Breaking

Awas! Asing Kabur Bawa Triliunan Rupiah dari Pasar Saham Indonesia!

BEI Berupaya Menahan Arus Keluar Dana Asing

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah gencar melakukan koordinasi dengan investor asing menyusul kaburnya dana asing senilai Rp 21,9 triliun dari pasar modal Indonesia. Kejadian ini mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam dalam dua bulan terakhir. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa BEI telah menerapkan dua kebijakan baru untuk mengantisipasi situasi ini. Kebijakan tersebut berupa penundaan short selling dan pertimbangan aksi buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang masih menunggu arahan dan aturan resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kedua kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan transaksi domestik dan menambah demand pasar.

“Upaya komunikasi terus dilakukan, baik dengan investor global dan asing, maupun dengan investor domestik, termasuk institusi dan retail investor. Kita terus berupaya mengembangkan investor retail agar basis investor domestik semakin solid,” jelas Jeffrey di Gedung BEI, Senin (3/3/2025).

Awas! Asing Kabur Bawa Triliunan Rupiah dari Pasar Saham Indonesia!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Data menunjukkan eksodus investor asing telah terjadi selama lima bulan terakhir, dimulai sejak Oktober 2024. Puncaknya terjadi pada November, dengan net foreign sell mencapai Rp 16,81 triliun. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, sebelumnya menjelaskan bahwa hal ini tak lepas dari faktor global.

Baca juga :Profil Hashim Djojohadikusumo, Pengusaha dan Filantropis Indonesia

infomalang.com/ mencatat, pada 3 Februari 2025, investor asing mulai melakukan net sell berbarengan dengan ditekennya perintah eksekutif oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump terkait penetapan tarif impor baru untuk Kanada, Meksiko, dan Tiongkok. Kejadian ini membuat IHSG ambruk hingga 2,54%. Situasi semakin memburuk pada 6 Februari, ketika Tiongkok membalas kebijakan AS dan bank sentral AS, Federal Reserve, memberi sinyal kebijakan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lama. Pada hari itu, net sell asing menembus lebih dari Rp 2 triliun.

Serangkaian faktor global lainnya turut memperparah kondisi, termasuk pengumuman rebalancing MSCI Indonesia Investable Market Index pada 7 Februari, yang menyebabkan sejumlah emiten unggulan tidak termasuk dalam indeks. Hal ini menekan IHSG hingga 3,29% dan berlanjut hingga 2,38% pada 10 Februari. Kenaikan tarif atas produk aluminium dan baja oleh Trump pada 11 Februari semakin memperburuk situasi. Meskipun sempat terjadi pembelian bersih sekitar Rp 1 triliun pada 14 Februari, penjualan kembali berlanjut dalam jumlah ratusan miliar rupiah setelahnya.

Baca juga :Digiwaise Website Sharing Ilmu Tentang Digital Marketing

Puncaknya terjadi pada 24 Februari, dengan penjualan bersih mendekati Rp 4 triliun. Keesokan harinya, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW). IHSG pun turun hingga 2,52% pada titik terendahnya di hari yang sama, bertepatan dengan pemberlakuan efektif kebijakan tarif Trump. Ancaman tarif 25% dari Trump kepada Uni Eropa pada 27 Februari semakin memperparah keadaan, dengan net sell asing lebih dari Rp 1 triliun. Pada 28 Februari, asing kembali melego saham senilai Rp 2,91 triliun, bersamaan dengan pengumuman pemerintah AS terkait periode efektif tarif dagang baru untuk Meksiko dan Kanada, serta kenaikan tarif untuk barang impor Tiongkok.