infomalang – Banjir parah melanda Kota Malang kembali terjadi setelah curah hujan tinggi mengguyur wilayah ini, melumpuhkan aktivitas warga dan memicu kepanikan. Ketinggian air di beberapa kawasan dataran rendah dilaporkan hampir mencapai 150 sentimeter.
Insiden berulang ini menegaskan bahwa permasalahan banjir masih menjadi ancaman serius dan tantangan mitigasi yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah Kota Malang.
Kondisi ini tidak hanya mengakibatkan kerugian material, tetapi juga menimbulkan keresahan di kalangan warga yang merasa terbiasa namun tetap khawatir setiap memasuki musim penghujan.
Ancaman Berulang di Kawasan Langganan Banjir
Sejumlah wilayah di Kota Malang secara periodik menjadi langganan banjir setiap kali hujan deras mengguyur. Rumah-rumah yang berada di kawasan dataran rendah seringkali menerima luapan air dari hulu, membuat warga harus segera mengamankan barang-barang penting saat terjadi hujan intensitas tinggi.
Warga di Kelurahan Bareng, salah satu kawasan yang kerap terdampak karena letaknya dekat dengan sungai berkedalaman sekitar tiga meter, menceritakan pengalamannya.
Ketinggian air yang mencapai hampir $150 \text{ sentimeter}$ memaksa mereka berjuang keras menyelamatkan aset. Meskipun telah terbiasa, harapan agar pemerintah memberikan solusi nyata melalui perbaikan drainase dan penataan kawasan sungai menjadi seruan yang terus diulang.
EWS dan Sosialisasi yang Masih Jauh dari Optimal
Salah satu sorotan utama dalam insiden banjir parah melanda Kota Malang kali ini adalah fungsi Early Warning System (EWS) yang belum optimal.
Meskipun Pemkot Malang telah memasang beberapa unit EWS sebagai alat peringatan dini, laporan dari warga menunjukkan bahwa tidak semua unit berfungsi baik atau bahkan terdengar saat bencana terjadi.
Lebih lanjut, kurangnya sosialisasi mengenai EWS menjadi masalah krusial. Sejumlah warga mengaku belum menerima informasi memadai mengenai keberadaan, cara kerja, dan tanda peringatan yang diberikan oleh alat tersebut.
Minimnya informasi ini menghambat masyarakat untuk mengambil langkah cepat dan tepat saat menghadapi ancaman banjir, padahal EWS seharusnya menjadi instrumen vital dalam upaya mitigasi non-struktural.
Peta Risiko Bencana Hingga Level Rumah Tangga
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mencatat bahwa wilayah ini berada pada kategori risiko bencana sedang, tidak hanya dari banjir, tetapi juga angin kencang dan tanah longsor, terutama di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dan Sungai Amprong.
Sejak tahun 2022, ratusan bencana tercatat, dengan banjir sebagai insiden yang paling sering terjadi dan memengaruhi banyak keluarga.
Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan respons, BPBD Kota Malang telah memperluas pemetaan bencana hingga tingkat rumah tangga. Peta risiko ini mencatat kondisi tiap rumah, jumlah penghuni, dan potensi ancaman bencana di sekitarnya.
Langkah ini dinilai efektif untuk membantu perencanaan logistik dan mempermudah proses evakuasi saat dibutuhkan. Peta ini kini dapat diakses secara daring, mendorong transparansi informasi dan meningkatkan kesiapan warga dalam menghadapi ancaman di wilayahnya.
Perbaikan Drainase dan Penertiban Bangunan
Warga yang terdampak banjir parah melanda Kota Malang menaruh harapan besar pada pemerintah daerah untuk solusi yang bersifat struktural dan fundamental. Permintaan utama mereka meliputi:
-
Perbaikan dan Peningkatan Kapasitas Drainase: Upaya perbaikan drainase harus dipercepat dan diselesaikan sesuai masterplan kota untuk menampung curah hujan yang tinggi.
-
Penertiban Bangunan di Tepi Sungai: Penataan ulang kawasan dan penertiban bangunan yang berdiri terlalu dekat dengan tepi sungai dianggap mendesak untuk mengurangi risiko banjir dan longsor, serta menjaga stabilitas DAS.
-
Optimalisasi EWS: Perbaikan dan aktivasi penuh sistem EWS adalah kebutuhan mendesak agar alat peringatan dini ini berfungsi sebagaimana mestinya, memberikan jeda waktu yang cukup bagi warga untuk antisipasi bencana dan melakukan evakuasi.
Keseriusan dalam penanganan banjir yang berulang ini akan menjadi indikator kunci keberhasilan pemerintah dalam memberikan rasa aman dan jaminan keselamatan bagi masyarakat Kota Malang selama musim hujan.
Baca Juga: Warga Keluhkan Parkir di BRI UM Malang, Tak Parkir Tapi Tetap Diminta Bayar















