Breaking

Awas! Rupiah Jebol!

Pagi ini, Selasa (08/04/2025), pasar keuangan Indonesia diguncang oleh pelemahan tajam nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Berdasarkan data, pada pukul 09:41 WIB, Rupiah tercatat anjlok hingga 1,6% ke level Rp 16.820 per dolar AS. Ini merupakan salah satu pelemahan harian terbesar yang dialami mata uang Garuda dalam beberapa bulan terakhir. Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tak luput dari tekanan, mencatat penurunan drastis sebesar 7,97% ke level 5.991 pada pembukaan perdagangan.

Penurunan signifikan IHSG bahkan memicu mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt) di Bursa Efek Indonesia, sebagai langkah preventif untuk meredam kepanikan pasar. Situasi ini menambah kekhawatiran para pelaku pasar, baik investor domestik maupun asing, terkait stabilitas ekonomi nasional dalam jangka pendek.

Baca juga: IHSG Ambles 7,9%, Asing Kabur Bawa Rp 3,87 Triliun!

Sejumlah analis menyebutkan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kombinasi tekanan eksternal dan kekhawatiran domestik. Faktor eksternal mencakup gejolak geopolitik di kawasan Timur Tengah, kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS, serta ekspektasi kebijakan suku bunga tinggi dari Federal Reserve yang masih bertahan lebih lama. Sentimen global ini membuat investor mengalihkan dananya ke aset-aset yang dianggap lebih aman (safe haven), seperti dolar AS.

Selain itu, ketidakpastian politik dalam negeri menjelang reshuffle kabinet serta dinamika transisi pemerintahan turut memperbesar kekhawatiran investor. Pergerakan pasar yang bergejolak ini berpotensi menekan laju pemulihan ekonomi Indonesia yang mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan sejak akhir tahun lalu.

Dalam situasi seperti ini, pelaku pasar diimbau untuk tetap tenang dan mencermati langkah-langkah yang diambil oleh otoritas terkait, seperti Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Bank Indonesia diperkirakan akan segera mengambil langkah stabilisasi, baik melalui intervensi di pasar valas maupun kebijakan moneter lainnya untuk meredam tekanan terhadap Rupiah.

Sementara itu, masyarakat dan investor disarankan untuk mengikuti perkembangan terkini melalui sumber berita terpercaya, seperti breaking news, yang terus memberikan informasi terbaru mengenai kondisi pasar dan respons pemerintah.

Baca juga: Awas! Perang Dagang Bikin Dana Jumbo Kabur!