Breaking

Lapas Malang Kembangkan Pertanian Produktif Lewat Panen Perdana Kacang Tanah

Lapas Malang Kembangkan Pertanian Produktif Lewat Panen Perdana Kacang Tanah
Lapas Malang Kembangkan Pertanian Produktif Lewat Panen Perdana Kacang Tanah

infomalang – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang kembali mencatatkan capaian signifikan dalam program pembinaan berbasis produktivitas.

Melalui Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) L’SIMA di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Lapas sukses menggelar panen perdana komoditas kacang tanah pada Selasa (11/11/2025).

Momen ini bukan sekadar perayaan hasil pertanian, melainkan penegasan filosofi baru lembaga pemasyarakatan: mengubah penjara dari sekadar tempat hukuman menjadi pusat produktivitas, kemandirian ekonomi, dan edukasi karakter.

Acara panen ini menjadi panggung sinergi yang strategis, dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Timur, Kadiyono, bersama Kepala Lapas Malang, Teguh Pamuji.

Keberhasilan panen perdana ini dicanangkan sebagai langkah fundamental Lapas Malang dalam mendukung program ketahanan pangan regional, sekaligus menjadi model percontohan nasional untuk integrasi green economy (ekonomi hijau) di lingkungan pemasyarakatan.

Peran aktif warga binaan dalam mengelola lahan produktif ini membuktikan bahwa pembinaan karakter dan pembangunan ekonomi dapat berjalan beriringan.

Filosofi di Balik SAE L’SIMA, Transformasi dan Reintegrasi

SAE L’SIMA (Sarana Asimilasi dan Edukasi Lapas Klas I Malang) adalah konsep yang diusung oleh Lapas Malang untuk memaksimalkan potensi lahan non-produktif menjadi area pelatihan vokasional dan asimilasi bagi warga binaan menjelang masa bebas mereka.

Filosofi utama SAE L’SIMA adalah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi warga binaan untuk mengembangkan keterampilan nyata, tanggung jawab, dan etos kerja yang akan memuluskan jalan reintegrasi mereka ke masyarakat.

Kepala Lapas Malang, Teguh Pamuji, menjelaskan bahwa panen perdana kacang tanah dari lahan seluas 1.000 meter persegi ini memiliki nilai simbolis yang kuat. Ini adalah hasil pertama dari penanaman yang sebelumnya dilakukan bersama Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, menandai komitmen serius institusi terhadap sektor pertanian.

“Panen ini bukan sekadar angka hasil pertanian, tetapi bukti konkret bahwa program pembinaan kami efektif menghasilkan dampak nyata: produktif, bertanggung jawab, dan mandiri. Kami ingin SAE L’SIMA menjadi pusat ketahanan pangan dan inkubator kewirausahaan yang dapat diandalkan,” tegas Teguh Pamuji.

Diversifikasi Komoditas dan Proyeksi Green Economy

Langkah maju Lapas Malang dalam sektor pertanian tidak berhenti pada kacang tanah. Pada hari yang sama, Kakanwil Kadiyono beserta rombongan melakukan penanaman simbolis komoditas baru, menunjukkan upaya Lapas dalam diversifikasi pangan dan perluasan green economy:

  1. Kacang Kedelai: Ditanam di lahan 1 hektare, dengan potensi strategis sebagai komoditas penyangga protein nabati.
  2. Ubi Madu: Ditanam di lahan 1 hektare, komoditas unggul yang memiliki nilai jual tinggi dan ketahanan baik.
  3. Kacang Hijau: Ditanam di lahan 1.000 meter persegi, komoditas cepat panen yang mendukung rotasi tanaman.

Baca Juga: Sespimma Polri Angkatan 74 Gelar Bakti Sosial dan Santunan Anak Yatim di Polres Malang

Kakanwil Kadiyono memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Beliau menekankan bahwa lahan pertanian di Ngajum memiliki kondisi tanah dan iklim yang sangat potensial untuk pengembangan komoditas kacang-kacangan dan umbi-umbian.

Harapannya, hasil panen ini, terutama kacang tanah, dapat menghasilkan benih unggul yang tidak hanya mencukupi kebutuhan Lapas Malang tetapi juga mendukung ketahanan pangan seluruh Pemasyarakatan di Jawa Timur.

Model Sinergi Lintas Sektor sebagai Kunci Keberhasilan

Keberhasilan program pertanian di Lapas Malang tidak lepas dari kolaborasi dan sinergi lintas sektor yang solid. Acara panen ini turut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk investor swasta dari PT PRIME 4.0, diwakili oleh Vinna Ho, serta jajaran pemasyarakatan dari wilayah Malang Raya.

Kehadiran sektor swasta dalam kegiatan ini membuka peluang kemitraan yang berkelanjutan, mencakup penyediaan bibit unggul, pelatihan teknis pertanian modern, hingga jaminan off-taker (pembeli) untuk hasil panen Lapas di masa mendatang.

Model sinergi ini penting untuk memastikan bahwa keterampilan yang diperoleh warga binaan relevan dengan kebutuhan pasar kerja setelah mereka bebas.

Kakanwil Kadiyono secara khusus mengajak seluruh jajaran untuk menjadikan panen ini sebagai momentum akselerasi 13 program prioritas Kementerian Hukum dan HAM.

Ia menekankan bahwa sinergi antara petugas Lapas, warga binaan, dan mitra luar adalah kunci utama dalam mengoptimalkan lahan Lapas dan mewujudkan visi Smart Prison yang berbasis produktivitas.

Proyeksi Jangka Panjang, Dari Benih ke Kemandirian Pangan Regional

Hasil panen perdana kacang tanah yang mencapai sekitar 4 hingga 5 kuintal kacang basah direncanakan untuk tidak langsung dijual.

Kepala Lapas Teguh Pamuji memutuskan hasil ini akan dimanfaatkan kembali sebagai benih unggul untuk memperluas area tanam hingga 2 hektare pada musim tanam berikutnya.

Strategi ini menunjukkan perencanaan produksi yang matang, fokus pada peningkatan produktivitas jangka panjang, bukan sekadar keuntungan sesaat.

“Langkah ini bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian secara eksponensial sekaligus memperkuat program pemberdayaan. Kami ingin menanamkan pola pikir investasi dan keberlanjutan pada warga binaan,” tambah Teguh Pamuji.

Jangka panjang, Lapas Malang berkomitmen untuk menjadikan SAE L’SIMA sebagai pusat pertanian berkelanjutan yang terintegrasi.

Rencana pengembangan mencakup tidak hanya komoditas kacang-kacangan, tetapi juga pengembangan jagung, sayuran, hingga kemungkinan inisiasi peternakan terpadu.

Dengan komitmen, inovasi, dan kerja sama yang kuat, Lapas Malang terus membuktikan bahwa lembaga pemasyarakatan memiliki peran aktif dalam pembangunan ekonomi hijau dan ketahanan pangan nasional, sambil secara fundamental mengubah kehidupan warga binaan menjadi lebih mandiri dan produktif.

Keberhasilan ini menjadi inspirasi nyata bagi lembaga pemasyarakatan di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan potensi lahan yang ada.

Baca Juga: Peluang Baru di Dunia Digital untuk Kamu yang Ingin Mulai Bisnis Online