Breaking

Adhi Karya Cari Untung di Luar Infrastruktur! Proyek Raksasa Ini Jadi Andalan!

BUMN konstruksi kini menghadapi tantangan besar akibat perubahan kebijakan pemerintah. PT Adhi Karya (Persero) Tbk menjadi salah satu perusahaan yang harus beradaptasi agar tetap bertahan dan berkembang di tengah dinamika tersebut. Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson, mengakui bahwa ketergantungan perusahaan pada proyek infrastruktur saja tidak lagi cukup diandalkan seperti sebelumnya. Hal ini ia sampaikan dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Rabu (5/3).

“Situasi terkini menuntut antisipasi terhadap perubahan kebijakan. Namun, kami optimistis tetap bisa berkontribusi positif,” ujar Entus. Ia menambahkan bahwa meskipun perubahan program pemerintah memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan, Adhi Karya telah menyiapkan strategi untuk memanfaatkan peluang baru di sektor lain, terutama hilirisasi dan pangan.

Menurut Entus, dua sektor ini menjadi potensi baru yang sebelumnya kurang mendapat perhatian dalam anggaran, tetapi kini justru bisa menjadi tumpuan baru pendapatan perusahaan. “Penurunan di satu sisi diharapkan bisa diimbangi dengan peningkatan di sektor hilirisasi dan pengembangan pangan,” jelasnya.

Baca juga : Lebaran 2025: Jangan Sampai Salah! Cara Aman Tukar Uang Baru!

Adhi Karya Cari Untung di Luar Infrastruktur! Proyek Raksasa Ini Jadi Andalan!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Berdasarkan data, hingga 2024 Adhi Karya berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp 20,1 triliun, dengan carry over atau proyek berjalan senilai Rp 35,2 triliun. Meski sektor konstruksi masih mendominasi dengan porsi 91% dari total kontrak, Adhi Karya juga mulai merambah sektor lain seperti properti dan manufaktur (4%) serta investasi (1%).

Beberapa proyek besar yang saat ini digarap oleh Adhi Karya antara lain Tambak Udang Sumbawa KKP RI senilai Rp 3,2 triliun, pembangunan Istana Wakil Presiden sebesar Rp 1,3 triliun, EPCC Jetty and Propylene Storage Tank senilai Rp 700 miliar, Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Fase 2 sebesar Rp 500 miliar, serta proyek Tol IKN Paket IB Segmen Bandara Sepinggan-Tol Balsam senilai Rp 500 miliar.

“Dari sisi jenis pekerjaan, sekitar 44% proyek kami berupa pembangunan gedung, 22% untuk sumber daya air, 22% jalan dan jembatan, serta sisanya sekitar 12% proyek lainnya,” tutup Entus.

Dengan strategi diversifikasi yang mulai dijalankan, Adhi Karya optimistis dapat menjaga kinerja positif dan tetap memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional, meski tantangan terus datang.

Baca juga : WIKA Lakukan Perampingan Besar-besaran! Ini Penyebabnya