Breaking

Kios Nasi Campur di Penang Heboh Usai Tikus Goreng Ditemukan Bercampur Ayam Tepung

InfoMalangInsiden mengejutkan terjadi di sebuah Kios Nasi Campur di kawasan Jalan Utama Street Food, Penang, Malaysia. Seorang perawat yang tengah membeli makanan menemukan sesuatu yang tak wajar di wadah saji miliknya. Bukan hanya potongan ayam goreng tepung, melainkan seekor tikus goreng yang ikut tersaji di antara lauk yang dijual.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 23 Oktober 2025, dan langsung viral setelah dilaporkan ke Departemen Kesehatan Penang serta Dewan Kota Pulau Penang (MBPP). Berdasarkan laporan World of Buzz, insiden di Kios Nasi Campur tersebut diduga akibat kelalaian saat proses memasak, di mana tikus secara tidak sengaja terjatuh ke dalam wajan berisi minyak panas ketika ayam sedang digoreng.

Temuan Tak Terduga yang Menghebohkan

Penemuan tikus goreng di Kios Nasi Campur itu sontak membuat pembeli terkejut dan jijik. Hewan tersebut tampak jelas di antara tumpukan ayam goreng tepung berwarna kecokelatan, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Perawat yang menemukan kejadian ini diketahui bekerja di Rumah Sakit Umum Penang dan segera melaporkannya ke pihak berwenang untuk dilakukan pemeriksaan kebersihan.

Laporan dari Kios Nasi Campur itu langsung direspons cepat oleh MBPP. Tim kesehatan dan kebersihan turun ke lokasi dan menemukan banyak pelanggaran kebersihan yang cukup serius. Bukan hanya satu kios, total 12 kios di area pujasera yang sama diperintahkan untuk tutup sementara selama dua minggu.

Baca Juga:Kasus Keracunan MBG Siswa dan Guru, PDIP Malang Minta Dapur MBG Ditutup Sementara

Operasi Mendadak dan Penutupan Massal

Menurut hasil inspeksi MBPP, area pujasera tempat Kios Nasi Campur tersebut berada dalam kondisi yang tidak higienis. Petugas menemukan banyak kotoran tikus, kecoak, dan sampah makanan berserakan di sekitar kios. “Kami tidak akan berkompromi dalam hal kebersihan pangan. Seluruh kios harus melakukan pembersihan menyeluruh,” ujar juru bicara MBPP kepada media lokal.

Kebijakan penutupan sementara mencakup kios penjual apom, mi Jawa, ayam goreng, kebab, minuman, dan tentu saja Kios Nasi Campur yang menjadi sumber utama kejadian tersebut. Penutupan dilakukan selama 14 hari untuk memastikan semua area dibersihkan dan disterilisasi sesuai standar kesehatan publik.

Reaksi Publik dan Kekecewaan Konsumen

Kasus yang terjadi di Kios Nasi Campur itu menjadi pembicaraan luas di media sosial Malaysia. Banyak warganet menyatakan rasa jijik sekaligus kekhawatiran terhadap standar kebersihan di pusat kuliner populer tersebut. Sebagian bahkan menuntut agar izin usaha penjual yang bersangkutan dicabut permanen.

Kawasan Jalan Utama Street Food sendiri selama ini dikenal sebagai tempat makan favorit para tenaga medis karena lokasinya bersebelahan dengan Rumah Sakit Umum Penang. Namun, pasca-penemuan tikus goreng di Kios Nasi Campur, banyak staf rumah sakit mengaku ragu untuk kembali membeli makanan di sana. “Setelah tahu ada tikus goreng di sana, saya benar-benar tidak berani makan lagi,” ujar seorang petugas medis yang menjadi pelanggan tetap.

Tanggapan Pemerintah dan Langkah Tegas

Pemerintah Kota Penang menegaskan bahwa kebersihan tempat makan harus menjadi prioritas utama. Mereka juga mengingatkan seluruh pengelola Kios Nasi Campur dan penjual makanan lainnya agar memperhatikan sanitasi dapur, terutama dalam penyimpanan bahan mentah dan pengelolaan limbah. Inspeksi lanjutan dijadwalkan dilakukan setelah masa penutupan berakhir untuk memastikan standar kebersihan telah dipenuhi.

MBPP juga merencanakan pelatihan ulang bagi pedagang Kios Nasi Campur dan penjaja makanan lainnya agar lebih paham tentang Good Hygiene Practices (GHP). Langkah ini diambil agar kasus serupa tidak kembali terulang di masa depan, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pusat kuliner kota.

Dampak terhadap Citra Kuliner Penang

Penang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner terbaik di Asia. Namun, insiden di Kios Nasi Campur tersebut menodai reputasi tersebut. Banyak wisatawan domestik dan asing yang mengaku khawatir untuk mencoba jajanan kaki lima setelah kejadian ini viral di media. Para pengusaha kuliner pun mulai melakukan evaluasi besar-besaran agar tidak kehilangan pelanggan.

Beberapa pengelola pusat makanan bahkan secara sukarela melakukan audit kebersihan dengan pihak swasta untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga higienitas makanan. Kios Nasi Campur yang menjadi pusat perhatian kini juga diawasi ketat oleh pihak berwenang agar mematuhi standar sanitasi sebelum diperbolehkan beroperasi kembali.

Kronologi Penemuan Tikus Goreng

Menurut kesaksian saksi di lokasi, peristiwa di Kios Nasi Campur itu bermula saat pembeli hendak mengemas makanan untuk dibawa pulang. Saat membuka wadah, ia mendapati bentuk tikus yang sudah kering karena tergoreng bersama ayam. Kejadian itu sempat direkam dan tersebar luas di media sosial, menimbulkan kehebohan besar.

Diduga tikus tersebut masuk ke dapur tanpa sepengetahuan penjual. Karena bentuknya kecil, hewan itu tidak terlihat ketika jatuh ke dalam minyak panas. Proses penggorengan yang berlangsung cepat membuatnya ikut matang bersamaan dengan ayam. Kios Nasi Campur itu pun menjadi sorotan tajam publik dan media.

Evaluasi dan Harapan ke Depan

Meski kejadian di Kios Nasi Campur tersebut menjadi pelajaran penting, banyak pihak berharap agar pemerintah daerah tidak hanya memberi sanksi, tetapi juga membina para pedagang kecil. Dengan edukasi dan fasilitas sanitasi yang lebih baik, risiko insiden semacam ini bisa diminimalisir.

Kementerian Kesehatan Malaysia juga berencana memperketat izin operasional bagi pedagang di area terbuka seperti pujasera. Nantinya, setiap Kios Nasi Campur dan kios makanan lainnya diwajibkan mengikuti pelatihan dasar keamanan pangan sebelum izin diperpanjang. Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk menjaga kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat.

Perhatian Masyarakat terhadap Kebersihan

Kasus yang menimpa Kios Nasi Campur di Penang menjadi pengingat penting bagi publik tentang pentingnya memastikan makanan yang dikonsumsi berasal dari tempat bersih dan terpercaya. Pemerintah kota berharap masyarakat juga aktif melaporkan apabila menemukan pelanggaran kebersihan di tempat makan mana pun.

Dengan meningkatnya kesadaran bersama antara penjual dan pembeli, diharapkan insiden seperti di Kios Nasi Campur tidak lagi terjadi. Kini, perhatian publik tertuju pada hasil investigasi lanjutan MBPP yang akan menentukan nasib kios tersebut ke depan, sekaligus menjadi tolak ukur penegakan kebersihan kuliner di Penang.

Baca Juga:Kasus Meme Bahlil Lahadalia Kian Panas, Feri Amsari dan Waketum AMPG Berdebat Soal Delik Agama