Karnaval sound horeg telah menjadi bagian dari budaya hiburan di Malang, menarik minat banyak warga untuk berpartisipasi. Meskipun populer di Malang, fenomena ini sering kali memicu kontroversi di luar wilayah tersebut, terutama di kalangan warganet.
1. Alasan Warga Malang Menyukai Sound Horeg
Warga Malang menyukai karnaval sound horeg karena memberikan hiburan yang meriah dan energi positif. Acara ini sering diadakan sebagai bagian dari festival atau perayaan lokal. Di mana musik dengan volume tinggi dan lampu-lampu yang berwarna-warni menciptakan suasana pesta.
Bagi warga Malang, sound horeg adalah bagian dari tradisi yang menguatkan ikatan komunitas dan memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk berekspresi. Selain itu, karnaval ini juga menjadi ajang promosi produk lokal dan usaha kecil, yang mendukung ekonomi lokal.
Baca juga:
Pantai Sendang Biru, Surga Tersembunyi di Malang Selatan
2. Kontroversi Sound Horeg di Luar Malang
Meskipun sound horeg digemari di Malang, fenomena ini kerap menuai kritik dan kontroversi di luar wilayah tersebut. Banyak warganet di luar Malang menganggap sound horeg mengganggu ketenangan lingkungan, terutama ketika suara musik diputar dengan volume yang sangat tinggi.
Beberapa pihak juga mengkritik sound horeg karena dianggap kurang memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan publik, terutama jika digelar di area yang padat penduduk. Perbedaan persepsi ini sering kali menciptakan perdebatan di media sosial, dengan sebagian pihak mendukung dan sebagian lagi menentang fenomena sound horeg.
3. Budaya Lokal vs. Pandangan Eksternal
Kontroversi sound horeg di luar Malang menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara warga lokal dan masyarakat di luar daerah. Bagi warga Malang, sound horeg adalah bagian dari identitas dan hiburan budaya yang memperkuat kebersamaan dan solidaritas. Namun, bagi orang di luar daerah yang tidak terbiasa dengan tradisi ini, sound horeg sering dianggap berisik dan mengganggu. Hal ini memperlihatkan bagaimana budaya lokal yang dihargai di satu wilayah dapat dipandang berbeda oleh masyarakat luar, yang tidak memiliki keterkaitan emosional atau sosial dengan fenomena tersebut.
Karnaval sound horeg seperti di Kabupaten Malang menjadi favorit warga lokal karena aspek hiburan dan tradisi yang kental, namun memicu kontroversi di luar Malang karena perbedaan pandangan tentang kenyamanan dan ketenangan. Perbedaan pandangan ini menunjukkan pentingnya memahami budaya lokal dan bagaimana penerimaan terhadap tradisi dapat berbeda di setiap tempat.
Baca juga:















