, Komeng DPD RI justru semakin aktif membagikan cerita dan pemikirannya, yang tak jarang diselipi humor khasnya, mengenai perjuangannya sebagai wakil rakyat.

Perkembangan terbaru menunjukkan Komeng terus beradaptasi dengan peran barunya, bahkan di tengah penempatan yang awalnya ia anggap asing.

Selain itu, ia juga blak-blakan mengenai minimnya fasilitas dinas dan biaya kampanye yang jauh dari angka fantastis yang sering dikaitkan dengan dunia politik.

Terkejut di Komite II: Komeng Akui ‘Nggak Ngerti Soal Pertanian’

Salah satu kejutan terbesar bagi Komeng setelah resmi menjadi senator adalah penempatan tugasnya.

Semula, Komeng berharap dapat bergabung di Komite III DPD RI yang membidangi kesenian dan kebudayaan, sesuai dengan latar belakang dan janji utamanya, yaitu memperjuangkan Hari Komedi Nasional.

Namun, realita di parlemen menempatkannya di Komite II DPD RI yang berfokus pada Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pertanian.

Dalam sebuah Dialog Kebangsaan dan Kenegaraan pada akhir September 2025, Komeng secara jujur mengungkapkan kebingungannya.

Baca Juga:Deretan Penghargaan dan Prestasi Vanesha Prescilla di Dunia Perfilman

“Waktu itu, saya pernah bertanya kepada Pak Ketua. Saya bilang, saya enggak ngerti soal pertanian. Kenapa saya bisa ada di sini?” ujar Komeng, yang seketika mengundang tawa hadirin.

Namun, kejujuran tersebut diikuti dengan tekad untuk belajar dan beradaptasi. Komeng menegaskan bahwa ia kini aktif mencari ilmu dan banyak berdiskusi mengenai isu-isu pertanian, perikanan, dan pangan.

Adaptasi ini membuahkan hasil, di mana Komeng pada September 2025 bahkan terlibat aktif dalam program DPD, “Senator Peduli Ketahanan Pangan,” dengan mengajak masyarakat menanam ‘Real Food’ seperti jagung di beberapa wilayah di Indonesia, menunjukkan keseriusannya di bidang yang awalnya ia tak pahami.

Kisah Komeng ini menunjukkan transisi unik dari panggung komedi ke politik, di mana ia membawa kejujuran dan kerendahan hati untuk mengakui kekurangan, sekaligus memicu diskusi yang lebih santai dan merakyat mengenai tugas-tugas legislatif.

Biaya Kampanye ‘Puluhan Juta’ dan Sindiran Soal Mobil Dinas

Selain soal penugasan, Komeng juga blak-blakan mengenai dua isu sensitif dalam politik: dana kampanye dan fasilitas.

Dalam perbincangan viral pada April 2025, Komeng mengungkapkan bahwa biaya yang ia keluarkan untuk memenangkan suara terbanyak secara nasional (lebih dari 5,3 juta suara) hanya berkisar di angka puluhan juta rupiah.

Angka ini sangat kontras dengan banyak politisi lain yang disebut-sebut menghabiskan miliaran hingga ratusan miliar rupiah.

“Habis berapa ya? Pendaftaran atau apa-apa, mungkin tidak sampai ratusan [juta], bahkan tidak sampai miliaran. Mungkin [puluhan juta],” jawab Komeng santai.

Kesuksesannya membuktikan bahwa popularitas, kreativitas, dan pendekatan yang jujur kepada rakyat dapat menjadi modal politik yang jauh lebih efektif daripada uang.

Lebih lanjut, Komeng juga menyentil isu fasilitas mewah anggota dewan. Ia mengaku hanya menerima pelat nomor resmi, tanpa mobil dinas mewah, yang seringkali diasosiasikan dengan pejabat.

“Jadi dari Dewan itu cuma dikasih pelat, Pak. Mobilnya enggak dikasih,” ungkapnya.

Dengan gaya khasnya, ia menyindir citra kemewahan pejabat, bahkan berkelakar bahwa uang tunjangan yang ada pun hanya cukup untuk membayar uang muka (DP) mobil, bukan untuk membeli mobil mewah sekelas Lexus.

Pengakuan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan perspektif yang berbeda dan lebih membumi tentang realitas pekerjaan seorang senator DPD RI.

Misi Utama yang Belum Padam: Hari Komedi Nasional

Meski harus menunda impiannya bergabung di Komite III, misi utama Komeng DPD RI sejak dilantik pada 1 Oktober 2024 adalah memperjuangkan penetapan Hari Komedi Nasional.

Ia berpendapat, Hari Komedi harus sejajar dengan Hari Musik dan Hari Film yang sudah diakui di Indonesia, sebagai bentuk apresiasi tertinggi terhadap para komedian yang telah berjasa menghibur dan mencerdaskan bangsa.

Komeng berharap pengakuan ini dapat mendorong industri komedi nasional, yang menurutnya memiliki potensi ekonomi yang besar, mencontoh Korea Selatan yang berhasil menjadikan budaya sebagai aset pendapatan negara yang signifikan.

Perjuangan ini menunjukkan bahwa di balik persona komedi, Komeng memiliki visi jangka panjang untuk mengangkat harkat seni dan budaya bangsa di ranah legislatif.

Kiprah Komeng di DPD RI sepanjang tahun 2025 menjadi fenomena politik-hiburan yang langka. Ia berhasil menjembatani kesenjangan antara masyarakat dengan parlemen melalui pendekatan yang unik, humor yang cerdas, dan kejujuran yang lugas.

Komeng membuktikan bahwa politik tidak harus selalu serius dan kaku, tetapi bisa didekati dengan gaya yang merakyat dan nyeleneh.

Baca Juga:Rowan Atkinson, Komedian Jenius di Balik Sosok Legendaris Mr. Bean