Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, layanan Angkutan Pelajar Gratis (Apel Gratis) di Kota Batu mengalami lonjakan penumpang yang signifikan. Program transportasi gratis yang digagas oleh Pemerintah Kota Batu ini semakin diminati pelajar, terutama siswa baru dari jenjang SD hingga SMA. Namun, peningkatan jumlah penumpang tidak sebanding dengan kapasitas armada yang tersedia, sehingga memunculkan sejumlah persoalan operasional di lapangan.
Koordinator Apel Gratis Jalur Batu–Songgoriti, David Ramadhan, menyampaikan bahwa para sopir harus memutar strategi untuk mengimbangi membludaknya penumpang. Salah satu langkah yang diterapkan adalah sistem pengantaran bergilir serta permintaan bantuan armada dari jalur lain guna menghindari penumpukan di titik tertentu.
“Jumlah siswa baru bertambah, tapi armada tidak bertambah. Kita terpaksa harus antar jemput lebih dari biasanya,” ujar David pada Rabu, 30 Juli 2025.
Sejak awal tahun ajaran, informasi mengenai Apel Gratis memang telah disampaikan kepada para siswa baru melalui sekolah. Namun, realisasi di lapangan menunjukkan bahwa antusiasme siswa melebihi perkiraan. Akibatnya, sopir sering harus melakukan perjalanan hingga empat kali dalam sehari, sementara idealnya hanya tiga kali. Hal ini membuat operasional menjadi tidak efisien dan berisiko mengganggu jadwal keberangkatan maupun kepulangan.
David juga menyebutkan bahwa banyak siswa baru belum terbiasa dengan sistem Apel Gratis. Beberapa dari mereka bahkan cenderung pilih-pilih kendaraan, tidak mau berbagi tempat duduk, dan belum memahami alur antrean. Hal ini memperumit tugas para sopir dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan di dalam kendaraan.
Tak hanya itu, keterlambatan jam pulang sekolah turut menjadi tantangan. “Kalau anak-anak molor pulangnya, kita kesulitan. Mereka bisa saja ditinggal, tapi sopir pasti disalahkan,” imbuh David.
Baca Juga: 126 Mahasiswa Baru Malang Dapat Beasiswa dari Baznas, Ini Harapannya
Sebagai langkah sementara, para koordinator jalur melakukan pendataan ulang terhadap siswa pengguna layanan. Data tersebut meliputi jadwal kepulangan dan estimasi jumlah penumpang dari tiap sekolah. Harapannya, strategi ini bisa membantu pengaturan armada secara lebih tepat sasaran.
Menanggapi kondisi tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu akhirnya menambah tiga armada Apel Gratis. Penambahan tersebut diberikan pada tiga jalur, yaitu Batu–Songgoriti, Giripurno–Karangploso, dan Batu–Landungsari. Menurut Kepala Bidang Angkutan Dishub Kota Batu, Hari Juni Susanto, penambahan ini dilakukan atas dasar permintaan resmi dari sekolah-sekolah terkait.
“Jalur Giripurno–Karangploso misalnya, itu atas permintaan dari SMP PGRI Kota Batu. Sementara Batu–Landungsari berdasarkan pengajuan dari SMPN 07 Batu,” terang Hari.
Dengan tambahan tersebut, total armada Apel Gratis saat ini mencapai 68 unit, naik dari sebelumnya yang hanya 65 unit. Kendaraan ini dioperasikan untuk mengangkut siswa dari berbagai titik keberangkatan di Kota Batu.
Adapun rute Apel Gratis yang telah ditetapkan antara lain:
-
Jalur Batu–Songgoriti: Pemandian Tirta Nirwana, Songgokerto, dan Indomaret Jalan Hasanuddin
-
Batu–Selecta–Sumber Brantas: Jalan Raya Junggo dan Rest Area Sidomulyo
-
Batu–Bumiaji: Kantor KUA Bumiaji
-
Batu–Junrejo–Landungsari: Tugu Gentong Junrejo, Simpang 4 Tlekung, Tugu Pancasila
-
Batu–Giripurno–Karangploso: Dusun Sekar Putih Desa Pendem dan Masjid Giripurno
-
Batu–Landungsari: Pos Apel Dadaprejo, Simpang Arhanud, Ruko Nina Artha, Alfamart Rejoso
-
Batu–Gunungsari: Petik Mawar Gunungsari, Al-Izzah, dan Rest Area Sumberejo
-
Batu–Torongrejo–Landungsari: Karangmloko Dadaprejo dan Kantor Agama Junrejo
Meskipun penambahan armada sudah dilakukan, para pengelola Apel Gratis menilai masih perlu ada evaluasi menyeluruh dan penyesuaian anggaran untuk tahun berikutnya. David menegaskan bahwa tanpa dukungan tambahan kendaraan dan integrasi waktu antar instansi, maka potensi kemacetan operasional dan ketidaknyamanan penumpang tetap akan terjadi.
“Tanpa tambahan armada, layanan ini sulit berkembang. Padahal antusiasme siswa terhadap transportasi gratis ini sangat tinggi,” tegasnya.
Ke depan, Dishub Kota Batu merencanakan perluasan rute dan revisi kebijakan angkutan pelajar berbasis data riil kebutuhan siswa. Kolaborasi antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat diharapkan mampu memperkuat layanan transportasi edukatif dan ramah lingkungan ini.
Baca Juga: Pria di Bangladesh Menangis Dihukum Workout karena Ketahuan Mencuri di Gym













