infomalang – Memasuki periode musim hujan dengan intensitas tinggi, Kota Malang kembali dihadapkan pada ancaman potensi banjir dan genangan.
Dalam upaya memperkuat mitigasi bencana hidrometeorologi, Pemerintah Kota Malang (Pemkot) menekankan pentingnya sinergi antara pembangunan infrastruktur fisik dan penguatan edukasi kebencanaan non-struktural.
Langkah utama yang kini didorong adalah optimalisasi simulasi bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan kolektif.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan bahwa penanggulangan risiko bencana tidak dapat hanya dibebankan kepada pemerintah.
Untuk itu, antisipasi banjir di musim hujan memerlukan keterlibatan aktif masyarakat dan relawan, yang efektivitasnya bisa ditingkatkan melalui simulasi kebencanaan yang konsisten.
Peran Masyarakat dan Pembiasaan Simulasi
Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa pembiasaan simulasi kebencanaan akan memberikan manfaat ganda. Pertama, simulasi membantu warga memahami langkah penyelamatan diri dan evakuasi saat kondisi darurat.
Kedua, simulasi mempermudah penyusunan koordinasi antara warga, relawan, dan pihak berwenang.
“Dengan mengetahui alur evakuasi dan standar prosedur keselamatan, risiko korban dapat ditekan. Ini adalah upaya non-struktural untuk meningkatkan ketangguhan warga dalam menghadapi situasi ekstrem dan bagian fundamental dari antisipasi banjir,” ujar Wahyu, menekankan bahwa edukasi adalah investasi terpenting dalam mitigasi.
Proyek Drainase Sesuai Masterplan dan Ujian Curah Hujan Ekstrem
Selain aspek non-struktural, Pemkot Malang tengah berpacu menyelesaikan pembangunan dan perbaikan drainase kota berdasarkan masterplan yang telah disusun.
Wali Kota Wahyu mengakui bahwa pengerjaan proyek di lapangan yang sempat berbarengan dengan awal musim hujan memang menimbulkan genangan di beberapa titik.
Namun, ia optimistis bahwa penyelesaian proyek ini akan memberikan dampak signifikan bagi pengurangan volume dan durasi genangan. Wahyu menyoroti bahwa genangan yang muncul sebagian besar dipicu oleh curah hujan dengan intensitas sangat tinggi, melebihi kapasitas desain maksimal drainase. Selain itu, faktor geografis sebagai penerima limpahan air dari Kota Batu juga menambah volume debit air.
Baca Juga: MI Al Ihsan dan SDN Mojorejo 01 Raih Gelar Juara pada Ajang MLSC Malang Seri 1
Wahyu menegaskan bahwa sistem drainase dirancang berdasarkan rata-rata curah hujan tahunan. Meski genangan mungkin tetap muncul saat hujan ekstrem, durasinya akan jauh lebih singkat dan cepat surut, yang disebutnya sebagai indikator bahwa perbaikan menuju sistem drainase ideal berjalan sesuai jalur yang tepat untuk antisipasi banjir yang lebih baik.
Target Nol Genangan Tahun 2028
Pemkot Malang telah menetapkan target ambisius untuk mencapai nol genangan pada tahun 2028. Target ini didukung oleh strategi bertahap melalui peningkatan infrastruktur drainase di sejumlah titik prioritas rawan banjir.
Kawasan-kawasan seperti Soekarno-Hatta, Buring, Bondowoso–Metro, hingga Lesanpuro telah menjadi fokus penanganan.
Hasil peningkatan kapasitas di area-area tersebut sudah mulai terlihat, dengan laporan berkurangnya titik-titik banjir yang sering terjadi sebelumnya.
Wali Kota menegaskan bahwa penyelesaian masalah antisipasi banjir tidak bisa diselesaikan secara instan, melainkan memerlukan proses bertahap, terukur, dan berkelanjutan sesuai dengan peta jalan masterplan drainase.
Komitmen ini menjadi bentuk keseriusan Pemkot Malang dalam menciptakan kota yang lebih aman dan tangguh terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
Sinergi Mitigasi Struktural dan Non-Struktural
Wahyu Hidayat menyimpulkan bahwa kunci keberhasilan antisipasi banjir di Kota Malang adalah sinergi antara pembangunan fisik (perbaikan drainase) dan mitigasi non-struktural (simulasi kebencanaan).
Edukasi melalui simulasi dipercaya mampu meningkatkan respons cepat warga dan kesadaran akan potensi risiko di wilayah masing-masing. Dengan kerja sama erat antara pemerintah, relawan, dan seluruh elemen masyarakat, upaya mitigasi dapat berjalan lebih efektif.
Optimalisasi simulasi dan perbaikan drainase adalah dua langkah besar yang diharapkan mampu memperkuat kesiapsiagaan Kota Malang di setiap musim hujan.
Baca Juga: Warga Khawatir Pohon Rentan Roboh karena Proyek Drainase Suhat















