Dalam sepekan terakhir, tiga kasus bunuh diri terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dua dari korban adalah remaja, sementara satu lainnya adalah pria lanjut usia. Kedua remaja tersebut diduga sengaja menabrakkan diri ke kereta api yang sedang melintas, sementara korban lansia meninggal karena gantung diri.
Korban pertama, seorang pria berusia 67 tahun, ditemukan tewas di jalur kereta di Desa Jatirejoyoso, Kepanjen, pada 9 Oktober 2024. Menurut Kepala Polsek Kepanjen, Komisaris Mohammad Luthfi, pria tersebut diduga sengaja menabrakkan tubuhnya pada Kereta Dhoho-Penataran jurusan Blitar-Surabaya. Istrinya mengaku tidak melihat tanda-tanda aneh sebelum kejadian, dan tubuh korban terpental ke sisi rel.
Korban kedua adalah seorang remaja berusia 20 tahun yang tewas tertabrak Kereta Majapahit di wilayah Pakisaji. Menurut saksi bernama Yosep, korban sengaja menghadang kereta yang melaju pada pukul 19.20 WIB. Identitas remaja ini baru diketahui setelah jasadnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan, dan keluarganya menolak autopsi.
Baca Juga : Budget Sebulan untuk Hidup di Kota Malang bagi Mahasiswa
Kasus Gantung Diri di Bululawang
Kasus ketiga menimpa seorang siswi kelas VII Madrasah Tsanawiyah di Kecamatan Bululawang. Remaja putri tersebut ditemukan tewas gantung diri di jendela kamar tidurnya pada pagi hari, 11 Oktober 2024. Kejadian ini menambah jumlah kasus bunuh diri di Kabupaten Malang menjadi sembilan kasus sejak awal tahun.
Polisi menyatakan bahwa angka bunuh diri di Kabupaten Malang pada tahun 2024 masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2023, tercatat ada 32 kasus bunuh diri, sementara pada 2022 terdapat 21 kasus. Upaya penanganan dan pencegahan terus dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengurangi angka kejadian serupa.
Baca Juga : Cara Manajemen Keuangan bagi Mahasiswa Luar Kota yang sedang Berkuliah di Kota Malang















