Breaking

AIESEC UMM Gelar AFL 6.0, Wadah Pemuda Malang Kembangkan Soft dan Hard Skill

MALANG – AIESEC in Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menyelenggarakan program unggulannya bertajuk AIESEC Future Leader (AFL) 6.0. Kegiatan ini menjadi wadah penting bagi para pemuda di Kota Malang untuk mengembangkan kemampuan soft skill dan hard skill yang sangat dibutuhkan di dunia profesional.

Dengan mengusung tema “Navigating Success: From Fearless Speaking to Business Mastery”, AFL 6.0 dirancang untuk mempersiapkan generasi muda agar mampu menghadapi tantangan dunia kerja yang kompetitif. Salah satu kegiatan inti dalam program ini adalah sesi Capacity Building yang dilaksanakan secara hybrid, memadukan format online dan offline untuk menjangkau lebih banyak peserta dari berbagai latar belakang kampus di Malang.

Agenda Capacity Building terdiri dari empat sesi utama yang terbagi ke dalam dua fokus pembelajaran: pengembangan soft skill dan hard skill. Sesi pertama yang bertajuk “Overcoming Fear: Public Speaking as the First Key” diselenggarakan secara daring pada 4 Mei 2025. Sesi ini dibawakan oleh Afrizal Naufal Ghani yang membimbing peserta untuk mengatasi ketakutan berbicara di depan umum dan memahami teknik presentasi yang baik.

Sesi kedua dilaksanakan pada 10 Mei 2025 dengan judul “Being a Captain: Leads an Ocean Voyage”.

Materi ini disampaikan oleh Ilhaamal Yazid dan menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat, visi strategis, serta kemampuan mengarahkan tim menuju tujuan bersama. Kedua sesi ini menekankan pentingnya soft skill sebagai pondasi utama kepemimpinan dan komunikasi.

Masuk ke tahap pengembangan hard skill, sesi ketiga “Unlocking Business Potential by Steps” digelar secara online pada 17 Mei 2025 dan dibawakan oleh Yuswara Pramuditha. Peserta diajak untuk memahami langkah-langkah membangun bisnis, mengidentifikasi peluang, dan merancang strategi pengembangan usaha.

Sesi keempat sekaligus penutup, dilaksanakan secara luring pada 31 Mei 2025 bertempat di Lab Manajemen GKB Lantai 5 UMM. Materi “Effective Project Management: Key Strategies for Success” disampaikan oleh Irsyad Santosa. Dalam sesi ini, peserta mendapatkan pengetahuan seputar strategi manajemen proyek yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi proyek.

Kegiatan Capacity Building ini dirancang interaktif dan kolaboratif, dengan adanya diskusi kelompok serta studi kasus untuk memperdalam pemahaman peserta.

Total peserta yang mengikuti kegiatan ini juga menunjukkan antusiasme yang tinggi, dengan kehadiran stabil mulai dari 31 orang di sesi awal hingga 25 orang di sesi terakhir.

Sebagai puncak program, peserta diberikan tugas Final Project yang harus diselesaikan dalam waktu satu minggu. Proyek ini merupakan bentuk implementasi nyata dari materi yang telah dipelajari selama empat sesi. Mereka diminta untuk mempresentasikan hasil karya mereka di depan juri sebagai bukti pemahaman dan penguasaan materi.

Adelia Ramadhani, salah satu panitia AFL 6.0, mengungkapkan bahwa partisipasi aktif peserta sangat menggembirakan. Ia menyebut sesi soft skill menjadi favorit karena materi yang menarik dan disampaikan dengan cara yang menyenangkan. “Kami sangat senang melihat semangat peserta dalam mengikuti kegiatan ini, terutama saat sesi public speaking dan leadership,” ujar Adelia.

AIESEC in UMM juga memberikan penghargaan kepada peserta terbaik (Most Valuable Player) dalam kegiatan ini, yaitu Alya Diva Putri dan Umar Syahid Kabakoran. Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kontribusi dan partisipasi aktif selama program berlangsung.

Peserta AFL 6.0 berasal dari berbagai universitas di Kota Malang, mencerminkan keberagaman dan inklusivitas program.

AIESEC in UMM berharap program ini dapat menjadi langkah awal bagi para pemuda dalam membentuk karakter kepemimpinan yang kuat serta kesiapan memasuki dunia kerja.

Dengan selesainya program AFL 6.0 ini, AIESEC in UMM menegaskan komitmennya untuk terus menjadi ruang pengembangan diri bagi anak muda melalui kegiatan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan zaman. AFL 6.0 bukan hanya sekadar pelatihan, melainkan juga perjalanan transformasi menuju generasi muda yang kompeten, percaya diri, dan siap berkontribusi bagi masyarakat.