Breaking

4 Wisatawan Surabaya Terseret Ombak di Pantai Modangan, Satu Tewas dan Dua Masih Hilang

4 wisatawan Surabaya terseret ombak di Pantai Modangan, Kabupaten Malang, kejadian dilaporkan  pada Minggu (12/10/2025) pagi. Dari empat korban, satu ditemukan selamat, satu ditemukan meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dalam pencarian tim gabungan hingga sore hari.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB di kawasan Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo. Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, rombongan berjumlah 26 orang tersebut merupakan anggota Karang Taruna RW 8 Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya.

Mereka datang ke pantai untuk berlibur sekaligus mengadakan kegiatan pembubaran panitia usai sukses menyelenggarakan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menjelaskan bahwa rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 04.00 WIB. Setibanya di pantai, mereka langsung mendirikan tenda di tepi laut untuk beristirahat sebelum menikmati suasana pagi di pesisir selatan Malang tersebut.

Namun, sekitar pukul 08.00 WIB, sejumlah anggota rombongan memutuskan untuk berenang di laut meskipun petugas pantai sudah memberikan peringatan agar tidak melakukannya karena kondisi ombak sedang tinggi.

“Petugas sudah mengingatkan agar tidak mandi di laut karena ombak cukup besar, tapi peringatan itu tidak diindahkan,” ujar Bambang kepada wartawan, Minggu (12/10).

Beberapa menit kemudian, empat orang dari kelompok tersebut dilaporkan terseret arus kuat ke tengah laut. Mereka adalah Muhammad Zulfikar Maulana (23), Rinaldy Hidayat (23), Rafi Naoufal (26), dan Muhammad Mahin (18). Keempatnya merupakan warga Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya.

Beruntung, satu korban bernama Muhammad Zulfikar Maulana berhasil diselamatkan oleh nelayan setempat yang sedang melaut tak jauh dari lokasi kejadian. Ia ditemukan dalam kondisi lemas namun sadar, kemudian langsung dievakuasi ke daratan untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sementara itu, tiga korban lainnya sempat dinyatakan hilang. Sekitar dua jam setelah kejadian, tim pencari menemukan jasad Rinaldy Hidayat dalam kondisi meninggal dunia. Tubuhnya ditemukan terjepit di antara batu karang di sekitar area pantai. Jenazah kemudian dievakuasi ke Puskesmas Donomulyo untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

“Korban yang ditemukan sudah dibawa ke Puskesmas Donomulyo. Sedangkan dua korban lainnya, yakni Rafi Naoufal dan Muhammad Mahin, masih dalam pencarian tim gabungan,” ujar Bambang.

Ia menambahkan, pencarian dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri atas anggota Polsek Donomulyo, Koramil Donomulyo, petugas BPBD Kabupaten Malang, serta nelayan setempat. Mereka menyisir perairan Pantai Modangan menggunakan perahu tradisional dan memperluas radius pencarian hingga beberapa ratus meter dari titik awal korban dilaporkan hilang.

Baca Juga: Lalu Lintas Padat di Jalan Pasir Luhur Saat Karnaval Gampingan 2025, Sound Horeg Masih Bongkaran di Depan Gapura

Kapolsek Donomulyo, AKP Gunawan Marsudi, menjelaskan bahwa laporan pertama diterima dari Kepala Desa Sumberoto, Budi Utomo, setelah mendapat informasi dari salah satu karyawan wisata pantai bernama Supadi.

“Sekitar pukul 08.00 WIB, ada 12 orang mandi di laut. Petugas sudah memperingatkan agar tidak berenang karena ombak sedang tinggi, namun peringatan itu tidak dihiraukan. Tak lama kemudian, tiga orang terseret ombak dan satu lainnya ikut hanyut saat berusaha menolong,” jelas Gunawan.

Menurut Gunawan, proses pencarian berlangsung cukup sulit karena ombak tinggi dan arus laut sangat kuat. Kondisi cuaca di kawasan pesisir selatan Malang juga tidak terlalu mendukung, dengan angin kencang yang membuat penyisiran harus dilakukan dengan hati-hati. Meski demikian, petugas gabungan terus berupaya maksimal untuk menemukan dua korban yang masih hilang.

Tim dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jawa Timur juga telah dikerahkan untuk memperkuat operasi penyelamatan. Mereka membawa peralatan tambahan, termasuk perahu karet dan drone pemantau untuk memperluas area pencarian hingga ke perairan sekitar perbatasan Malang-Blitar.

“Upaya pencarian dilakukan dari pagi hingga menjelang sore. Kami bekerja sama dengan Basarnas dan BPBD agar proses pencarian lebih cepat,” tutur Bambang.

Sementara itu, warga sekitar Pantai Modangan turut membantu dengan memberikan informasi jika melihat tanda-tanda keberadaan korban di sepanjang garis pantai. Nelayan juga diimbau tetap waspada dan melapor jika menemukan benda mencurigakan atau tubuh manusia di sekitar laut.

Pihak kepolisian mengimbau agar para wisatawan yang datang ke Pantai Modangan maupun kawasan pantai selatan Malang lainnya selalu memperhatikan imbauan keselamatan. Ombak di wilayah tersebut dikenal sangat kuat dan berbahaya bagi pengunjung yang tidak berpengalaman berenang di laut terbuka.

“Musim kemarau panjang membuat ombak di selatan Malang cenderung tinggi. Kami berharap wisatawan mematuhi semua peringatan dari petugas agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkas Bambang.

Tragedi di Pantai Modangan ini menjadi pengingat penting bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama saat berwisata, terutama di kawasan laut selatan yang memiliki karakter ombak besar dan arus kuat. Hingga Minggu malam, dua korban yang masih hilang masih terus dicari oleh tim gabungan yang bekerja tanpa lelah.

Baca Juga: Auroreg Hiasi Langit Malam, Karnaval Gampingan 2025 Tetap Meriah Meski Hujan