Breaking

Angin Kencang Terjang Karangploso, Enam Rumah dan Fasilitas Umum di Malang Rusak

Angin kencang terjang Karangploso, Kabupaten Malang, menyebabkan sejumlah rumah warga, fasilitas umum, dan tempat ibadah mengalami kerusakan. BPBD Kabupaten Malang mencatat total kerugian mencapai lebih dari Rp119 juta. Meski tidak ada korban jiwa, warga diimbau tetap waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem di masa pancaroba.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, total kerugian material yang ditaksir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencapai lebih dari Rp119 juta.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan berlangsung cukup cepat. Dalam hitungan menit, angin berembus kencang disertai hujan deras menerjang dua desa yakni Desa Kepuharjo dan Desa Tawangargo. Sejumlah warga sempat panik dan berusaha menyelamatkan barang-barang penting ketika angin mulai merusak atap rumah dan menumbangkan pohon-pohon besar di sekitar permukiman.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengatakan bahwa timnya langsung menerima laporan dari relawan dan perangkat desa tak lama setelah kejadian. Ia menjelaskan bahwa dua desa tersebut menjadi titik terparah dampak angin kencang di wilayah Karangploso.

“Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan kerusakan di beberapa titik, terutama di Desa Kepuharjo dan Desa Tawangargo. Tidak ada korban jiwa, namun sejumlah rumah, tempat ibadah, serta fasilitas umum mengalami kerusakan di bagian atap,” terang Sadono, Rabu (8/10/2025).

Di Desa Kepuharjo, angin kencang dilaporkan merusak arena olahraga Arjuna Mini Soccer milik Dicky Irawan (39). Sejumlah peralatan di lapangan tersebut mengalami kerusakan berat dengan estimasi kerugian mencapai Rp50 juta. Selain itu, atap warung milik Adi (48) juga roboh akibat terpaan angin, dengan kerugian diperkirakan sebesar Rp10 juta.

Sementara di Desa Tawangargo, dampak kerusakan lebih meluas. Enam rumah warga dilaporkan rusak pada bagian atap dan genting, salah satunya milik Nurhadi (62) yang atap rumahnya tertimpa pohon tumbang.

Selain itu, rumah milik Misnan (45), Atim (70), Suroso (70), dan Bambang Sumantri juga mengalami kerusakan serupa di bagian atap. Kerugian di desa ini diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

“Selain rumah warga, fasilitas umum seperti Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Dusun Ngudi dan Masjid At-Taqwa juga terdampak cukup parah. Kubah masjid bahkan dilaporkan roboh akibat terjangan angin,” tambah Sadono.

BPBD Kabupaten Malang langsung berkoordinasi dengan pemerintah desa, Polsek Karangploso, dan para relawan untuk melakukan penanganan cepat di lapangan. Tim gabungan bergerak mengevakuasi puing-puing bangunan, memotong pohon tumbang, serta menyalurkan bantuan awal berupa terpal untuk menutup rumah warga yang atapnya rusak.

Baca Juga: Pria Tuna Wicara ini Menikah Gunakan Bahasa Isyarat saat Ijab Kabul

“Kondisi di lapangan saat ini sudah terkendali, namun kami masih melakukan pendataan lebih lanjut untuk memastikan jumlah kerusakan dan kebutuhan bantuan warga terdampak,” kata Sadono.

Dari hasil pendataan sementara hingga Rabu (8/10/2025), total kerugian akibat bencana angin kencang di dua desa tersebut mencapai sekitar Rp119,5 juta. Jumlah itu meliputi kerusakan rumah warga, tempat usaha, fasilitas ibadah, serta sarana publik lainnya. Meski kerusakan cukup besar, tidak ditemukan korban luka maupun korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Selain upaya penanganan darurat, BPBD juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Pasalnya, wilayah Kabupaten Malang saat ini memasuki masa peralihan musim (pancaroba) yang rawan terjadi hujan deras disertai angin kencang.

“Kami mengimbau masyarakat agar memotong dahan pohon yang rapuh di sekitar rumah, memperkuat atap, serta segera melapor apabila terjadi tanda-tanda potensi bencana. Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan,” tegas Sadono.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya terus memantau kondisi lapangan melalui koordinasi dengan perangkat desa dan relawan. Upaya perbaikan sementara akan difokuskan pada rumah-rumah warga yang rusak berat agar tidak menimbulkan dampak lanjutan seperti kebocoran atau kerusakan struktur bangunan.

“Penanganan kami lakukan secara bertahap. Untuk sementara, bantuan berupa terpal sudah didistribusikan kepada warga terdampak yang atap rumahnya rusak parah. Kami juga menunggu dukungan dari dinas terkait untuk tahap rehabilitasi,” pungkasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi warga Kabupaten Malang untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena cuaca ekstrem. Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah wilayah di Malang Raya juga dilaporkan mengalami hujan lebat dan angin kencang serupa.

Pemerintah daerah pun mengimbau masyarakat agar tidak panik, namun tetap siaga menghadapi potensi bencana selama masa pancaroba berlangsung.

Baca Juga: Orang Kristen ini Ikut Tahlilan Bersama Warga, Koko Pulang dengan Bahagia Bawa Kantong Berisi Berkat