Pertashop di Kota Malang dan sekitarnya terus mengalami pertumbuhan pesat selama tiga tahun terakhir. Jumlahnya meningkat dari 21 titik pada tahun 2021 menjadi 63 titik hingga saat ini. Sebagian besar Pertashop ini beroperasi di daerah terpencil untuk mempermudah akses bahan bakar bagi masyarakat sekitar.
Menurut Taufiq Kurniawan, Community Relations Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, perkembangan Pertashop ini diharapkan menjadi pusat perekonomian baru di daerah-daerah terpencil. Beberapa di antaranya berlokasi di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, dan bahkan hingga kawasan jauh seperti Desa Sumber Brantas di Kota Batu. Pertumbuhan ini juga disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah.
Baca Juga : Wahyu Hidayat Janji Tidak Akan Lupakan Masyarakat Saat Kampanye di Dinoyo
Dampak Penurunan Harga Pertamax
Saat ini, harga Pertamax non-subsidi di Pertashop berada pada angka Rp 12.000 per liter, turun dari harga sebelumnya Rp 13.650 per liter. Penurunan harga ini berdampak signifikan pada peningkatan penjualan di berbagai Pertashop. Sylvia Nurfitriyana, pemilik Pertashop di Jalan KH Malik Dalam, mengungkapkan bahwa penjualan harian Pertamax meningkat hingga mencapai 800-900 liter per hari.
Dengan kebutuhan bensin mencapai 24.000 liter dalam sebulan, omzet yang diperoleh Sylvia bisa mencapai Rp 12 juta per kiloliter. Meski demikian, pengembangan Pertashop masih bergantung pada analisis traffic kebutuhan BBM di setiap wilayah dan karakteristik kawasan.
Baca Juga : Kasus Penemuan Bayi di Tirtoyudo Terungkap, Ternyata Anak dari Sang Pemilik Rumah















