Breaking

Tahun Emas Christine Hakim, Bintang Mahaputera, Cannes, dan Debut Horor “Sukma”

Tahun 2025 menjadi penegasan ulang supremasi Christine Hakim di kancah seni dan budaya Indonesia.

Aktris legendaris yang memiliki nama asli Herlina Christine Natalia Hakim ini tidak hanya disibukkan dengan proyek film yang beragam-mulai dari thriller horor hingga debutnya sebagai produser-tetapi juga menerima penghargaan tertinggi dari negara atas dedikasinya selama puluhan tahun.

Dua sorotan utama tahun ini adalah penganugerahan Bintang Mahaputera Utama dan kehadirannya yang strategis di Festival Film Cannes 2025.

Penghargaan Negara: Bintang Mahaputera Utama

Puncak pengakuan atas kontribusi Christine Hakim di dunia perfilman dan kebudayaan nasional terjadi pada Agustus 2025.

Pada Senin, 25 Agustus 2025, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan Tanda Kehormatan Republik Indonesia berupa Bintang Mahaputera Utama di Istana Negara, Jakarta.

Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada Christine Hakim sebagai bentuk apresiasi tertinggi negara atas dedikasinya di bidang seni dan budaya, khususnya melalui kiprahnya yang tak tertandingi sebagai aktris dan produser film Indonesia.

Penganugerahan ini menempatkan Christine Hakim sejajar dengan tokoh-tokoh besar bangsa lainnya, mengukuhkan posisinya sebagai ikon seni peran paling berpengaruh di Tanah Air.

Christine Hakim dikenal tidak hanya karena aktingnya yang memukau dalam sejumlah film ikonis, seperti Tjoet Nja’ Dhien (1988) dan Daun di Atas Bantal (1998), tetapi juga konsistensinya dalam mengangkat derajat sinema Indonesia.

Dalam keterangannya, pihak Istana menyebut bahwa penghargaan ini diberikan atas jasa-jasanya yang luar biasa terhadap bangsa dan negara dalam berbagai bidang.

Penghargaan ini menambah panjang daftar prestasinya yang sudah meliputi berbagai Lifetime Achievement Award di tingkat nasional maupun internasional.

Baca Juga:Kisah Sukses Jay-Z, Dari Brooklyn ke Puncak Dunia Musik

Representasi di Cannes 2025: Promosi New Wave Sinema

Jauh sebelum menerima penghargaan negara, Christine Hakim telah lebih dulu mengharumkan nama bangsa di kancah global.

Pada Mei 2025, ia menjadi salah satu delegasi kunci yang mewakili Indonesia di Festival Film Cannes 2025 di Prancis.

Kehadiran Christine di Cannes kali ini memiliki makna ganda: selain mempromosikan proyek film pribadinya, ia juga berperan sebagai mentor dan wajah new wave sinema Indonesia.

Bersama puluhan pembuat film dan aktor muda berbakat Indonesia, Christine aktif dalam Marche du Film-pasar film terbesar dunia-untuk memperluas jejaring global dan membuka peluang kolaborasi strategis.

Ia menekankan bahwa kehadirannya adalah upaya untuk memamerkan gelombang baru sinema Indonesia yang penuh potensi kepada dunia.

“Saya senang kembali ke Cannes untuk pembuat film muda Indonesia karena saya harus balik memberikan sesuatu untuk mereka, sama seperti apa yang telah diberikan sinema kepada saya,” ujar Christine Hakim kepada awak media.

Komitmennya dalam membimbing generasi penerus menunjukkan bahwa warisan Christine Hakim melampaui karya filmnya sendiri, merangkul visi jangka panjang untuk industri.

Klarifikasi Kontroversial Red Carpet

Selama di Cannes, nama Christine Hakim sempat menjadi sorotan karena klarifikasinya terkait kontroversi kehadiran selebritas Indonesia, termasuk Syahrini, di red carpet. Narasi yang beredar di media sosial menuding bahwa tiket red carpet dapat dibeli.

Dengan tegas, Christine Hakim membantah rumor tersebut. Ia menjelaskan bahwa tidak ada mekanisme “calo” atau pembelian tiket untuk red carpet Festival Film Cannes.

Kehadiran seseorang di karpet merah sangat bergantung pada undangan resmi yang dikeluarkan oleh panitia, baik karena filmnya diputar, diundang oleh pihak festival, atau menjadi bagian dari delegasi resmi yang memiliki program di pasar film.

Klarifikasi ini tidak hanya meluruskan informasi yang salah, tetapi juga memperlihatkan integritas dan pengetahuannya yang mendalam tentang mekanisme festival film internasional.

Debut Produser: The Mourning Journey

Di Cannes 2025, Christine Hakim juga memperkenalkan film yang diproduserinya, “The Mourning Journey”. Film ini merupakan bukti nyata dari perannya yang semakin meluas di balik layar, bekerja sama dengan nama-nama besar lain seperti Garin Nugroho dan Reza Rahadian.

Langkah ini menunjukkan bahwa Christine Hakim kini berfokus pada penciptaan karya sinema berkualitas tinggi yang tidak hanya mengangkat dirinya sebagai aktris, tetapi juga sebagai motor penggerak narasi-narasi sinematik Indonesia.

Proyek Film Terbaru: Tantangan Horor Sukma

Di tengah kesibukan internasional dan seremonial kenegaraan, Christine Hakim tetap produktif di layar lebar. Ia mengejutkan publik dengan keterlibatannya dalam film horor-misteri berjudul “Sukma”, yang dijadwalkan tayang di bioskop pada 11 September 2025.

Film Sukma menjadi perhatian karena disutradarai oleh Baim Wong—sebuah debut kolaborasi yang menarik—dan mempertemukan Christine dengan bintang-bintang muda seperti Luna Maya dan Fedi Nuril.

Trailer film ini menampilkan Christine Hakim dalam peran yang dingin dan misterius, sebagai sosok Ibu Sri, yang memiliki kaitan dengan cermin kuno berhantu.

Perannya dalam genre horor menjadi eksplorasi baru bagi Christine, yang selama ini identik dengan drama sejarah dan karakter yang kuat.

Keterlibatannya dalam Sukma menunjukkan kesediaan Christine untuk terus menantang dirinya dengan karakter yang “di luar kotak,” bahkan di usia emasnya, sekaligus mengangkat kualitas akting dalam genre film yang sangat populer di Indonesia.

Warisan dan Pengaruh di Masa Depan

Tahun 2025 adalah tahun yang signifikan bagi Christine Hakim. Kombinasi antara penghargaan negara yang megah, peran duta budaya di panggung global, dan keterlibatan dalam proyek sinema domestik yang ambisius, menegaskan statusnya sebagai Diva Sinema Indonesia yang abadi.

Christine Hakim tidak hanya membangun karier untuk dirinya sendiri, tetapi juga membangun jembatan bagi sinema Indonesia menuju pengakuan global.

Dengan penghargaan Bintang Mahaputera Utama, namanya kini tercatat dalam sejarah negara, bukan hanya sebagai aktris, tetapi sebagai pahlawan budaya yang menggunakan seni sebagai media untuk mencerdaskan dan mengharumkan bangsa.

Baca Juga:Ria Ricis Duet Bareng Denny Caknan di Pekan Gembira