Infomalang – Kecelakaan truk kembali terjadi di wilayah Pacet, Kabupaten Mojokerto, dan peristiwa ini langsung menarik perhatian warga karena melibatkan sebuah truk tangki bermuatan air dalam jumlah besar. Selain menimbulkan kepanikan, kecelakaan semacam ini juga memunculkan kembali pentingnya perhatian terhadap kondisi kendaraan terutama saat melintas di jalur menurun dan menikung seperti di kawasan Pacet. Dalam konteks keselamatan berkendara, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pemeriksaan teknis kendaraan adalah hal yang tidak boleh diabaikan, terutama oleh pengemudi kendaraan berat.
Kronologi Kecelakaan Truk di Jalur Menurun Pacet
Kecelakaan truk di kawasan turunan Sungai Kromong, Desa Pacet, terjadi pada Senin pagi saat arus lalu lintas masih tergolong lengang. Berdasarkan keterangan aparat di lapangan, truk tangki yang mengangkut air dalam jumlah besar melaju dari arah perbukitan menuju area Pacet. Jalur ini diketahui memiliki kontur menurun dan tikungan yang cukup tajam sehingga membutuhkan kontrol penuh dari pengemudi. Namun, situasi berubah ketika kendaraan tersebut tiba-tiba kehilangan kendali pada bagian sistem pengereman. Kondisi itu menyebabkan laju truk semakin sulit dikendalikan dan membuat pengemudi tidak mampu mempertahankan posisi kendaraan di jalurnya.
Setelah kehilangan fungsi rem, truk bergerak ke sisi kiri jalan dan akhirnya menabrak pembatas sebelum terjun ke jurang sedalam beberapa meter. Banyak warga sekitar yang langsung berbondong-bondong mendekat untuk melihat kondisi pengemudi sekaligus menghubungi petugas kepolisian dan tim relawan. Kejadian ini sempat memicu keramaian karena posisi truk yang miring dan muatan air yang mulai keluar dari tangki. Meski begitu, pengemudi berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, yang membuat warga sedikit lega meskipun kerusakan kendaraan cukup parah.
Analisis Penyebab Kecelakaan Truk Berdasarkan Keterangan Petugas
Dalam analisis awal yang disampaikan pihak kepolisian, kecelakaan truk ini diduga kuat dipicu oleh kegagalan sistem pengereman. Menurut penjelasan unit penegakan hukum lalu lintas, rem kendaraan mengalami masalah pada saat truk sedang menuruni jalur dengan kecepatan stabil. Hal ini sangat berisiko karena kendaraan berat seperti truk tangki membawa bobot besar, apalagi dengan muatan air yang dinamis. Air dalam tangki bisa bergerak dan menciptakan dorongan tambahan yang membuat truk semakin sulit dikendalikan, terutama jika rem tidak berfungsi optimal.
Selain faktor mekanis, kondisi jalan di lokasi kejadian juga menjadi salah satu pemicu tambahan. Tikungan ke kiri pada jalur menurun tersebut memang dikenal rawan kecelakaan, terutama bagi kendaraan berat yang tidak melakukan pengereman bertahap sejak jauh sebelum turunan. Petugas juga menekankan pentingnya pemeriksaan rutin komponen vital seperti prosneling, sistem hidrolik rem, hingga kondisi ban sebelum berkendara di area pegunungan. Pengemudi kendaraan berat wajib memahami teknik pengereman yang benar karena satu kesalahan kecil dapat berdampak besar seperti yang terjadi dalam insiden ini.
Baca juga: Kasus Keracunan MBG di Bogor Meningkat dan Penutupan Belasan SPPG di Malang
Proses Evakuasi dalam Kecelakaan Truk yang Memakan Waktu Lama
Evakuasi truk tangki yang terjun ke jurang bukanlah hal sederhana. Dalam kecelakaan truk kali ini, proses pengangkatan kendaraan memakan waktu cukup lama karena posisi truk yang miring dan berat. Petugas bersama relawan harus mengeluarkan sebagian muatan air terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar berat kendaraan berkurang sehingga alat penarik dapat bekerja dengan lebih efektif dan aman. Jika tidak dikurangi, risiko tergelincir atau gagal tarik sangat tinggi, terlebih kontur tanah di sekitar jurang cukup licin akibat kelembapan.
Selain menguras muatan, tim juga melakukan pengamanan area agar tidak terjadi longsoran tambahan atau cedera pada warga yang menonton. Sejumlah petugas lalu lintas diturunkan untuk mengatur arus kendaraan karena lokasi tersebut merupakan jalur wisata yang cukup sering dilewati. Setelah beberapa waktu, proses penarikan akhirnya berhasil dilakukan dengan bantuan alat berat. Meski kondisi truk mengalami kerusakan signifikan, proses evakuasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan korban tambahan.
Tanggapan Warga dan Upaya Pencegahan Kecelakaan Truk di Pacet
Menurut keterangan beberapa warga yang tinggal di sekitar lokasi, kecelakaan truk di jalur tersebut bukan kali pertama terjadi. Banyak warga menyebut bahwa rem blong menjadi penyebab dominan dalam berbagai kecelakaan yang melibatkan kendaraan berat di kawasan ini. Dengan kontur jalan yang menurun panjang serta tikungan tajam, kesalahan kecil dalam pengereman bisa berakibat fatal. Warga berharap ada upaya tambahan seperti pemasangan rambu peringatan lebih banyak, jalur pelarian (escape lane), atau peningkatan pengawasan terhadap kendaraan berat yang melintas.
Dari sisi pemerintah dan aparat terkait, kecelakaan ini menjadi evaluasi penting untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas di jalur Pacet. Pengemudi diharapkan lebih disiplin dalam pengecekan teknis kendaraan sebelum beroperasi, terutama untuk truk tangki yang membawa muatan besar. Selain itu, edukasi keselamatan berkendara di jalur menurun perlu terus digencarkan agar pengemudi lebih siap menghadapi kondisi jalan ekstrem. Dengan kombinasi pengawasan, edukasi, dan perbaikan fasilitas jalan, diharapkan kecelakaan serupa dapat dicegah di masa mendatang.
Baca juga: Banjir Parah Melanda Kota Malang dengan Ketinggian Air Hampir Mencapai 150 CM











