InfoMalang – Korban Terakhir Pantai Modangan yang sempat dinyatakan hilang sejak Minggu (12/10) akhirnya berhasil ditemukan oleh tim gabungan. Operasi pencarian yang berlangsung selama tiga hari penuh resmi dihentikan setelah jasad Muhammad Mahin, 18 tahun, berhasil dievakuasi dari perairan.
Kasatpolairud Polres Malang AKP Yoyok Supandi mengungkapkan, jenazah Mahin ditemukan mengapung di sebelah barat Pantai Modangan sekitar pukul 07.15 WIB. Penemuan itu berjarak sekitar satu mil dari garis bibir pantai, lokasi terakhir korban terlihat sebelum terseret ombak.
Kronologi Penemuan
Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke Puskesmas Donomulyo pada pukul 07.30 untuk proses identifikasi. Hasil pemeriksaan memastikan bahwa jasad tersebut adalah Mahin. Korban didapati mengalami luka kulit mengelupas pada bagian kaki, yang diperkirakan akibat gesekan dengan batu karang saat hanyut.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa pencarian Korban Terakhir Pantai Modangan dilakukan secara maksimal. Bahkan, tim penyelamat memperluas area pencarian hingga Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Langkah itu dilakukan melalui metode susur darat dan penyisiran laut.
Baca Juga:Momen Langka, Pria Ini Jajan Ketika Kereta Api Tak Sengaja Berhenti Dekat Rumah
Rombongan Karang Taruna Surabaya
Mahin merupakan bagian dari rombongan Karang Taruna Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya yang berjumlah 27 orang. Mereka berwisata ke Pantai Modangan pada Minggu pagi.
Namun, empat orang terseret ombak ketika berenang di pantai. Mereka adalah Rinaldi Hidayat (23), Rafi Naoufal (26), Muhammad Mahin (18), dan Muhammad Zulfikar Maulana (23). Dari empat korban, Zulfikar berhasil selamat, sementara tiga lainnya mengalami nasib berbeda. Rinaldi ditemukan meninggal pada hari kejadian, Rafi dan Mahin sempat hilang, dan akhirnya Korban Terakhir Pantai Modangan ditemukan dua hari kemudian.
Ombak Tinggi yang Mematikan
Kepala Desa Sumberoto, Budi Utomo, menegaskan bahwa Pantai Modangan bukanlah lokasi yang diperuntukkan berenang. Ombak di kawasan tersebut hampir setiap hari tinggi dan berisiko menyeret siapa pun yang nekat bermain air.
Menurut Budi, pada hari kejadian sebenarnya pengunjung sudah diperingatkan oleh petugas agar tidak turun ke laut. Namun, peringatan tersebut tidak dihiraukan oleh para korban. Akhirnya, tragedi yang menewaskan tiga orang tidak dapat dihindari. Kasus ini semakin menegaskan bahaya yang mengintai wisatawan dan menjadi pengingat saat membahas Korban Terakhir Pantai Modangan.
Upaya Pencegahan yang Sudah Ada
Pemerintah desa bersama pihak pengelola pantai sebenarnya telah memasang banyak papan peringatan larangan berenang. Setidaknya ada belasan rambu bertuliskan bahaya ombak tinggi yang ditempatkan di berbagai titik.
Selain itu, terdapat sepuluh orang penjaga pantai yang rutin melakukan patroli dan pengawasan. Kehadiran mereka bertujuan untuk mencegah wisatawan masuk ke area berbahaya. Namun, kasus Korban Terakhir Pantai Modangan menunjukkan bahwa faktor ketaatan pengunjung juga sangat menentukan.
Proses Evakuasi Tiga Hari
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polairud, BPBD, serta relawan lokal bekerja tanpa henti sejak hari kejadian. Pencarian dilakukan menggunakan perahu karet, drone udara, serta jalur darat untuk memantau kemungkinan korban terbawa arus ke wilayah lain.
Pada hari pertama, tim berhasil mengevakuasi jenazah Rinaldi. Hari kedua, korban atas nama Rafi belum ditemukan, sementara pencarian terus diperluas. Baru di hari ketiga, Korban Terakhir Pantai Modangan akhirnya ditemukan dan dibawa ke daratan.
Reaksi Keluarga dan Warga
Kabar ditemukannya Korban Terakhir Pantai Modangan membawa duka mendalam bagi keluarga korban di Surabaya. Sejumlah kerabat yang datang ke Puskesmas Donomulyo terlihat larut dalam kesedihan.
Warga sekitar Pantai Modangan juga merasa prihatin dengan peristiwa ini. Mereka menilai tragedi hanyutnya wisatawan bukanlah kejadian baru. Oleh karena itu, mereka berharap pemerintah lebih tegas dalam menutup akses berenang agar kejadian serupa tidak terulang.
Evaluasi Keselamatan Wisata
Tragedi ini membuka mata berbagai pihak mengenai pentingnya evaluasi standar keselamatan wisata di pantai-pantai berbahaya. Ombak besar dan arus bawah laut di Modangan sudah lama dikenal mematikan, namun daya tarik alamnya membuat banyak pengunjung tetap datang.
Kasus Korban Terakhir Pantai Modangan menjadi momentum bagi Pemkab Malang dan pihak terkait untuk menambah fasilitas keselamatan, termasuk menara pengawas dan alat pelampung darurat yang mudah diakses.
Harapan ke Depan
Meski pencarian telah usai, peristiwa ini meninggalkan pesan mendalam. Pihak kepolisian, pengelola wisata, hingga masyarakat berharap kesadaran wisatawan semakin meningkat.
Korban Terakhir Pantai Modangan bukan hanya sekadar catatan duka, tetapi juga pengingat bahwa keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan wisata alam. Dengan begitu, tragedi serupa diharapkan tidak lagi menelan korban jiwa di masa mendatang.















