Breaking

Tingkat Hunian Hotel di Malang Naik, Wisata Kembali Menggeliat

Tingkat hunian hotel di Kota Malang menunjukkan peningkatan yang signifikan pada September 2024, menandakan pariwisata yang semakin pulih di wilayah ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, tingkat hunian untuk hotel berbintang mencapai 66,33%, sementara hotel nonbintang mencatat angka 28,78%. Secara keseluruhan, rata-rata tingkat hunian hotel di Malang mengalami kenaikan 2,44 poin secara bulanan (m-t-m) dan 9,15 poin secara tahunan (y-o-y). Peningkatan ini menjadi indikasi bahwa sektor pariwisata di Malang Raya kembali menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Perbandingan Hunian Hotel Berbintang dan Nonbintang

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, menjelaskan bahwa hotel berbintang mengalami kenaikan tingkat hunian sebesar 2,98 poin secara bulanan, sementara hotel nonbintang naik sebesar 0,69 poin. Meskipun ada peningkatan tahunan sebesar 8,10 poin untuk hotel berbintang, hotel nonbintang justru mengalami penurunan sebesar 3,45 poin secara y-o-y. Rata-rata lama menginap tamu mancanegara di hotel berbintang adalah 2,11 hari, dan 1,17 hari di hotel nonbintang. Bagi wisatawan Nusantara, rata-rata lama menginap di hotel berbintang mencapai 1,57 hari, sedangkan di hotel nonbintang tercatat 1,08 hari.

Dengan rata-rata lama menginap gabungan sebesar 1,52 hari, angka ini berada di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur yang tercatat 1,40 hari, dan hampir setara dengan rerata nasional sebesar 1,54 hari. Komposisi tamu yang menginap di hotel berbintang didominasi wisatawan Nusantara hingga 93,76%, sementara di hotel nonbintang mencapai 98,44%. Kenaikan ini menunjukkan bahwa Kota Malang masih menjadi destinasi utama bagi wisatawan Nusantara.

Baca Juga : Fasilitas yang Bisa Dinikmati Saat Menginap di Villa Kota Batu

Faktor Pendukung Peningkatan Hunian Hotel

Joko Budi Santoso, Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, mengungkapkan bahwa meningkatnya tingkat hunian hotel ini merupakan tanda bahwa pariwisata di Malang Raya telah sepenuhnya pulih. Menurut Joko, keberadaan destinasi wisata baru yang semakin beragam di Malang Raya menjadi faktor utama pendorong peningkatan ini. Selain itu, kuliner khas Kota Malang yang semakin kreatif serta tarif hotel yang kompetitif membuat wisatawan lebih memilih menginap di Malang daripada di Kota Batu. Kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara juga mengindikasikan bahwa daya tarik wisata heritage dan destinasi kreatif semakin diminati di Kota Malang.

Secara keseluruhan, kenaikan tingkat hunian hotel ini menunjukkan dampak positif dari perkembangan pariwisata di Kota Malang. Hal ini sekaligus menjadi sinyal bagi sektor wisata dan perhotelan bahwa Malang Raya mampu menarik wisatawan, baik domestik maupun internasional. Dengan terus berkembangnya destinasi wisata dan kuliner, Malang diharapkan semakin menjadi primadona bagi wisatawan.

Baca Juga : Kebun Apel di Kota Batu: Pesona Wisata Alam yang Menyegarkan