Kota Malang, yang sering dijuluki Parijs van Oost-Java (Paris dari Jawa Timur), menyimpan kisah panjang kolonialisme Belanda yang terukir jelas pada arsitektur kotanya.
Berbeda dengan kota lain, Malang pada masa Hindia Belanda dikembangkan sebagai kota peristirahatan dan pendidikan, sehingga banyak bangunan didirikan dengan gaya arsitektur Indische yang memadukan unsur Eropa dan tropis.
Bangunan-bangunan Heritage Malang ini tidak hanya berfungsi sebagai saksi bisu sejarah, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang unik.
Bagi pecinta sejarah dan fotografi, melacak Jejak Indische adalah petualangan wajib. Memahami konteks historis setiap pilar, jendela, dan atapnya akan membuat kunjungan Anda lebih bermakna.
7 Bangunan Heritage Malang ini adalah simbol keindahan, keunikan, dan kekuatan masa lalu yang patut dilestarikan.
Artikel ini akan memandu Anda mengenal tujuh destinasi Peninggalan Belanda yang paling Ikonik dan Wajib Dikunjungi, yang akan membawa Anda merasakan suasana tempo doeloe di Kota Dingin ini.
1. Gereja Kayutangan
Terletak di kawasan Kayutangan, gereja ini adalah salah satu Bangunan Heritage tertua dan paling ikonik di Malang.
Keunikan Arsitektur Neo-Gotik
Gereja yang didirikan pada tahun 1905 ini menampilkan gaya Neo-Gotik yang khas dengan menara tinggi, jendela kaca patri yang indah, dan detail ornamen batu bata yang rumit.
Gereja ini bukan hanya pusat peribadatan, tetapi juga penanda penting perkembangan awal kota Malang di masa kolonial. Keindahan arsitekturnya menjadikannya spot fotografi yang sangat populer.
-
Fokus Ikonik: Arsitektur Katedral Neo-Gotik.
2. Balai Kota Malang
Berdiri megah di Jalan Tugu, Balai Kota Malang adalah pusat pemerintahan sekaligus mahakarya arsitektur kolonial.
Gaya Nieuwe Bouwen dan Struktur Simetris
Dibangun pada masa transisi antara tahun 1920-an dan 1930-an, Balai Kota ini mencerminkan gaya arsitektur Nieuwe Bouwen yang bersih dan fungsional, dengan sentuhan art deco.
Fasadnya yang simetris, didominasi warna putih, dan dikelilingi taman yang asri, menjadikannya salah satu Balai Kota terindah di Indonesia. Lokasinya yang berhadapan dengan Tugu menjadi latar belakang ikonik kota.
-
Fokus Ikonik: Simetri fungsional dan lokasi sentral.
3. Kawasan Kayutangan Heritage
Meskipun bukan satu bangunan tunggal, Kawasan Kayutangan adalah museum hidup Heritage Malang yang Wajib Dikunjungi.
Jejak Parijs van Oost-Java
Area ini dulunya merupakan pusat permukiman elite Belanda dan kini menjadi cagar budaya. Anda akan menemukan deretan rumah-rumah lama dengan gaya Indische yang masih terawat, serta trotoar dan penerangan jalan klasik.
Pengunjung dapat berjalan kaki, menikmati kafe-kafe retro, dan merasakan suasana kota tua yang damai.
-
Fokus Ikonik: Konservasi rumah tinggal gaya Indische.
4. Hotel Tugu Malang
Bukan hanya hotel, Hotel Tugu adalah galeri hidup yang mengedepankan narasi sejarah dan budaya Jawa.
Arsitektur Kolonial dan Koleksi Seni
Bangunan hotel ini sendiri mengadopsi gaya arsitektur kolonial yang mewah. Namun, yang membuat Hotel Tugu spesial adalah koleksi antik dan artefak bersejarah di dalamnya, yang menceritakan kembali kisah masa Kerajaan Majapahit, era kolonial, hingga kemerdekaan.
Ini adalah contoh sempurna bagaimana Heritage Malang diintegrasikan dengan hospitality modern.
-
Fokus Ikonik: Integrasi arsitektur kolonial dengan warisan budaya Jawa.
5. Kompleks Rumah Dinas di Ijen Boulevard
Jalan Ijen, dengan median jalan yang lebar dan pepohonan rindang, adalah kawasan perumahan elit Peninggalan Belanda yang paling mewah.
Simbol Kemewahan Gaya Landhuis
Rumah-rumah di sepanjang Ijen Boulevard dibangun dengan gaya Landhuis (rumah pedesaan Belanda) yang besar, berteras luas, dan dikelilingi taman.
Kawasan ini awalnya ditujukan untuk pejabat tinggi Belanda. Meskipun kini menjadi rumah dinas atau pribadi, arsitektur aslinya masih dipertahankan, menjadikannya landmark kemewahan di Kota Dingin.
-
Fokus Ikonik: Lingkungan perumahan terencana elite kolonial.
6. Stasiun Kota Baru Malang
Sebagai hub transportasi utama, Stasiun Kota Baru bukan hanya tempat naik turun penumpang, tetapi juga salah satu Bangunan Heritage tertua dan berfungsi optimal.
Desain Art Deco yang Fungsional
Stasiun yang dibuka pada tahun 1941 ini menampilkan gaya Art Deco yang populer pada masa itu, ditandai dengan garis-garis tegas, bentuk geometris, dan penekanan pada fungsionalitas.
Desainnya yang kokoh dan ikonik menjadikannya pintu gerbang bersejarah bagi wisatawan yang datang ke Malang.
-
Fokus Ikonik: Arsitektur transportasi Art Deco yang masih aktif.
7. Toko Oen
Didirikan pada tahun 1930, Toko Oen adalah kafe dan restoran yang tetap mempertahankan suasana dan dekorasi aslinya sejak era kolonial.
Suasana Tempo Doeloe yang Abadi
Toko Oen bukan sekadar bangunan, melainkan pengalaman. Anda bisa mencicipi es krim dan masakan Indische (seperti bistik dan poffertjes) di tengah interior yang mempertahankan furnitur lama, lantai tegel, dan foto-foto masa lampau.
Toko Oen adalah time capsule yang memungkinkan pengunjung merasakan langsung budaya Heritage Malang melalui kuliner.
-
Fokus Ikonik: Pelestarian interior dan kuliner Indische.
Warisan yang Harus Dilestarikan
Jejak Indische yang ditinggalkan melalui 7 Bangunan Heritage Malang ini adalah aset tak ternilai.
Mulai dari keagungan Gereja Kayutangan hingga kehangatan Toko Oen, setiap bangunan menceritakan kisah tentang identitas Kota Dingin yang unik, yang terbentuk dari perpaduan budaya timur dan barat.
Melestarikan dan mengunjungi warisan Peninggalan Belanda ini adalah cara terbaik kita menghargai sejarah, menjadikannya destinasi Wajib Dikunjungi yang edukatif dan penuh pesona.












