Infomalang – Nama Reza Rahadian kembali menghiasi berbagai media hiburan Tanah Air. Bukan karena film yang ia bintangi, melainkan karena langkah barunya di balik layar. Aktor berprestasi ini akhirnya resmi debut sebagai sutradara lewat film berjudul Pangku, yang berhasil menembus Festival Film Cannes 2025.
Keberhasilan tersebut membuat banyak pihak bangga. Reza yang selama ini dikenal lewat peran-perannya yang kuat dan berkarakter, kini memperluas kiprahnya dengan mengarahkan film penuh makna. Ia menyebut Pangku sebagai proyek paling personal dalam kariernya.
Film Pangku disebut mengangkat isu keluarga dan kemanusiaan yang dikemas dengan pendekatan emosional dan sinematografi khas Indonesia. Dalam wawancara singkat, Reza mengaku menulis naskah film ini sendiri selama pandemi. “Film ini adalah bentuk refleksi saya terhadap hubungan manusia dan kehilangan,” ungkapnya.
Film “Pangku” Jadi Representasi Cinta dan Kehidupan
Berdasarkan keterangan resmi dari rumah produksi, Pangku bercerita tentang perjalanan seorang pria yang harus menghadapi trauma masa lalu dan menemukan kembali arti kasih sayang keluarga. Ceritanya dikemas dengan nuansa sederhana namun menyentuh, menonjolkan keindahan visual budaya Indonesia yang autentik.
Reza mengaku banyak belajar dari pengalaman menyutradarai film ini. “Saya memahami bahwa menjadi sutradara bukan sekadar mengatur adegan. Ini tentang mendengarkan, merasakan, dan menyampaikan pesan yang jujur lewat gambar,” ujarnya.
Selain menjadi sutradara, Reza juga ikut berperan dalam film ini sebagai karakter pendukung. Ia ingin tetap menghadirkan sentuhan aktingnya yang selama ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton. “Saya tidak ingin meninggalkan dunia akting, tapi kali ini saya ingin bercerita dari sisi yang berbeda,” tambahnya.
Antusiasme Publik dan Dukungan Rekan Sejawat
Kabar debut Reza sebagai sutradara langsung viral di media sosial. Banyak penggemar dan rekan sesama artis yang mengucapkan selamat dan memberikan dukungan penuh. Aktris Dian Sastrowardoyo menulis di Instagram, “Langkah besar untuk perfilman Indonesia! Bangga banget sama Reza.”
Sementara Nicholas Saputra juga menambahkan bahwa Reza adalah sosok yang selalu total dalam berkarya. “Kalau dia sutradara, pasti hasilnya kuat dan punya jiwa,” tulisnya di kolom komentar.
Tak hanya di Indonesia, kabar keikutsertaan Pangku di Cannes juga menarik perhatian media internasional. Situs film asing IndieWire bahkan menyebut film ini sebagai “salah satu karya Asia Tenggara yang paling dinanti” di ajang tersebut. Hal ini tentu menjadi prestasi tersendiri bagi perfilman Indonesia yang selama ini masih berjuang agar dikenal lebih luas di dunia.
Langkah Besar Perfilman Indonesia di Kancah Dunia
Keikutsertaan Pangku di Festival Film Cannes 2025 menjadi simbol kemajuan industri film Indonesia. Banyak pihak menilai bahwa Reza Rahadian membuka pintu bagi generasi baru sineas untuk berani tampil dan membawa cerita lokal ke pentas internasional.
Dengan gaya sinematik yang kuat, penggarapan yang detail, serta pesan yang universal, Pangku diyakini mampu menggugah penonton dunia. Reza juga menyebut bahwa dirinya berharap film ini bisa menjadi representasi dari “cerita manusia yang sederhana, tapi punya kedalaman emosional yang kuat.”
Sebelum menyutradarai Pangku, Reza telah membintangi banyak film besar seperti Habibie & Ainun, My Stupid Boss, Gadis Kretek, dan Imperfect. Karier panjangnya di dunia akting menjadi bekal berharga untuk memahami karakter, alur cerita, dan emosi yang harus disampaikan lewat kamera.
Dengan pencapaian ini, Reza Rahadian tidak hanya menorehkan sejarah baru untuk dirinya sendiri, tetapi juga mengangkat martabat perfilman Indonesia di mata dunia. Publik Tanah Air pun menunggu momen penayangan perdana Pangku di bioskop nasional setelah tampil di Cannes. Jika sukses, film ini bisa menjadi tonggak penting bagi generasi sutradara baru untuk terus berkarya dan berani menembus pasar global.















