InfoMalang – Kontingen cabang olahraga (cabor) anggar Kota Malang hingga kini masih belum memperoleh kepastian terkait pertandingan ulang dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov IX). Ketidakpastian ini berdampak langsung pada status medali yang diraih, yang hingga saat ini masih belum diakui secara resmi oleh panitia.
Sebelumnya, atlet-atlet anggar Kota Malang berhasil menunjukkan performa luar biasa dengan menyabet tiga medali emas, tiga perak, dan dua perunggu. Namun sayangnya, hasil gemilang tersebut belum dapat dinyatakan sah lantaran pertandingan sempat dihentikan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur sebelum babak final selesai sepenuhnya.
Kondisi ini menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian, tidak hanya bagi para atlet, tetapi juga bagi KONI dan pengurus cabang olahraga anggar Kota Malang. Dalam pernyataan resmi, Ketua KONI Kota Malang, Djoni Sudjatmoko, menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan lanjutan dari KONI Jatim. Ia mengatakan, meskipun keputusan penghentian pertandingan telah diambil, pihaknya tetap menghormati langkah tersebut.
“Kami menghormati keputusan KONI Jatim, tapi kami juga sangat berharap kejelasan segera muncul. Ini menyangkut perjuangan anak-anak kami yang telah bertanding dan berjuang keras,” ujar Djoni.
Ia juga menambahkan bahwa KONI Kota Malang dan pengurus cabor anggar telah melakukan berbagai upaya agar pertandingan dapat tetap berlanjut. Sayangnya, kondisi di lapangan membuat pertandingan terpaksa berhenti. Namun, meski situasi itu terjadi, beberapa daerah peserta tetap melanjutkan pertandingan hingga final dan mengklaim perolehan medali.
KONI Jawa Timur sendiri menyatakan bahwa keputusan penghentian pertandingan sudah dikomunikasikan ke berbagai pihak terkait. Di antaranya Gubernur Jawa Timur dan Ketua Umum KONI Pusat. Namun, keabsahan pertandingan yang tetap berlangsung tanpa sepengetahuan KONI Jatim kini menjadi sorotan utama.
Ketua Umum Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Kota Malang, Pieter Esau Pattiradjawane, turut menyuarakan kekecewaannya terhadap situasi ini. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya mencari titik terang dengan menggelar audiensi bersama DPRD Jawa Timur.
“Kami menunggu jadwal untuk melakukan audiensi. Harapan kami, setelah itu akan ada kejelasan terkait status pertandingan dan medali yang diperebutkan,” kata Pieter.
Baca Juga: Diduga Ngebut, Dua Pemuda Wajak Terlibat Kecelakaan
Menurutnya, perjuangan atlet tidak bisa dianggap remeh. Mereka telah mempersiapkan diri secara maksimal dan mengikuti pertandingan dengan semangat tinggi. Jika laga harus diulang, ia yakin bahwa para atlet bisa kembali menunjukkan kemampuan terbaik mereka seperti sebelumnya.
Pieter juga menekankan pentingnya keadilan dalam dunia olahraga. Ketika sebuah pertandingan telah berlangsung dan atlet telah menorehkan hasil, maka hasil itu selayaknya dihargai, kecuali jika memang ada keputusan yang sangat kuat untuk pembatalan atau pengulangan.
Di sisi lain, orang tua atlet dan masyarakat pecinta anggar di Kota Malang berharap agar kisruh ini segera berakhir. Mereka khawatir jika ketidakpastian ini berlangsung lama, maka semangat para atlet muda akan menurun.
Kini, harapan besar disematkan pada Gubernur Jawa Timur agar segera memberikan keputusan final. Apakah pertandingan akan diulang secara keseluruhan, atau hasil yang telah dicapai akan tetap diakui. Kejelasan ini sangat penting sebagai bentuk penghormatan atas kerja keras atlet, pelatih, dan seluruh pihak yang terlibat.
Sampai keputusan resmi keluar, Anggar Kota Malang memilih bersikap tenang dan tetap berlatih. Dengan semangat dan tekad yang tetap terjaga, mereka siap jika memang harus mengulang perjuangan di laga ulang Porprov IX.
Baca Juga: Operasi Tertib Lalu Lintas, Wali Kota Malang Ajak Masyarakat Taat Aturan















