Breaking

Tim SAR dan Polres Malang Bekerja Keras Pencarian Ibu dan Anak yang Hanyut di Sungai Glidik

infomalangOperasi pencarian ibu dan anak hanyut di Sungai Glidik, yang melintasi Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, terus dilakukan secara maraton oleh tim Search and Rescue (SAR) gabungan.

Memasuki hari kelima, Kamis (6/11/2025), upaya menemukan korban, Rika Julia Safitri (27) dan anak perempuannya, ARS (6), semakin diintensifkan dengan perluasan area penyisiran hingga ke muara Sungai Glidik yang terhubung langsung dengan perairan Laut Selatan.

Peristiwa nahas yang terjadi pada Sabtu sore (1/11/2025) ini telah menyatukan ratusan personel dari berbagai instansi dalam misi penyelamatan yang penuh tantangan.

Meskipun cuaca yang tidak menentu dan kondisi medan yang ekstrem menghambat proses, Polres Malang, selaku koordinator lapangan, menegaskan bahwa upaya pencarian tidak akan dihentikan.

Fokus tim saat ini adalah memaksimalkan setiap peluang penemuan di hilir sungai, yang secara geografis memiliki potensi besar menyeret korban ke wilayah pantai.

Analisis Tantangan Medan dan Strategi Pencarian Ibu dan Anak Hanyut

Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menyampaikan bahwa tim di lapangan menghadapi tantangan berat yang sangat kompleks.

Sungai Glidik, yang dikenal memiliki karakteristik berkelok, berbatu, dan memiliki arus deras, diperparah dengan kondisi saat ini:

  1. Arus Deras dan Kedalaman Bervariasi: Arus air di Sungai Glidik saat ini sangat kuat akibat curah hujan yang terjadi di hulu beberapa hari sebelumnya. Hal ini meningkatkan risiko petugas dan mempersulit navigasi perahu karet.
  2. Medan Berlumpur dan Berkelok: Kondisi dasar sungai yang berlumpur dan tepian sungai yang terjal dan berkelok-kelok membuat penyisiran manual di darat dan air menjadi sangat lambat dan melelahkan.
  3. Potensi Korban Tersangkut: Banyaknya ranting, bebatuan besar, dan vegetasi di sepanjang sungai berpotensi membuat korban tersangkut.

“Kami terus melakukan pencarian secara maksimal di sepanjang aliran Sungai Glidik. Kondisi sungai yang berkelok dan berlumpur cukup menyulitkan tim dalam melakukan penyisiran, namun prioritas kami adalah keselamatan petugas dan efektivitas operasi,” ujar AKP Bambang Subinajar.

Tim Gabungan dan Teknologi Pendukung

Operasi pencarian ibu dan anak hanyut ini melibatkan kolaborasi lintas sektor yang masif. Personel gabungan yang aktif di lapangan meliputi:

  • Basarnas (Badan SAR Nasional): Bertanggung jawab atas koordinasi dan teknis penyelamatan.
  • Polres Malang (Polsek Ampelgading): Sebagai koordinator keamanan dan komunikasi di Posko.
  • SAR Kanjuruhan dan BPBD Kabupaten Malang: Menyediakan perlengkapan dan logistik.
  • TNI (Babinsa): Mendukung di sektor darat dan komunikasi dengan warga desa.
  • Relawan Lokal dan Nelayan: Menyediakan pengetahuan lokal tentang karakter sungai dan pesisir.

Tim menggunakan beberapa perahu karet untuk menyisir aliran sungai dari hulu ke hilir. Selain itu, tim darat disebar untuk memantau tepian sungai, terutama di titik-titik penyempitan arus yang berpotensi menjadi lokasi korban terdampar.

Baca Juga: Diduga Langgar Perda, The Souls Bar & Night Club Tuai Desakan Tindakan Tegas dari Pemkot Malang

Perluasan Fokus Hingga Muara Laut Selatan

Memasuki hari kelima, strategi pencarian diperluas secara signifikan. Berdasarkan perhitungan dan simulasi arus oleh tim Basarnas, fokus pencarian hari ini diarahkan ke wilayah yang secara teknis disebut sebagai sektor C, yaitu daerah hilir sungai hingga ke pesisir selatan.

“Hari ini fokus pencarian ibu dan anak hanyut diarahkan ke hilir sungai hingga ke pesisir selatan,” terang AKP Bambang Subinajar.

Perluasan ini dilakukan dengan menambah jumlah armada perahu serta memperbanyak personel di titik-titik muara dan sepanjang garis pantai.

Tim nelayan setempat juga diikutsertakan secara aktif untuk melakukan penyisiran di wilayah perairan dangkal dekat pantai, memanfaatkan pengetahuan mereka tentang arus laut lokal.

Strategi ini didasarkan pada asumsi logis bahwa setelah empat hari terseret arus sungai yang deras, besar kemungkinan korban telah terbawa hingga ke muara dan mungkin telah terdampar di pantai atau terapung di perairan pesisir.

Kronologi Tragis dan Imbauan Kesiapsiagaan Bencana

AKP Bambang Subinajar juga mengingatkan kembali kronologi tragis kejadian tersebut. Korban Rika Julia Safitri dan ARS dilaporkan hanyut pada Sabtu (1/11/2025) sore.

Saat kejadian, mereka sedang menyeberangi jembatan atau badan air yang tiba-tiba diterjang arus deras bersama sang suami. Suami korban berhasil menyelamatkan diri, namun ibu dan anak tersebut tidak mampu melawan derasnya arus.

Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bagi seluruh masyarakat Kabupaten Malang, khususnya yang tinggal di dekat aliran sungai, mengenai bahaya yang mengintai, terutama saat musim pancaroba atau hujan deras di hulu.

Imbauan Kesiapsiagaan Bencana dari Polres Malang:

  1. Hindari Aktivitas di Sungai: Masyarakat diimbau keras untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar sungai, terutama menyeberang atau memancing, saat debit air meningkat atau setelah hujan deras.
  2. Edukasi Anak: Orang tua diimbau untuk selalu mengawasi anak-anak dan memberikan edukasi tentang bahaya bermain di dekat aliran sungai.
  3. Laporkan Segera: Warga diminta segera melaporkan ke posko terdekat atau Contact Center jika menemukan tanda-tanda keberadaan korban atau melihat potensi bahaya di sungai.

Pihak Polres Malang bersama seluruh tim penyelamat dan relawan berharap dukungan dan doa dari masyarakat agar operasi pencarian ibu dan anak hanyut ini segera menemukan titik terang.

Upaya ini menjadi bukti nyata sinergi tanpa lelah antara aparat keamanan, relawan, dan masyarakat dalam menghadapi bencana dan menegaskan komitmen mereka untuk menemukan kedua korban dalam kondisi apa pun.

Operasi ini akan terus dilanjutkan hingga batas waktu yang ditentukan oleh SOP Basarnas atau hingga kedua korban ditemukan.

Baca Juga: Enam Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Telah Ditemukan Usai Dilaporkan Hanyut