Breaking

Warga Malang Keluhkan Hilangnya Besi Penutup Selokan di Sejumlah Titik Kota

infomalang – Kota Malang kini menghadapi krisis infrastruktur mikro yang berdampak besar pada keselamatan publik.

Maraknya pencurian besi penutup selokan (manhole covers) telah menimbulkan keresahan meluas di kalangan warga, sekaligus menantang kesigapan Pemerintah Kota (Pemkot) dalam melindungi fasilitas publik dari kejahatan yang terorganisir.

Dalam beberapa pekan terakhir, laporan hilangnya penutup selokan terus berdatangan dari berbagai kawasan, dari pusat kota hingga jalan penghubung utama, menciptakan lubang jebakan yang berbahaya di trotoar dan bahu jalan.

Fenomena ini bukan sekadar kerugian material bagi Pemkot Malang, tetapi sebuah ancaman keamanan lingkungan yang nyata.

Apabila tidak segera ditangani secara tuntas, lubang-lubang terbuka ini berpotensi menyebabkan kecelakaan serius—baik bagi pejalan kaki, lansia, maupun pengendara sepeda motor, terutama saat malam hari atau cuaca buruk.

Di tengah situasi ini, kesadaran kolektif dan inovasi material menjadi kunci untuk menghentikan aksi pencurian yang didorong oleh tingginya harga besi bekas.

Analisis Modus Operandi ‘Rayap Besi’ dan Latar Belakang Kejahatan

Julukan “rayap besi” yang disematkan warganet kepada pelaku pencurian besi penutup selokan menggambarkan kecepatan, ketelitian, dan efektivitas aksi mereka. Rekaman CCTV di berbagai lokasi mengungkapkan pola operandi yang cenderung terorganisir:

  1. Pemantauan Target: Pelaku diduga telah memetakan lokasi yang memiliki penutup selokan berbahan besi cor (yang memiliki nilai jual tinggi) dan memiliki minim pengawasan.
  2. Aksi Cepat dan Tersembunyi: Beroperasi dengan sepeda motor, pelaku berhenti mendadak, menggunakan linggis atau alat khusus untuk mencongkel besi penutup dalam hitungan detik, dan segera memuatnya ke motor sebelum kabur. Aksi ini sering dilakukan pada jam sibuk di area minim pengawasan (misalnya setelah toko tutup atau menjelang tengah malam).
  3. Jaringan Penadah: Keberanian pelaku menunjukkan adanya jaringan penadah besi bekas yang siap menampung hasil curian. Nilai jual besi bekas yang relatif tinggi, terutama besi cor, menjadikan infrastruktur publik ini sasaran empuk.

Mak’sum, salah satu warga di Jalan Warinoi yang telah menjadi korban berulang, menyebutkan bahwa aksi ini biasanya terjadi antara waktu Magrib hingga pukul 21.00 WIB, bukan di tengah malam seperti dugaan awal.

“Ini menunjukkan mereka berani dan memperhitungkan bahwa di jam itu pengawasan warga belum maksimal, tapi jalan sudah mulai sepi,” jelas Mak’sum.

Dampak Kriminalitas dan Risiko Keselamatan Publik

Dampak hilangnya besi penutup selokan telah melampaui kerugian finansial yang harus ditanggung Pemkot untuk penggantian. Ancaman terbesarnya adalah potensi cedera dan kecelakaan fatal:

  • Jebakan di Trotoar: Selokan terbuka di area pejalan kaki (trotoar) menjadi jebakan mematikan bagi lansia dan anak-anak yang memiliki refleks lambat.
  • Risiko Kecelakaan Lalu Lintas: Bagi pengendara sepeda motor, lubang terbuka di bahu jalan atau persimpangan dapat menyebabkan ban terperosok, yang seringkali berujung pada kecelakaan serius, patah tulang, atau cedera kepala.
  • Masalah Sanitasi: Selokan yang terbuka rentan dimasuki sampah dan puing, yang pada akhirnya dapat menyumbat saluran air, memicu genangan, dan memperburuk masalah sanitasi lingkungan.

Keresahan yang disampaikan warga seperti Mak’sum menuntut respons darurat dari pihak berwenang. Masyarakat menyoroti bahwa tindakan ini mencerminkan rendahnya kesadaran hukum dan etika publik pelaku, yang mementingkan keuntungan materi instan di atas keselamatan banyak orang.

Baca Juga: Momen Haru Penumpang Ini Sadar Drivernya Tuli Langsung Respon Pakai Bahasa Isyarat

Tantangan Pemkot dan Respons Instansi Terkait

Pemerintah Kota Malang, melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), menghadapi tantangan berat dalam penanggulangan.

  1. Biaya Penggantian yang Tinggi: Mengganti satu besi penutup selokan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika aksi pencurian terus terjadi, anggaran pemeliharaan infrastruktur akan tersedot habis untuk perbaikan berulang, mengganggu program pembangunan lain.
  2. Pengawasan Sulit: Luasnya wilayah kota dan keterbatasan personel patroli membuat pengawasan fisik di semua titik rawan menjadi tidak realistis.

Respons Pemkot: Pihak kelurahan dan DPUPRPKP telah berkoordinasi untuk memetakan hotspot pencurian. Komunikasi telah diperkuat ke pihak kepolisian untuk meningkatkan intensitas patroli di malam hari.

Namun, tindakan tegas terhadap penadah besi bekas—yang menjadi pendorong utama kejahatan ini—masih menjadi kunci yang harus dilakukan oleh aparat penegak hukum.

Usulan Solusi Jangka Panjang: Inovasi Material dan Smart Monitoring

Warganet dan pakar infrastruktur telah menyuarakan usulan solusi jangka panjang yang harus dipertimbangkan Pemkot untuk mengatasi masalah pencurian besi penutup selokan secara permanen:

1. Transisi ke Material Komposit Non-Logam

Solusi paling mendasar adalah mengganti material penutup selokan. Menggunakan beton bertulang precast atau material komposit fiberglass adalah alternatif yang menjanjikan.

Material komposit memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan beban, tetapi hampir tidak memiliki nilai jual di pasar besi bekas, sehingga menghilangkan insentif bagi pencuri.

Meskipun biaya awal material komposit mungkin sedikit lebih tinggi, biaya ini akan jauh lebih hemat dalam jangka panjang karena mengurangi biaya penggantian akibat pencurian berulang.

2. Teknik Pengamanan Fisik Tambahan

Untuk penutup yang masih menggunakan besi, teknik pengamanan tambahan harus diimplementasikan:

  • Pengelasan Permanen: Mengelas penutup ke rangka dasarnya. Meskipun menyulitkan petugas saat maintenance, metode ini secara efektif mencegah pencurian cepat.
  • Desain Khusus Anti-Cungkil: Merancang manhole cover dengan sistem penguncian khusus atau baut yang hanya dapat dibuka dengan kunci unik yang dimiliki oleh DPUPRPKP.

3. Peningkatan Smart Monitoring Berbasis Komunitas

Mendorong partisipasi warga melalui sistem pengawasan berbasis teknologi. Membangun jaringan CCTV lingkungan yang terintegrasi dengan pos keamanan RT/RW, dan memanfaatkan grup komunikasi daring (WhatsApp, Telegram) untuk melaporkan setiap aktivitas mencurigakan secara real-time.

Besi Penutup Selokan sebagai Cerminan Ketahanan Infrastruktur

Hilangnya besi penutup selokan di Kota Malang adalah indikator kerentanan infrastruktur terhadap kejahatan berbasis harga komoditas.

Untuk mengatasi krisis ini, Pemkot Malang harus mengambil langkah transformatif, tidak hanya bersifat reaktif (menambal lubang) tetapi juga proaktif (mengganti material).

Dengan mengadopsi solusi material non-logam, memperketat penindakan terhadap penadah, dan menggalang kesadaran kolektif dari masyarakat, Kota Malang dapat mengamankan infrastruktur publiknya.

Kesadaran masyarakat untuk menjaga fasilitas umum dan melaporkan tindakan kriminal adalah kunci untuk mengakhiri aksi “rayap besi” dan memastikan lingkungan yang aman bagi seluruh warga Malang.

Baca Juga: Pemkot Malang Raih Penghargaan TvOne Inovasi Membangun Negeri 2025