Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis (30/10/2025) sore menelan korban jiwa. Seorang wanita Lansia bernama Gutik (64), warga Jalan Industri Timur, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, ditemukan meninggal dunia setelah terperosok dan hanyut di selokan di pinggir Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Kecamatan Blimbing.
Korban diketahui bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) dan saat itu tengah dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Camat Blimbing, I Ketut Widi Eika Wirawan, membenarkan identitas korban setelah dilakukan proses identifikasi oleh petugas di lapangan.
“Korban adalah ibu Gutik, berusia 64 tahun, warga Purwantoro. Berdasarkan informasi yang kami terima, beliau bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan sedang dalam perjalanan pulang,” ujar Widi.
Menurutnya, peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB ketika hujan deras mengguyur kawasan Blimbing. Air di selokan meluap hingga menutup batas antara jalan dan saluran air, membuat korban tidak menyadari bahwa ia sedang berjalan di tepi selokan yang dalam.
“Saat itu korban menyeberang dari arah timur ke barat, dan karena kondisi hujan deras serta permukaan air yang menutupi selokan, beliau terpeleset dan jatuh ke dalam gorong-gorong. Arus air saat itu sangat deras, sehingga korban langsung terseret,” jelasnya.
Warga sekitar yang melihat kejadian itu sempat berusaha menolong, namun derasnya arus air membuat upaya tersebut tidak berhasil. Tak lama setelah kejadian, warga menghubungi pihak kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang untuk melakukan pencarian.
Tim gabungan dari BPBD, relawan SAR, dan aparat kepolisian kemudian dikerahkan untuk menyusuri aliran air. Setelah dilakukan pencarian selama kurang lebih dua setengah jam, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
“Korban ditemukan sekitar pukul 19.54 WIB dalam posisi tersangkut di dalam selokan, berjarak sekitar 40 meter dari titik awal korban terpeleset,” kata Widi.
Usai ditemukan, jenazah langsung dievakuasi dan dibawa ke Kamar Jenazah RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk proses pemeriksaan dan identifikasi lanjutan. Setelah dinyatakan positif sebagai Gutik, jenazah kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Baca Juga: Ayah Jerome Polin, Marojahan Sintong Sijabat, Meninggal Dunia di Usia 58 Tahun
“Cucu korban datang langsung ke lokasi begitu jenazah ditemukan. Mereka membenarkan bahwa korban memang neneknya,” tambah Widi.
Sementara itu, dari keterangan sejumlah saksi mata di lokasi, peristiwa nahas itu berlangsung sangat cepat. Misnayu, pedagang ikan bakar yang lapaknya berada tak jauh dari tempat kejadian, mengaku melihat langsung momen saat korban terpeleset.
“Saya lagi duduk di depan warung, hujan deras sekali. Ibu itu baru selesai belanja di warung sebelah, bawa payung, lalu mau nyeberang jalan. Tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke selokan. Saya kaget banget,” cerita Misnayu.
Ia menambahkan, payung yang dibawa korban sempat tersangkut di tepi selokan sebelum akhirnya ikut terseret arus air. “Airnya deras sekali, sampai batas selokan hampir tidak kelihatan. Payungnya sempat nyangkut, tapi terus hanyut juga,” imbuhnya.
Keterangan serupa juga disampaikan oleh Danang, seorang juru parkir di sekitar lokasi. Ia mendengar teriakan warga yang panik melihat korban terbawa arus.
“Ada yang teriak-teriak, saya langsung lari ke arah selokan. Cuma yang kelihatan cuma payungnya aja sebelum ikut hanyut,” ujarnya.
Kapolsek Blimbing, AKP M. Roichan, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan, begitu menerima laporan, petugas segera turun ke lokasi untuk melakukan pencarian bersama tim BPBD dan relawan.
“Benar, korban perempuan berusia lanjut. Saat itu belum diketahui identitasnya, tapi setelah proses identifikasi, diketahui bernama Gutik,” ucapnya.
Roichan menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kecamatan dan pemerintah kota untuk mengevaluasi sistem drainase di kawasan tersebut.
“Kami juga sudah mengimbau agar area selokan di titik itu diberi pembatas atau penanda, karena kondisi saat hujan sangat berisiko,” jelasnya.
Camat Blimbing, I Ketut Widi Eika Wirawan, turut menegaskan bahwa pihaknya akan mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar saluran air di jalan provinsi tersebut diberi pengaman tambahan.
“Kami berharap ada upaya konkret untuk mencegah kejadian serupa. Karena ini bukan jalan lingkungan, tapi jalan provinsi, jadi kami akan mengajukan permohonan ke Pemprov Jatim,” tandasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi warga agar lebih waspada saat melintas di jalanan yang tergenang air, terutama di musim penghujan. Selain memperhatikan keselamatan diri, masyarakat juga diimbau untuk segera melaporkan potensi bahaya seperti selokan terbuka atau drainase tersumbat agar dapat segera ditangani oleh pihak berwenang.















