Bupati Malang Sanusi menegaskan bahwa penanganan bencana di wilayah Kabupaten Malang telah dianggarkan dalam APBD 2024. Hal ini memungkinkan Pemkab untuk segera melakukan langkah perbaikan, terutama pada kerusakan berat yang akan ditangani lebih lanjut di 2025. “Untuk penanganan bencana alam sudah tercover dalam APBD. Kami pastikan langkah-langkah pemulihan bisa segera dilakukan,” ujar Sanusi saat meninjau lokasi bencana, Jumat (29/11/2024).
Dampak Bencana dan Langkah Penanganan
Sanusi bersama rombongan meninjau sembilan titik terdampak banjir di Kecamatan Kalipare, Pagak, Donomulyo, dan Bantur. Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengakibatkan drainase tidak mampu menampung debit air, sehingga meluap ke pemukiman warga. “Kami melihat langsung tingkat kerusakan di lapangan. Pembenahan yang memungkinkan akan dibantu, seperti perbaikan jembatan rusak,” jelasnya.
Bencana tersebut menyebabkan tanah longsor di Gunung Geger, Kecamatan Pagak, yang menghambat arus lalu lintas. Selain itu, Kecamatan Kalipare mencatat tiga rumah tergenang air dengan sembilan jiwa terdampak, termasuk seorang balita. Sementara di Bantur, sekitar 30 rumah dan kantor kecamatan terendam air setinggi 50 cm.
Kerusakan Infrastruktur di Donomulyo
Di Desa Tulungrejo, Kecamatan Donomulyo, fondasi jembatan penghubung desa tergerus, dan tanah amblas sejauh 100-200 meter mengakibatkan kerusakan rumah warga. Bahkan, enam rumah dan dua unit motor terbawa amblasnya tanah. Sanusi mengimbau Muspika dan masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam evaluasi dan membantu penanganan. “Fasilitas umum yang rusak akan kami prioritaskan untuk diperbaiki. Semoga musibah ini menjadi yang terakhir,” tuturnya.
Pemkab Fokus Antisipasi
Pemkab Malang berkomitmen meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di masa mendatang. Sanusi berharap langkah-langkah ini dapat meminimalkan dampak bencana serupa di masa depan. “Musibah seperti ini memang sulit diprediksi, tetapi kami terus antisipasi dengan berbagai langkah preventif,” pungkasnya.















