Breaking

Api Membara Dua Hari di Lahan Bambu Tegalgondo, Warga Karangploso Cemas

InfoMalangWarga Dusun Babatan, Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, dikejutkan dengan peristiwa kebakaran yang berlangsung selama dua hari berturut-turut di lahan bambu kosong berisi rumpun bambu. Kejadian ini membuat masyarakat sekitar merasa was-was, mengingat lokasi kebakaran berada tidak jauh dari pemukiman penduduk. Kekhawatiran akan api merembet ke rumah-rumah mendorong warga untuk segera meminta bantuan tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Malang.

Komandan Peleton Damkar Satpol PP Kabupaten Malang, Syaiful Anwar, menjelaskan bahwa objek yang terbakar adalah tumpukan sampah yang menumpuk di area barongan atau lahan bambu. Api mulai terlihat sejak Minggu sore (3/8), namun kondisinya terus menyala hingga Selasa malam (5/8). Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa sumber api berasal dari pembakaran rongsokan hasil renovasi rumah milik warga setempat. Barang-barang yang dibakar meliputi sisa pakaian dan kasur yang sudah tidak layak pakai.

Baca Juga:Korsleting Listrik Picu Kebakaran Gudang Handphone di Singosari, Kerugian Capai Puluhan Juta

“Karena dibuang di tumpukan sampah yang banyak mengandung plastik, api mudah menyebar dan sulit padam. Material plastik mempertahankan nyala api lebih lama, apalagi dengan kondisi lahan bambu yang kering,” jelas Syaiful. Situasi ini diperparah oleh tiupan angin yang membuat bara api cepat merambat ke bagian lain lahan bambu.

Ahmad, salah seorang warga yang melintas di sekitar lokasi, mengaku kaget melihat api yang terus berkobar tanpa tanda-tanda akan padam. Ia khawatir api akan meluas ke rumah warga yang jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi. “Posisinya memang dekat sekali dengan permukiman. Begitu saya lihat, langsung saya hubungi damkar,” ungkapnya.

Mendapat laporan tersebut, tim Damkar Kabupaten Malang segera mengerahkan dua unit armada ke lokasi. Setibanya di tempat kejadian, petugas langsung melakukan pemadaman dengan menyemprotkan air ke titik-titik api yang masih menyala. Proses pemadaman berlangsung cukup menantang mengingat api sudah menjalar di sela-sela rumpun bambu yang lebat, membuat akses petugas menjadi terbatas.

Menurut Syaiful, kebakaran di lahan seperti ini memang lebih sulit dipadamkan karena banyaknya material kering yang mudah terbakar. Bambu sendiri memiliki sifat yang mudah terbakar dan dapat menghasilkan percikan api saat pecah karena panas. Selain itu, adanya plastik dan limbah rumah tangga di area tersebut semakin memperburuk kondisi.

Sekitar pukul 21.45 WIB, api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya. Tim Damkar juga melakukan pembasahan untuk memastikan tidak ada bara yang tersisa, guna mencegah kebakaran kembali terjadi. Meski tidak ada korban jiwa maupun kerugian material yang signifikan, kejadian ini tetap menimbulkan kepanikan warga selama dua hari terakhir.

Insiden ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola sampah, terutama limbah yang mudah terbakar seperti plastik, kain, dan kasur. Syaiful menegaskan bahwa membakar sampah di area terbuka tanpa pengawasan dapat memicu kebakaran yang sulit dikendalikan, terlebih saat musim kemarau. “Kebakaran seperti ini sebenarnya bisa dicegah jika warga menghindari pembakaran terbuka. Apalagi di lokasi yang dekat dengan pemukiman,” ujarnya.

Selain faktor kelalaian, kondisi cuaca panas dan kering yang sedang melanda wilayah Malang juga menjadi pemicu cepatnya penyebaran api. Angin kencang pada sore hingga malam hari mempercepat merambatnya kobaran api dari satu titik ke titik lainnya. Situasi ini menambah risiko kebakaran di wilayah-wilayah dengan vegetasi padat seperti lahan bambu, semak belukar, atau kebun kering.

Ahmad dan beberapa warga setempat mengaku lega setelah api berhasil dipadamkan, meskipun rasa khawatir masih membayangi. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. “Semoga warga bisa lebih hati-hati dan tidak membakar sampah sembarangan. Kami tidak mau lagi mengalami kepanikan seperti kemarin,” tutur Ahmad.

Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pemadam Kebakaran berencana meningkatkan patroli dan sosialisasi pencegahan kebakaran di desa-desa rawan. Edukasi akan difokuskan pada bahaya pembakaran sampah di lahan kosong, pengelolaan limbah yang aman, dan penanganan awal jika kebakaran terjadi. Langkah ini diharapkan mampu menekan jumlah insiden kebakaran yang sering dipicu oleh aktivitas manusia.

Dalam kejadian ini, sinergi antara warga dan petugas Damkar terbukti menjadi kunci penanganan cepat. Laporan warga yang sigap memungkinkan armada pemadam tiba lebih cepat, sehingga api tidak sempat meluas ke area permukiman. Kesadaran kolektif masyarakat untuk saling menjaga lingkungan sekitar menjadi salah satu faktor penting dalam mengurangi risiko bencana kebakaran.

Musim kemarau yang masih berlangsung di wilayah Malang memerlukan kewaspadaan ekstra dari seluruh lapisan masyarakat. Pemeriksaan rutin terhadap lahan kosong, pemangkasan vegetasi kering, serta pengelolaan sampah secara bijak adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan secara konsisten. Hanya dengan kombinasi tindakan pencegahan dan kesadaran bersama, peristiwa seperti kebakaran lahan bambu di Tegalgondo dapat dihindari di masa depan.

Baca Juga:Operasi Tegas: 12 Truk Gagal Uji Emisi, Denda Capai Rp 8 Juta!